Chapter 23 : Benang Merah

116 27 10
                                    

✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya, semua mulai bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Tidak ada yang bersantai. Kyuhyun keluar dari barak di pagi buta, sedangkan Seohyun memilih untuk membantu bagian dapur dan kesehatan. Gadis itu cukup mahir dalam hal medis. Selain sempat belajar sebagai tabib meski sebentar, dia juga sudah menamatkan belasan buku pengobatan.

Setelah dirasa persediaan obat aman, dan persiapan darurat pertolongan pertama sesuai, gadis itu berpindah menuju tenda lain. Kali ini aroma masakan mulai mendominasi.

"Tuan Putri." Semuanya memberi hormat saat mengetahui kedatangannya.

Seohyun mengangguk. "Abaikan saja keberadaanku, lanjutkan tugas kalian. Ada yang bisa dibantu?"

Beberapa prajurit yang berperan sebagai koki hanya saling pandang satu sama lain. Siapa yang berani menyuruh istri dari putra mahkota? Pertanyaan Seohyun cukup menyulitkan mereka.

"Tidak ada Tuan Putri, Tuan Putri beristirahat saja, sebentar lagi masakan akan segera siap."

Seohyun berdecak. Dia bosan jika disuruh beristirahat terus menerus. Tubuhnya malah terasa kaku karena tidak melakukan aktivitas apapun.

"Apa yang sedang kalian buat?"

"Pagi ini kami berhasil memburu satu rusa—"

"Biar aku yang mengolahnya." Potong Seohyun, membuat beberapa koki yang sedang memproses makanan berhenti seketika.

Mereka saling pandang lagi, bagaimana bisa membiarkan putri mahkota berkecimpung di bagian sepele seperti ini. Memasak dengan porsi besar juga akan sangat melelahkan.

"Tapi Tuan Putri—"

Seohyun memandang prajurit tersebut, memberi ekspresi datar yang membuat lawan bicara seketika menciut.

"Baik Tuan Putri."

Dan mau tidak mau, mereka hanya bisa menerima segala ucapan Seohyun. Karena setiap kalimat yang terlontar juga berarti perintah yang harus dilakukan.

✨✨✨

Kyuhyun berbalik setelah hampir setengah hari melakukan pengintaian terhadap desa yang ditargetkan. Tidak ada aktivitas mencurigakan. Semua berjalan wajar, seperti perkampungan pada umumnya.

Pria itu akhirnya memutuskan untuk turun tebing menuju kamp mereka berada. Dua prajurit yang bertugas tetap tinggal, sedangkan yang lain mengikuti sang putra mahkota.

Di tengah perjalanan, mereka berpapasan dengan dua prajurit lain. Salah satu tangan membawa keranjang berisi makanan, bekal bagi mereka dan dua prajurit lain yang masih bertugas di atas tebing.

"Wangseja." Keduanya memberi hormat.

Kyuhyun mengangguk. Pria itu mendekat dan membuka tutup keranjang sekilas. Melihat menu yang tidak biasa bagi para prajurit militer, Kyuhyun sempat mengerutkan dahi.

The Kingdom of QuantumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang