Bab 18 : Tangis Faisal

813 56 1
                                    

Faisal tak henti-hentinya menangis, pelukannya semakin mengeratkan Juli, membuatnya bingung. Juli, yang sedang merokok, menyimpan rokoknya dan berusaha melepaskan pelukan itu.

"Kenapa, Sal? Nangis kenapa?" tanya Juli, khawatir karena Faisal tidak pergi ke sekolah hari ini.

Namun, Faisal hanya semakin menangis di pelukan Juli. Juli membalas dengan pelukan hangat, berusaha menenangkan.

Ia perlahan menjauhkan Faisal dari pelukannya, menatap wajahnya yang basah oleh air mata dan mata yang sembab.

"Hey, kenapa?" Juli bertanya lembut. Bukannya menjawab, Faisal merenggek, menggantungkan tangan di leher Juli.

"K-kkaaa..." Faisal memanggilnya dengan isakan.

"Here," Juli berkata sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi Faisal.

"Aku khawatir sama kakak..." Faisal mengungkapkan kecemasan. Juli menatap teman-temannya yang hanya mengangkat bahu, tanda tak tahu.

"Gua kenapa emangnya?" Juli bertanya penuh kasih.

"Kakak lukaaaaa..." Faisal kembali memeluk Juli, tangisnya semakin keras.

Juli membalas pelukan itu, mengusap punggung Faisal. "Gua ga papaa. Ini luka biasa kok," ujarnya mencoba menenangkan.

"Biasa gimana? Orang pas dikasih obat lo mohon-mohon sama gua biar ga sakit," Gahar menimpali, membuat Juli tersenyum.

"Maksud gua kan biasa, bukan ga sakit," balas Juli.

"Tetep aja. Kakak luka karena nganterin aku pulang kemarin, kan?" Faisal melepaskan pelukan, menatap wajah Juli yang penuh lebam.

"Kata siapa? Ini luka karena habis ngehajar anak anjing," Juli menjelaskan lembut.

"Aku," Faisal menjawab, mulutnya meringis gemas.

Juli menggeleng, mengusap air mata Faisal. "Enggak kok, Sal. Ini bukan salah lo. Mereka udah ngincer gua aja," ia menjelaskan sambil menarik Faisal duduk di sampingnya.

"Kakak diincar gara-gara aku, kan?" tanya Faisal.

"Enggak, sayang. Dia udah ngincer gua dari dulu," Juli menjawab sabar. "Sebelum ada lo yang deket sama gua."

Faisal menghela napas, sedikit lega melihat Juli baik-baik saja. Juli kemudian bertanya, "Lo kesini naik apa?"

"Jalan kaki," jawab Faisal polos, sambil memainkan kakinya.

"Lain kali kalau mau kesini, bilang aja," ucap Juli.

"Aku ga punya nomor telepon kamu," Faisal menjawab.

"Nanti gua kasih," Juli berkata sambil mematikan rokok. Melihatnya, Hasby, Starla, dan Gahar juga ikut mematikan rokok.

"Tadi di sekolah gimana? Masih ada yang ganggu?" tanya Juli membuka obrolan.

Faisal menggeleng. Hari itu terasa lama, namun pikirannya terfokus pada Juli. "Udah enggak ada. Cuman, tadi Kak Dewa nanyain Kakak," ujarnya.

"Nanyain gimana?"

"Ya, gitu..." Faisal berusaha menyampaikan. "Kak Juli dimana katanya?"

"Dia panggil gua kak?" sebelah alis Juli terangkat, membuat Faisal menggeleng. "Itu aku yang manggil kak. Aslinya, Juli kemana?" jelas Faisal lucu.

Juli tertawa, merasa gemas pada Faisal di sampingnya. Rasanya, ia ingin memeluknya erat.

"Kak..." Faisal memanggil lembut, menghentikan tawanya.

"Kenapa?"

"Jangan terluka lagi..." kata Faisal, langsung memeluk Juli kembali.

Juli mengangguk, melepaskan pelukan. "Jangan tinggalin aku juga..."

Let's falling in love with me (gxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang