Juli melepaskan lengan Faisal setelah ia membawa laki-laki itu jauh dari area koridor kelas IPA. Ia kemudian menatap tajam ke arah Faisal yang hanya terdiam tanpa berkata apapun kepadanya yang sudah menyelamatkan nya dari insiden memalukan yang akan selalu di ingat oleh siapapun.
Juli terus saja memandang Faisal yang menundukkan kepala. Tanpa rasa bosan, namun ia kesal. Juli melihat sekeliling, ke kanan-ke kiri untuk memastikan jika tidak ada orang yang melihatnya saat ini. Kemudian, ketika semuanya aman, Juli langsung mencengkram leher Faisal hingga wajah Faisal benar benar tegak tak menunduk.
Dengan nafas nya yang terisak, Faisal seolah-olah hampir mati karena cengkraman Juli yang benar benar keras baginya. Padahal, bagi Juli ini hanyalah sebuah cengkraman biasa yang ia lakukan ketika sedang bercanda.
"Eh, Sorry" Juli melepaskan cengkraman itu ketika ia merasa jika Faisal akan mati di tangan nya jika ia terus saja mencengkram Faisal. "Ke kerasan ya?" kedua alis Juli di angkat menatap ke arah Faisal yang sudah batuk batuk di hadapannya.
"Uhuk, Uhuk, Uhuk, Wlee" Faisal memegang tenggorokan nya yang terasa nyeri akibat cengkraman dari Juli yang di anggap biasa namun luar biasa baginya.
Juli yang panik pun langsung membantu Faisal untuk meredakan rasa sakit itu, ia mengelus elus bagian belakang tenggorokan Faisal hingga Faisal berhenti batuk batuk dan muntah muntah.
"Uhuk, uhuk, uhuk, Whlee" Faisal menutup mulutnya ketika ia merasa akan memuntahkan sesuatu kedepan nya. Kedua bola matanya membulat ketika ia melihat Juli yang reflek membuka tangan nya seolah-olah ia rela merelakan tangan nya untuk menampung sebuah muntahan Faisal.
"Kalau mau muntah, muntahin aja!" kata Juli. Kedua bola mata nya menatap ke arah Faisal yang terlihat ragu di depan nya.
Faisal menatap cewek itu. Ia bahkan belum kenal siapa cewek itu. Tetapi, mengapa cewek itu terlihat baik sekali kepada nya? apa ini adalah pertolongan dari semesta atau cewek itu akan sama saja seperti Arash dan Cakra yang dulu pernah menjadi penyelamat bagi nya. Namun, sekarang jadi musuhnya.
Faisal menelan kembali zat zat yang ingin ia muntahkan. Laki-laki itu kemudian akan pergi dari hadapan Juli. Namun, Juli menarik lengan nya, hingga Faisal tak bisa pergi sebelum Juli melepaskan Faisal.
"Lo ga sopan amat main pergi pergi" kata Juli ketus. "Bukannya bilang dulu makasi karena gua udah nyelamatin lo" lanjutnya.
Faisal menghela nafas, "Makasih" dan menarik lengan nya yang makin di eratkan oleh Juli hingga tak mudah untuk terlepas.
"Ga ikhlas amat." sahut Juli. Ia kemudian mendongakkan kepalanya ke depan wajah Faisal.
"Kalau berterimakasih itu harus yang ikhlas." Mata Juli bertemu dengan mata Faisal yang mengerjap beberapa kali sebelum pada akhirnya mata Faisal berhenti di titik yang sama dengan Juli, membuat mereka saling menatap satu sama lain.
Jantung Faisal berdetak dengan kencang ketika mereka sedang menatap satu sama lain. Perlahan, Faisal mengangguk dan mengucapkan, "Iya, terima kasih banyakk"
Mendengar itu Juli tersenyum kecil, ia merasa gemas kepada Faisal. Apalagi, ketika ia saling menatap dengan laki-laki itu. Rasanya, kedua bola mata Faisal membinar penuh cahaya yang mampu menusuk hati nya hingga mengeluarkan sebuah getaran rasa jatuh cinta.
Juli menjauhkan dirinya dari Faisal, ia kemudian mengulurkan tangan nya ketika ia sadar jika dirinya belum sempat berkenalan dengan laki-laki itu.
Juli harap kali ini Faisal tidak menolak permintaan perkenalan dirinya.
"Waktu itu lo nolak gua buat kenalan sama lo. Sekarang, lo ga mungkin nolak gua buat ke tiga kali nya, kan?" Kedua alis Juli terangkat penuh harapan kepada Faisal.
Faisal terdiam sejenak, ia melihat wajah Juli yang terlihat ingin sekali berkenalan dengan nya. Dengan bayang bayang Dewa yang melarang Faisal untuk berinteraksi lebih dengan cewek cewek membuat Faisal akan menolaknya. Namun, Juli dengan cepat menarik lengan Faisal dan menyatukan nya dengan lengan miliknya.
"Kenalin gua Juliaz Asshira. Panggil aja gua, Juli. Gua dari kelas 12 IPS dan gua ketua dari Harlies. Geng motor yang lo liat kemarin" dengan senyum bangga nya, Juli menatap Faisal.
Yang perlahan senyuman Juli dapat membuat Faisal terpukau.
"A-aku Faisal Khavian. Panggil aja Isal.", Faisal memberanikan diri untuk membalas dengan memperkenalkan dirinya. Ia melupakan sebuah ancaman dari Dewa yang menjadi bayang bayangnya ketika melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's falling in love with me (gxb)
FanfictionMendengar rumor yang mengatakan jika Faisal Khavian adalah cowok yang tidak normal, tidak suka perempuan membuat seorang Juliaz Asshira penasaran dengan rumor yang ia dengar. Untuk menghilangkan rasa penasaran nya, Juliaz Asshira yang merupakan seor...