Malam ini Batari tengah tertidur gusar di kamarnya, namun tak lama dari itu terdengar suara pintu yang dibuka perlahan. Bersamaan dengan itu, tidur Bataripun sedikit terusik. Kemudian terdengar suara langkah kaki yang mendekat dan itu membuat Batari semakin tak nyaman dalam tidurnya.
"Jangan.." Lirih Batari pelan.
Sebuah tangan seputih susu terulur hingga menyentuh bahu Batari. Disaat itulah gadis tersebut membuka matanya kompak dan bangkit dari posisi tidur dengan nafas yang tersenggal.
"Jangan Tuan!" Pekiknya pelan.
"Batari?"
Batari menoleh ketika ada yang memanggil namanya, ketika dilihat itu adalah William yang berdiri menatapnya lugu. Astaga. Batari langsung mengelap keringat yang memenuhi dahinya. Sial. Setelah kejadian Wessel yang hampir berbuat tidak baik, Batari jadi sering mimpi buruk.
"Batari, Wil tidak bisa tidur" Ucap William sambil memainkan ujung piyama gadingnya.
Setelah merasa tenang, Batari menarik William untuk naik ke atas kasur dan duduk berhadapan. Ia membetulkan helaian rambut pirang William yang hampir mengenai mata anak tersebut.
"Kenapa engga bisa tidur?" Tanya Batari lembut.
William menggembungkan kedua pipinya sambil bersidekap. "Ann berisik, Wil tidak suka!" Adunya cemberut.
"Berisik? Berisik kenapa?"
"Ann terus menangis, Wil tidak suka pokoknya" Ulang William masih kesal.
Menangis? Tidak ingin terlalu memikirkan hal itu, Batari segera menuju lemari dan mengambil dua tas belanjaan dari dalamnya. Setelahnya ia kembali naik ke atas kasur. Dengan senyum mengembang, ia menunjukkan benda tersebut pada William. Bersamaan dengan itu, Hansen yang lewat depan pintu segera berhenti dan melihat ke dalamnya melalui celah yang terbuka sedikit.
"Tadaa!! Ini buat Wil!!" Serunya heboh namun tetap dengan suara pelan.
Batari mengeluarkan topi baret abu dan sebuah boneka beruang dari dalam tas belajaan lalu memberikannya pada William. Sementara anak itu seperti masih bingung kenapa Batari tiba-tiba memberikan benda yang William tahu harganya tidak murah.
"Kamu mencuri?" Tanyanya lugu.
"Enak aja!" Kilah Batari cepat.
Mendengar itu Hansen tertawa pelan dibalik celah pintu. Ia hanya bersandar santai sembari memperhatikan dua orang di dalam sana. Melupakan niat utamanya untuk membawa segelas air minum.
Kembali pada Batari, gadis itu memakaikan topi baret abu pada kepala William. "Pake ya, biar bisa main sama temen-temen Wil lagi. Oke"
"Oke!" Balas William mengangguk semangat. Lalu beralih pada benda lain. "Ini untuk Wil juga?"
Batari tersenyum sambil menepuk boneka beruang berukuran sedang. "Iya, ini buat Wil juga. Jadi kalau aku lagi keluar, Wil bisa main sama boneka ini. Okee"
YOU ARE READING
BANDOENG DIKALA MALAM [ON GOING]
Historical FictionHantu? Batari sama sekali tak percaya dengan hal semacam itu. Hingga suatu waktu, ia berubah pikiran setelah mengalami banyak kejadian diluar nalar. Pindah kediaman akan menjadi awal kisah antara gadis manis bernama Batari Nalendra Putri dan pemuda...