Bandung, 08 Agustus 20##.
Tranngg..
"Heh, siah nu gelo!! Sakit tau!!!"
Sebuah teriakan terdengar cukup melengking setelah satu helm usang melesat ke punggung seseorang, hingga akhirnya terpental dan berakhir jatuh tak berdaya ke tanah. Jangan salah, itu adalah helm tentara tua yang terbuat dari bahan logam campuran besi. Dan tentu saja akan sakit jika ditimpa menggunakan benda itu.
Si korban pelemparan masih meringis sambil berusaha menggapai punggungnya yang terasa linu. Sedangkan si pelaku yang memakai pakaian compang-camping hanya tertawa tanpa dosa.
Ya jelas, namanya juga orang gila.
Sekarang pria gila itu memanjat pohon dan duduk disalah satu dahannya. Kini tatapannya terarah pada gadis berambut sepunggung dibawah sana. Lalu merentangkan tangannya bersiap untuk berpidato.
"Hei, wahai anak gadis yang malang! Untuk apa kamu menghampiri istana itu? Pulanglah kembali ke rumahmu sana!! Jangan ganggu mereka! Atau kamu yang akan diganggu!!"
Si pria gila itu kembali tertawa sambil memukul pohon yang kini dipeluknya. Sedangkan sang gadis yang tak jauh dari pohon, mencebik kesal dan tak mengerti apa yang orang gila itu bicarakan.
Masa baru pindah rumah, sudah disambut dengan yang beginian?
Gadis itu adalah Batari. Ia baru saja pindah rumah tepat hari ini. Batari pindah bersama ibu dan kakak laki-lakinya kemari. Sebenarnya mereka masih berada di kota Bandung, hanya pindah ke kawasan lain saja.
Semenjak kematian ayahnya satu bulan lalu, Batari sekeluarga bertekad untuk pindah dikarenakan rumah ini lebih dekat dengan kafe yang ibunya kelola. Selain itu, rumah tua ala Belanda ini juga peninggalan milik mendiang orangtua ayahnya. Jadi, tidak ada alasan Batari untuk menolaknya.
Batari mengambil helm tentara yang sempat mendarat di punggungnya tadi. Lalu mengacungkan benda usang itu ke atas. "Pak!! Ini bawa helmnya! Saya engga ada niatan buat jadi tentara!!"
Orang gila yang masih menempel di pohon sana berdecak sambil tersenyum. "Tidak apa-apa, buatmu saja gadis malang! Itu adalah senjata kalau ada yang mengganggumu!! Hahahaha"
"Heh, dasar orang gila!" Umpat Batari begitu kesal. Dia melemparkan asal helm itu ke dekat beberapa barang yang belum sempat dimasukkan ke dalam rumah.
"Cieee, udah dapet temen baru aja nih"
Batari mendelik kesal pada kakaknya yang tiba-tiba muncul dari belakang. Laki-laki yang lebih tua tiga tahun darinya ini bernama Lokamandala Nalendra Putra. Dan sekarang laki-laki itu malah memungut kembali helm yang sempat ia buang.
"Makasih Pak senjatanya!!" Pekik Lokamandala girang.
"Iya, sama-sama pemuda tampan!! Jaga adikmu yang malang itu! Kasihan dia!!"
YOU ARE READING
BANDOENG DIKALA MALAM [ON GOING]
Ficción históricaHantu? Batari sama sekali tak percaya dengan hal semacam itu. Hingga suatu waktu, ia berubah pikiran setelah mengalami banyak kejadian diluar nalar. Pindah kediaman akan menjadi awal kisah antara gadis manis bernama Batari Nalendra Putri dan pemuda...