Bab 13 : Markas Harlies

602 48 3
                                    

Juli menepikan motornya di depan sebuah rumah kecil yang berfungsi sebagai basecamp anggota Harlies. Ia memarkir motor di antara barisan motor ninja lainnya. Setelah melepas helm, Juli menurunkan standar motor dan memperhatikan Faisal, yang tampak ragu di atas motornya.

"Kenapa nggak turun?" tanya Juli.

"Ini di mana? Katanya mau antar aku ke rumah?" jawab Faisal, meneliti tempat asing itu. Ia melihat spanduk besar dengan logo api dan air, serta nama "Big Family Harlies".

"Mampir dulu, ya? gua biasanya ke sini sebelum pulang," jelas Juli, mengikuti pandangan Faisal.

"Lo nggak masalah kan?" tanyanya, mengangkat alis ke arah Faisal yang terlihat canggung.

"Iya..." Faisal mengangguk, membuat senyuman Juli semakin lebar.

"Good boy!" Juli memberikan jempol, lalu membantu Faisal turun dari motor dengan anggun.

Faisal melompat sedikit, matanya menyipit terkena sinar matahari.

"Selamat datang di basecamp Harlies!" seru Juli, membuka tangan dengan semangat. Faisal terfokus membuka helm yang sulit, dan Juli membungkuk membantunya.

"Makasih..." Faisal terkejut saat helmnya terlepas, memperlihatkan rambutnya yang berantakan. Juli tanpa ragu merapikannya, menyentuh lembut rambut Faisal hingga kembali rapi, menambah pesona Faisal yang memang sudah memikat hati Juli.

"Cantik," kata Juli tiba-tiba.

Faisal menoleh, heran. "A-aku??" matanya membulat, tak percaya.

Juli mengangguk. "Siapa lagi?"

"Tapi, aku ganteng," Faisal menolak, meski senang dipuji.

"Iya, dua-duanya. Lo ngeborong dua definisi sekaligus," Juli tertawa, menarik Faisal masuk ke dalam basecamp.

"Makasih. Kamu juga ganteng," balas Faisal, tersenyum pada Juli yang memang tampan dengan style rambut long pixie.

Saat mereka melangkah masuk, suasana ramai mendadak hening; semua mata tertuju pada mereka. Faisal, yang belum terbiasa menjadi sorotan, terutama di tengah laki-laki bertubuh kekar dan tampan anggota Harlies, merasa canggung. Ia segera bersembunyi di balik tubuh Juli, memegang erat lengan Juli untuk mencari perlindungan dari perhatian yang mengintimidasi.

"Guys, kenalin! Gebetan baru!" seru Juli dengan bangga. Faisal menunduk, malu.

"Widih, gaya amat lu, Jul," sahut Ghani.

"Selera lo nggak pernah berubah, ya?" timpal Rafa, meneliti Faisal yang imut.

"Submissive," timpal Gahar, dan semua tertawa, membuat Faisal merasa tak nyaman.

"Ya, seorang Juli yang dominan butuh submissive yang lucu kayak Faisal," Juli berbisik, menambah kepercayaan diri Faisal.

"Kenalan aja sama mereka. Mereka sebenarnya baik, cuma suka roasting," kata Juli. Faisal melihat satu per satu, merasa tenang.

Ghani mengulurkan tangan. "Kenalin, gua Ghani! Ini Rafa, Berlin, Mahendra," ujarnya, memperkenalkan teman-temannya.

Juli mengalihkan perhatian Ghani, "Nggak usah modus, biar gus yang ngenalin mereka."

Faisal tersenyum, mengumpulkan keberanian. "Iya, salam kenal. Faisal."

"Udah tahu," balas Ghani, kembali ke kegiatan lain.

Faisal menghela napas lega. "Kita duduk di sana aja," ajak Juli, merangkul Faisal menuju sofa di dalam basecamp.

***

Let's falling in love with me (gxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang