Chapter XVI
The Lecturer: ON!Jarreth memijat pelipisnya yang terasa pening bukan main. Pria itu sempat terdiam sejenak, seketika suara pendingin ruangan terdengar dua kali lipat lebih keras dari biasanya karena seluruh penghuni tengah menutup bibir rapat rapat.
"Kalian kalau gak ada progress begini mending pulang aja deh," Jarreth menatap tajam mahasiswa yang ada di hadapannya. "Gak usah dateng ke kelas saya lagi, much better."
Malam kemarin, Jarreth sudah kekurangan jam tidurnya. Karena konsultasi dadakan (lagi) yang diadakan oleh Pak Iqbal, jadwalnya menjadi berantakan. Konsultasi Studio Perancangan saja harusnya dilaksanakan kemarin lusa, namun Jarreth memundurkan jadwalnya menjadi hari ini. Tak lupa mengingatkan di grup, kalau ia berekspektasi para mahasiswa akan memenuhi tenggat target dengan baik karena deadline mereka mundur dua hari.
Sudah hanya mendapatkan waktu tidur selama 2 jam saja, para mahasiswanya terlambat datang hingga 20 menit—fatal, karena waktu toleransi Jarreth hanya 15 menit. Setelah ditanya target mingguan pun, banyak di antaranya yang masih memiliki progress sama dengan minggu lalu.
Yah, memang sih mahasiswa di hadapannya ini baru pertama kali mendapat pembimbing mata kuliah Jarreth, yang standarnya jauh berbeda dengan dosen lainnya. Ibaratnya sih, tidak ada kata santai di kamus kelas pria itu. Mungkin beberapa di antara mereka masih terbiasa dengan dosen yang biasa biasa saja jika mahasiswa-nya datang dengan sedikit progress—oh, hal tersebut tidak akan pernah lolos di kelas Jarreth.
"Mana gambarnya pada jelek semua lagi," Jarreth berujar dengan suara datar, pria itu melesakkan lidahkan ke sisi pipi dalam, mencoba untuk meredam amarahnya sendiri, "Siteplan kalian notasinya nol, keterangan nol, aturan PERDA nol. Dikira kalian gambar itu buat dibaca sendiri? Dipahami sendiri? Mau kalian kerja sendirian? Kalian bakal punya team di proyek nyata, yang berarti gambar kalian harus bisa dibaca oleh semua orang; tukang, kontraktor, sipil."
Jarreth menghela napas sebentar, "Emang gak diajarin cara gambar siteplan yang bener? Udah pada lulus matkul Gambar Teknik, kan?"
Seruan "Sudah, Pak," bernada rendah keluar dari bibir beberapa mahasiswa di hadapan Jarreth, sebagian masih menunduk sembari terdiam.
"Terus, ini apaan?" Jarreth menunjuk layar proyektor—layar tadi masih menunjukkan salah satu garapan mahasiswa yang tengah presentasi target mingguannya. Di kelas Jarreth, para mahasiswa memang akan presentasi satu satu dengan menyambungkan laptop pada sambungan proyektor. Hal tadi Jarreth lakukan agar seluruh rekan kelasnya bisa melihat pekerjaan satu sama lain dan saling bercermin tentang progress masing-masing. Supaya tidak saling tertinggal. "Mana ada siteplan kosongan begini? Saya udah kuliah berapa tahun aja sampai gak tau ini tuh masuknya lewat mana, material yang dipakai apa. Okay, kalau deadline kalian dua hari saya maklum. Ini sudah 9 hari."
"Coba Mas jelaskan lagi," Jarreth menghela napas panjang, mencoba untuk menetralisir isi kepalanya, "Ini tadi gerbang masuknya lewat mana?"
Mahasiswa yang dipanggil Jarreth tadi berdeham kecil sebelum menunjuk salah satu sisi di bagian utara bangunan, "Di bagian sini, Pak."
"Lebarnya berapa itu? Berapa mobil bisa masuk?"
"Sekitar 30 meter, Pak—"
Jarreth mengernyit, "Tuhan," pria itu memejamkan matanya sejenak, "Kamu mau bikin gerbang apa selebar itu? Proyek kamu ini mall kan, mall, pusat perbelanjaan. Kamu sadar gak 30 meter itu selebar apa? Bangun gak sih kamu itu? Masih tidur? 30 meter hanya untuk gerbang masuk."
Mahasiswa tadi kembali merapatkan bibirnya. Habis sudah, mau beralasan apapun dari A sampai Z sudah pasti akan dinilai salah di mata Jarreth.
"Terus ini," Jarreth menunjuk gambar gerbang masuk sampai perempatan jalan raya yang ada di dekat desain mall tadi, "Jaraknya berapa meter?"

KAMU SEDANG MEMBACA
1 TO 9
أدب الهواةKalian pernah mendengar istilah Kuzure? Di Jepang, angka 9 terkadang dianggap sebagai angka sial. Sebab memiliki bunyi yang mirip dengan kata untuk 'penderitaan'. Marie percaya kalau hal tadi hanya takhayul semata sampai durian busuk menimpa dengan...