Chapter 28 : Melancarkan Aksi

100 21 11
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Yoona memasuki kamar pengantin dengan kedua tangan membawa nampan berisi minuman serta beberapa kue. Ini semua tentu saja atas permintaan Kyuhyun. Pria itu juga menyuruhnya untuk menemani sang sahabat sepanjang malam. Satu fakta yang sulit ia pahami. Meski begitu, tidak ada kuasa untuk bertanya apalagi mempertanyakan perintah sang putra mahkota.

Saat memasuki ruangan, nuansa merah elegan kembali tersorot mata. Di tengah meja terdapat arak pernikahan lengkap bersama beberapa hiasan sebagai dekorasi cinta.

"Hyunie~ya..." Yoona menyeru nama gadis itu ketika sang netra tidak menemukan keberadaannya.

"Hyun—" panggilan itu seketika terhenti saat mendapati Seohyun keluar dari ruang ganti bersama pakaian serba hitam. Yoona bahkan kebingungan dengan baju pengantin yang sudah terlipat rapi di kedua tangan gadis itu.

"Mau kemana?" Pertanyaan spontan Yoona keluar dari sang mulut. Dia sangat hafal apa tujuan menggunakan kostum seperti yang sedang dikenakan sahabatnya.

Seohyun tersenyum. Memilih meletakkan gaun pengantinnya di permukaan meja, kemudian mendekat pada Yoona untuk mengambil salah satu kue dan segelas teh yang telah disiapkan.

"Tadi sempat bertemu Kyuhyun?" Tanya Seohyun di sela kunyahannya.

Yoona mengangguk, meski belum seratus persen paham dengan situasi yang tengah terjadi. "Dia yang memintaku mengantar ini. Juga menyuruhku untuk menemanimu malam ini."

Seohyun menjentikan sebelah tangan yang sudah kosong. Telunjuknya mengarah kepada Yoona, mengisyaratkan jika pemikirannya tidak meleset sedikitpun.

"Kau bisa tidur di sini. Jangan biarkan siapapun masuk ke dalam ruangan sebelum aku kembali."

"Kau mau kemana?" Pertanyaan awal Yoona kembali terulang.

"Tentu saja menemani suamiku bekerja. Kuenya enak, tehnya juga manis. Nikmati saja dengan santai. Aku pergi dulu." Seohyun berjalan ke arah jendela.

Yoona yang mengetahui sahabatnya akan hilang dalam pandangan segera meletakkan nampan begitu saja. Sedikit berlari untuk mencekal pergelangan Seohyun.

"Setidaknya beritahu aku untuk mengkondisikan situasi saat ini. Kau tega membuat sahabatmu dalam masalah?"

"Kyuhyun sepertinya akan menggagalkan pembagian vitamin ternak dari keluarga Kwon yang mengandung racun. Aku harus menemaninya. Dia sudah mengatur situasi agar tetap aman. Sepertinya tidak akan ada yang mencari kami sampai esok hari. Jadi, itu batas maksimal aku kembali."

"Tapi putra mahkota memintaku untuk menemanimu malam ini."

"Anggap saja permintaannya sedang kau laksanakan. Selebihnya, biar menjadi urusanku. Aku pergi dulu, Yoong."

Yoona tidak lagi bisa mencegah. Seohyun akan sangat keras kepala jika sudah mempunyai tekad yang bulat. Jangankan dirinya, aturan kerajaan saja tidak mampu menghentikan keinginan gadis itu.

Yoona menghela napas. Menutup jendela kamar dengan perasaan pasrah. Hari ini pertama dia berada di istana, semoga tidak mendapat hukuman secara cuma-cuma.

✨✨✨

Kyuhyun mulai menyelinap menuju gerbang barat untuk keluar dari area kerajaan. Alur paling memungkinkan yang bisa ia ambil melalui istana putra mahkota. Bajunya sudah berganti menjadi serba hitam. Di pundaknya terdapat tas kain berwarna serupa yang isinya bubuk sari sansevieria. Baru saja Changmin melaporkan tempat yang menjadi lokasi pemindahan vitamin tersebut, yaitu lumbung padi milik keluarga Kwon.

Aksi selanjutnya adalah melompati gerbang istana yang menjulang tinggi. Namun, ketinggian itu tidak membuat Kyuhyun kewalahan. Dengan mudah, pria tersebut mendarat sempurna di luar bangunan. Mendarat dengan posisi jongkok tanpa suara, ia perlahan mulai bangkit. Sedikit mengibas pakaian dari kontaminasi debu di sekitar.

"Kenapa begitu lama?"

Mendengar suara yang begitu familiar tiba-tiba, membuat Kyuhyun seketika terkejut dan segera berpaling.

"Hyunie?"

Seohyun berdecak karena lelah menunggu. Kakinya hampir kram akibat berdiri lebih dari setengah jam. Saraf-sarafnya terasa kaku. Meski begitu, bagian tersebut tetap ia gerakkan mendekati Kyuhyun.

Pria itu masih terkesiap dengan sosok yang kini berada di hadapannya. Bahkan kelopak itu tidak juga berkedip sampai suara kesal Seohyun menarik kesadarannya.

"Aku hampir memusnahkan seluruh nyamuk di area kerajaan akibat terlalu bosan." Protes Seohyun mengulurkan tangannya yang meruam merah di beberapa bagian.

"Kenapa bisa di sini?"

"Kenapa lagi jika bukan ingin membantumu."

"Bagaimana kau tahu aku akan keluar kerajaan?"

"Wangseja, kita bukan orang baru yang saling mengenal tadi sore. Percuma saja menyembunyikan sesuatu dariku. Aku lebih mengenalmu dari siapapun sekarang."

Kyuhyun menatap Seohyun intens. Menekuri pancaran yang begitu tenang dan terpampang ketulusan begitu luas. Sorot beningnya mampu membuat darah Kyuhyun berdesir tak terhingga. Sepersekian detik, ia tenggelam dalam pesona putri mahkota.

Seohyun kembali berdecak mendapati keterpakuan Kyuhyun. Pria itu mengabaikan uluran lengannya yang terasa semakin gatal. Baru kali ini Seohyun terganggu dengan gigitan nyamuk akibat terlalu banyak.

Kyuhyun berdehem menyadarkan diri. Tangan itu menerima lengan Seohyun. Kemudian mengusap bagian kemerahan dengan lembut, berupaya mengurangi rasa gatal yang mengganggu gadis itu.

"Jadi, apa rencanamu?" Tanya Seohyun di tengah aktivitas Kyuhyun mengusap lengannya.

"Aku bisa melakukannya sendiri. Kau kembali saja—"

"Cho Kyuhyun, bukankah niat awalmu menikahiku agar aku bisa membantumu? Sekarang, aku terlanjur menjadi istrimu dan kau masih melarangku untuk ikut denganmu? Bukankah ini tidak adil?"

Dahi Kyuhyun berkerut dalam, tidak suka atas tuduhan Seohyun yang mengusik egonya.

"Aku hanya tidak ingin membawamu dalam bahaya, sejabin. Lagipula, situasi sekarang sangat beresiko untuk mengajakmu keluar dari istana."

"Selama dirimu mencari bahaya, aku juga akan berada dalam bahaya, wangseja. Dan lagi, situasi bagaimana yang kau maksud berisiko? Situasi malam pertama kita? Mendengar rumor jika kau tidak datang ke kamarku akan lebih menyakitkan ketimbang risiko lain saat aku meninggalkan istana bersamamu di malam pernikahan."

Kyuhyun terdiam, tidak bisa bersuara lagi. Ucapan Seohyun ada benarnya. Dan dia merasa bersalah karena tidak memikirkan perasaan perempuan itu.

Seohyun menghela napas panjang. "Masih ingin berdebat sampai pagi?"

Kyuhyun menghentikan usapannya di lengan Seohyun. Berganti menggandeng bagian itu dalam genggaman yang lembut. "Mianhae..." ucap Kyuhyun lirih, berhasil membuat Seohyun tidak enak hati karena menjadikan Kyuhyun merasa bersalah.

"Asal aku boleh ikut membantumu, tidak ada yang perlu dipermasalahkan."

"Kajja."

Seohyun akhirnya bisa menarik sudut-sudut bibirnya setelah kata itu terdengar dari mulut Kyuhyun. Mereka mulai berjalan menjauh dari gerbang istana. Kyuhyun memaparkan apa yang telah ia rencanakan untuk menggagalkan niat jahat keluarga Kwon. Sedangkan Seohyun menjadi pendengar yang baik dan sesekali bereaksi. Mereka berdiskusi singkat di tengah perjalanan untuk mencapai tempat tujuan, sebelum akhirnya sama-sama melakukan teknik-teknik guerra yang mereka kuasai untuk melancarkan aksi rahasia ini tanpa diketahui oleh satu orang pun.


27/10/24

The Kingdom of QuantumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang