XXV

556 138 51
                                    

Chapter XXV
I Said, I Don't Mind To Throw It Away

Siang ini, Jarreth kembali mengajar kelas Studio Perancangan seperti biasanya. Namun ada yang berbeda.

Kemana Pak Jarreth yang galak melebihi harimau itu?

Jarreth tersenyum sembari menunjuk satu mahasiswa untuk maju ke depan, "Kamu, Mas. Ayo presentasi ke depan."

Ia tidak sadar kalau mahasiswa tadi sudah sedikit gemetar saat maju sembari membawa laptop miliknya. Tangannya gemetar kala mengambil kabel HDMI untuk menyambungkan antara laptop dengan mesin proyektor.

"Sampai mana progress?"

Deg.

Jemarinya menggerakkan kursor pada mouse saat memastikan kalau sambungan HDMI tadi sudah terpasang, "Sa- saya sudah coba untuk buat 3D di SketchUp, Pak. Tapi crash dan not responding—"

"Oh, bugsplat ya?"

Mati sudah.

Mahasiswa tadi mengangguk takut takut, seisi kelas sudah memandang temannya tadi horror kala lihat Jarreth tersenyum. Sial! Melihat dosen killer mereka senyum senyum seperti ini rupanya lebih menyeramkan. Tolong kembali galak seperti biasanya, Pak Jarreth!

"Ya, udah biasa itu, mau diapain lagi. Tapi sudah kamu lanjutkan kan? Sekarang mau presentasi apa?"

Loh.

LOH?

Bukan hanya satu mahasiswa yang ingin presentasi tadi saja yang kaget tapi seluruh isi kelas, Jarreth biasanya akan langsung menyuruh pulang mahasiswa saat beralasan not responding. Pria itu dikenal sebagai dosen yang tak terima alasan remeh seperti itu.

Enggan menyia-nyiakan kesempatan, mahasiswa tadi langsung mengangguk sambil membuka aplikasi SketchUp miliknya, dengan segera memperlihatkan desain yang sudah ia buat, "3D bangunan sudah coba saya buat, Pak. Belum lengkap sampai interior, jadi baru fasade saja. Lalu untuk isi site, seperti pohon dan lain lain belum."

Jarreth mengangguk, "Desainnya jelek ya," ujarnya enteng.

Tidak apa-apa! Serius tidak masalah! Jarreth biasanya akan langsung berkata: Desain apa ini? Kamu semester berapa memang? Proporsinya hancur, masa bagian fasade garis vertikal begini berujung ke bentuk tidak simetris di akhir. Kamu udah lulus mata kuliah Rupa dan Estetika Arsitektur belum? Kenapa komposisinya gak harmonis begini? Mending ngulang matkul aja.

"Ah iya," mahasiswa tadi mengangguk, "Jelek ya, Pak?"

"Menurut saya sih kurang harmonis, masih nabrak komposisinya. Coba ini aja, Mas, saya lihat lihat kan kamu mau ambil gaya arsitektur modern ya, biasanya mereka jarang nih ambil detail detail ukiran kayak yang kamu pakai di gerbang masuk itu."

Mahasiswa tadi mengangguk, mendengarkan dengan seksama penjelasan Jarreth, "Arsitektur modern itu erat kaitannya sama minimalism. Gini aja, nanti kamu pulang dari sini langsung cari contoh bangunan yang pakai arsitektur modern, cek aja pasti minimalis semua itu. Cari di ArchDaily juga banyak."

Mengangguk, mahasiswa tersebut bertanya kembali, "Lalu apa ada masukan lain, Pak?"

"Itu aja sih, desainnya jelek. Coba saya mau lihat bagan ruangnya, denahnya mana?"

1 TO 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang