Bab 03 : Faisal Khavian.

953 81 5
                                    

Setelah menghabiskan satu batang rokok nya dan setelah menghabiskan setengah waktunya untuk berbincang dengan anak anak Harlies, akhirnya Juliaz Asshira memutuskan untuk pulang menuju rumah. Karena kini suasana sudah menuju pukul delapan malam. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang hingga sudut matanya tak sengaja melihat seseorang yang tak asing baginya.

Merasa sangat penasaran, akhirnya Juli menepikan motornya, ia membuka helm yang menghalangi pandangan nya untuk melihat di sebrang sana terdapat seorang Faisal yang tengah menyelamatkan seekor kucing di tengah jalan.

Samar samar senyum Juli terukir tanpa di sengaja ketika ia melihat bagaimana lucu nya Faisal di sebrang sana menyelamatkan seekor kucing yang hampir saja tertabrak jika tidak di bawa oleh Faisal di tengah jalan sana. Faisal dengan lucu nya mengelus elus kucing itu, membawa kucing itu ke dalam pelukannya dan mencium kucing itu dengan bibir nya yang ia bulatkan. Senyuman dari Faisal membuat Juli yang melihatnya dari kejauhan merasa terpanah. Jantungnya berdebar dengan kencang itu membuat Juli tersadar akan apa yang sudah ia lakukan, cewek itu berdecak ketika tersadar.

"Anjing! gua ngapain sih liatin dia?!?" terkanya. "Buang buang waktu" lanjutnya dengan cibiran nya sembari menggunakan kembali helm nya dan langsung bergegas untuk pulang ke rumah.

***

Sesampainya di rumah, Juli membaringkan tubuhnya di atas kasur, tak lupa ia membuka seluruh baju seragam nya dan menyisakan sebuah kaos tipis serta celana pendek yang selalu ia gunakan jika sedang berada di rumah. Dengan rasa malasnya, Juli membuka sebuah akun instagram yang di kirimkan oleh Gahar tadi di basecamp dan melihat kembali seluruh postingan yang berada di sebuah akun xxsallyx yang ternyata menggugah selera.

 Dengan rasa malasnya, Juli membuka sebuah akun instagram yang di kirimkan oleh Gahar tadi di basecamp dan melihat kembali seluruh postingan yang berada di sebuah akun xxsallyx yang ternyata menggugah selera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juli tersenyum lebar ketika ia melihat wajah tampan dari foto yang ia lihat. Walaupun ia masih tak menyangka jika itu adalah benar benar wajah dari sosok Faisal yang tadi bertemu dengan nya di jalan.

"Lucu juga ini cowok" kata Juli tanpa sadar.

"Gua makin ga percaya kalau dia dominan nya di vidio itu" Juli terdiam, wajah Faisal masih terbayang-bayang di pikiran nya.

"Apa gua cari tau aja ya?"

***

Faisal menghela nafasnya ketika ia baru saja sampai rumahnya ia harus melihat sosok yang bahkan tak mau ia lihat. Tadinya, Faisal akan membalikkan badannya dan memilih untuk tidak masuk ke dalam rumah. Namun, ketika ia melihat Dewa yang malah menghampiri nya membuat Faisal tak bisa berkutik.

"Mau kemana lo?!" Dewa mengejar Faisal dan ketika ia sudah mendekat ke arah Faisal, Dewa menggenggam erat tangan Faisal dan membawanya ke samping gang sempit yang ada di samping rumah Faisal.

"K-kak? k-kak dewa mau apa lagi sih..." Faisal berkata dengan nada bicaranya yang lembut dan seperti akan mengeluarkan air matanya.

"Gue ga bakalan ngapa-ngapain. Cuman, gue mau buat rumor lo semakin waw di sekolah" ucap Dewa dengan matanya yang membulat sempurna dengan sudutan senyuman jahatnya.

"Maksud kak dewa apa?" tanya Faisal merasa bingung.

"Simple aja, Sal. Kalau lo ga mau gua ganggu lagi, lo cuman perlu me realisasikan rumor lo itu" Dewa menatap tajam ke arah Faisal yang kedua matanya sudah di bendungi oleh air mata.

"Aku ga ngerti" Faisal mengerutkan wajahnya. Rasanya, wajah Faisal ingin Dewa kokop. Namun, karena dirinya masih ingin normal dan tidak ingin kecanduan seperti tahun tahun lalu, Dewa menahan hasratnya itu.

"Bodoh!" Dewa menendang bokong Faisal hingga Faisal terjatuh ke atas tanah yang kotor dan sedikit basah itu. Dengan cepat, Faisal langsung di penuhi oleh tanah yang kotor dan bau solokan.

Dewa kemudian berjalan mendekati Faisal yang ia tendang sedikit jauh dari jarak nya itu langsung menarik kerah seragam Faisal yang masih di gunakan hingga badan Faisal terangkat sama seperti tiga tahun lalu.

Dewa masih mendominasi dari pada Faisal yang masih terlihat lemah.

Faisal menelan ludahnya, jantungnya berdebar dengan kencang menandakan ketakutan yang besar pada dirinya. Bayang bayang masalalu tiba-tiba terbayang membuat nya takut tiba-tiba kejadian itu terulang lagi kepadanya saat ini. Faisal menjauhkan wajahnya dari Dewa, agar Dewa tidak mengulangi perbuatannya seperti tiga tahun lalu.

Dewa hanya memiringkan senyumannya ketika ia melihat Faisal yang malah membuang muka. Dengan geram Dewa memegang kasar kedua pipi Faisal, hingga Faisal tak bisa bernafas.

"Gua bakalan buat hidup lo tenang. Asalkan, lo ngelakuin apa yang gua mau, Sal" pinta Dewa dengan tatapam tajamnya.

Faisal reflek memegang kedua tangan Dewa, memberi kode kepada Dewa agar Dewa melepaskan genggaman tangan nya di kedua pipinya, karena ia merasa sulit bernafas jika pipinya di genggam dengan kasar.

"I-iyaa...k-kak....a-aku bakalan ngelakuin apa aja. Asalkan, Kak dewa lepasin akuuu"

Brak!

Dewa melepaskan Faisal dengan kasar hingga anak itu terjatuh lagi ke atas tanah yang kotor. Dewa mengernyitkan senyumannya, "Oke, good choice!" Ia merasa senang karena apa yang ia minta akan terkabulkan.

"Lo cuman perlu pacaran sama incess sekolah kita"

"Incesa sekolah kita?" sebelah alis Faisal terangkat. Dia tidak mengenal siapa incest yang Dewa maksud. "S-siapa?"

"Aldian." Senyum jahat Dewa semakin terukir ketika ia membayangkan betapa menjijikan nya Faisal jika benar benar berpacaran dengan Aldian, sosok orang yang benar benar menjadi princess di saat dirinya di lahirkan sebagai laki-laki.

"K-kak? serius?" Faisal berusaha berdiri, kedua tangan nya reflek menarik tangan Dewa ketika ia menyadari jika inces yang di maksud oleh Dewa adalah seorang laki-laki.

Dewa dengan kasar menghempas lengan Faisal hingga anak itu kembali terjatuh di tanah.

"Gua ga pernah bercanda soal apapun, Sal." Dewa semakin memiringkan senyumannya. Kakinya kembali menginjak badan Faisal hingga Faisal meringis dalam diam.

"Gua udah siapin semuanya. Besok, lo tinggal jalanin hari-hari lo pacaran sama inces Aldian" ujarnya sebelum ia pergi meninggalkan Faisal dengan tangis nya yang tak bisa ia tahan.

"Bunda? kenapa Kak Dewa jahat sama Isal?? padahal, dulu bunda percaya banget sama dia buat titipin aku...."

"Bunda percaya sama Kak Dewa yang katanya bisa jagain aku disini. Yang bisa rawat aku kayak bunda rawat aku. Tapi, nyatanya mana Bundaaa?"

"Setiap hari aku ketemu sama Kak Dewa rasanya aku pengen nyusul bunda ajaa"

Let's falling in love with me (gxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang