Dewa menarik lengan Faisal ketika bel istirahat sudah berbunyi. Ia kemudian melemparkan Faisal hingga ujung tembok dengan punggung nya yang menabrak tembok dengan begitu keras, hingga seluruh tubuh Faisal bergetar dan dirinya pun meringis kesakitan. Ingin sekali Faisal mengeluarkan air matanya. Namun, ia pun harus melindungi dirinya dari Dewa yang kini tengah mengamuk entah mengapa.
"SAL, PERJANJIAN TETAPLAH PERJANJIAN. LO UDAH JANJI SAMA GUA ANJING, KALAU LO BAKALAN PACARAN SAMA ALDIAN BIAR HIDUP LO GA GUA NGANGGU TERUS. TAPI, NYATANYA? LO BARU SEHARINYA UDAH MENCOBA BUAT MEMBERONTAK???" Dewa menarik kerah Faisal dan membanting Faisal ke atas lantai.
"Lo kira dengan lo kenalan sama Juli si ketua geng motor itu. Lo bakalan bisa bebas dari gua?" kedua bola mata Dewa membulat kasar menatap tajam ke arah Faisal yang tak berdaya di bawahnya. Dewa menarik kembali kerah seragam Faisal dan mendekatkan Faisal ke wajahnya
"Ga bakalan pernah, Sal. Lo jangan pernah mimpi bakalan bebas dari gua selagi lo belum mati!" mata Faisal yang setengah terbuka itu melirik Dewa yang seperti nya akan melayangkan sebuah pukulan kepadanya yang tak bisa membalas ataupun menahan. Faisal seperti orang bodoh yang membiarkan orang lain menyakiti dirinya.
Faisal sudah pasrah kepada keadaan, dia lebih memilih untuk mendapatkan ribuan pukulan dari pada ia harus kehilangan harga dirinya di depan banyak orang yang mengira jika dirinya tidak normal. Tapi, apa yang bisa Faisal perbuat? semuanya sudah terlambat.
"ISALLL" tangan Dewa mengudara, ketika ia akan memukul Faisal, Dewa mendengar ada seseorang yang memanggil laki-laki itu, Dewa menoleh dan menghela nafas ketika ia melihat siapa yang datang.
Juli dan anak anak Harlies lainnya.
"Anjing?" decak nya sembari membanting tubuh Faisal yang sudah lemas tak berdaya. "Urusan lo sama gua belum selesai ya!" katanya sebelum ia pergi berlari ketika ia melihat Juli dan anak anak Harlies akan menghampiri Faisal.
"WOI, DEWA BANGSAT GA USAH PENGECUT DEH LO!" pekik Juli dengan nafasnya yang terpenggal penggal karena berlari menghampiri Faisal dan juga Dewa yang sudah kabur entah kemana.
"Sal? faisal" Juli duduk tepat di depan Faisal yang tergeletak di atas lantai. Ia mencoba membangunkan Faisal yang hampir teler dengan banyak luka.
"Anjing! itu anak pengecut amat. Masa berani berani nya sama boti! kalau ngerasa gede nyali lawan gua" beo Hasby yang langsung di sikut oleh Juli karena Juli yakin Faisal masih bisa mendengar perkataan mereka.
"Sal? kita ke uks yaa? biar gua gendong lo sampe sana" Juli mengangkat kedua alisnya menawarkan diri kepada Faisal.
"Gila kali, Jul. Uks jauh dari sini" Sambat Gahar yang berjongkok di sebelah Juli.
"Ya emang kenapa kalau jauh? gua ga se lemah elu" Juli mempertegas perkataan nya membuat Gahar terdiam. "Tai lah, gua juga ga selemah dia" Gahar terdiam ketika ia langsung mendapatkan pelototan dari Juli.
Bisa bisanya teman temannya itu tidak bisa menjaga mulutnya ketika sedang di depan orangnya langsung.
"A-aku....ga-gapapa" lirih Faisal. "A-aku bisa sendiri kesana nya" katanya yang langsung Juli tolak.
"Ga, kalau lo bisa sendiri kesana. Udah dari tadi lo kesana" kata Juli. Ia kemudian mencoba untuk mengangkat tubuh laki-laki itu yang ternyata bukan apa apa baginya. Tubuh Faisal bisa terangkat oleh Juli yang tenaganya lebih besar dari Faisal. Setelah ia bisa mengangkat Faisal, Juli langsung bergegas menuju UKS di ikuti oleh teman temannya yang bingung, mengapa Juli harus menolong Faisal? apakah ada sesuatu di antara mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's falling in love with me (gxb)
FanficMendengar rumor yang mengatakan jika Faisal Khavian adalah cowok yang tidak normal, tidak suka perempuan membuat seorang Juliaz Asshira penasaran dengan rumor yang ia dengar. Untuk menghilangkan rasa penasaran nya, Juliaz Asshira yang merupakan seor...