PT 29

363 48 2
                                    

Setelah 3 jam lebih perjalanan, akhirnya mereka sampai di kampung halaman Jeno. Setelah makan di rest area tadi, jaemin ketiduran di mobil karena kekenyangan.

" Nana, ayo bangun. Kita sudah sampai." Ucap Jeno setelah membuka seat belt nya.

Karena kelelahan dan kekenyangan, itu membuat jaemin susah untuk di bangunkan. Dan itu membuat Jeno mencoba menggoyangkan bahu jaemin dan sambil menepuk pelan pipinya.

" Sayang, kita sudah sampai. Ayo bangun." Ucap Jeno tepat di depan wajah jaemin dan sedikit menarik hidung jaemin.

Hal itu berhasil membangunkan jaemin dan tentu saja ia kaget saat Jeno ada di depan wajahnya.

Jaemin termenung, memperhatikan wajah Jeno yang tepat di depan matanya, hingga dia tersadar saat Jeno mengecup bibirnya.

" Kita sudah sampai, ayo turun. Jangan ngelamun." Ucap Jeno sambil mengacak rambut jaemin.

Jeno turun lebih dulu dan di ikuti oleh jaemin dari belakang. Saat sampai di depan pintu, Jeno langsung mengetuk pintu rumahnya. Sementara jaemin hanya memperhatikan lingkungan sekitar, ternyata seperti ini kehidupan di desa, lingkungannya benar-benar asri.

Di sisi lain, Mark yang sedang di dapur membuatkan susu untuk anaknya, tentu saja kaget mendengar suara ketukan pintu, di dalam pikirannya, siapa yang bertamu di jam segini. Dia bergegas berjalan menuju pintu depan dengan menenteng botol DOT yang berisi susu yang ia buat, begitu membuka pintu, dia kaget dengan kehadiran sang adik.

" Jen. Kamu pulang?" Ucapnya dengan wajah kagetnya

" Iya bang, kenapa kaget begitu. Itu susu siapa di tangan Abang?"

Mark langsung melotot kaget melihat susu yang ada di genggaman nya. Belum sempat ia menjawab, terdengar suara tangis bayi di dalam rumah. Dia langsung berlari ke dalam, dan meninggalkan Jeno bersama jaemin.

Jeno menghela nafas dalam untuk meredam emosinya, sepertinya apa yang di ucapkan juyeon memang benar. Jaemin yang peka dengan keadaan, dia langsung mengelus pundak suaminya.

" Masuk dulu saja mas, kita tunggu Abang yang cerita." Ucap jaemin pelan

Jeno pun mengajak jaemin masuk ke rumah dan menyusul Mark, kemudian menghampiri Mark ke dalam kamarnya.

" Bang, Jeno tunggu di ruang depan. Jeno butuh penjelasan Abang."

Setelah itu Jeno melangkah pergi ke ruang tamu mereka dan duduk di sana bersama jaemin.

Setelah anaknya mulai tenang, Mark membawa sang anak untuk bertemu jaemin dan Jeno.

Mark duduk di depan Jeno dan jaemin dengan menggendong anaknya itu. Dia takut melihat tatapan tajam sang adik, dia tau pasti Jeno kecewa dengan apa yang ia lihat saat ini.

" Nana, mas boleh minta tolong?"

" Boleh, mas. Ada apa?"

" Kamu tolong gendong bayinya dan bawa main ke depan rumah. mas mau ngobrol berdua sama Abang."

" Oke mas."

Jaemin pun menghampiri Mark dan menggendong bayi yang sepertinya masih berusia 1 tahun tersebut.

* POV Mark, Jeno

" Bang, jelasin semua. Jangan ada satu hal pun yang Abang sembunyikan lagi dari Jeno."

" Oke jen."

" Jadi, satu tahunan yang lalu. Ada siswa Abang yang ngontrak di rumah bibi kita. Abang nemuin dia waktu itu pas lagi hujan-hujanan dan dia lagi coba buat bunuh diri."

" Malam itu Abang bingung Jen, sepertinya anak itu terlihat memang lagi frustasi banget. Kalau Abang antar ke rumah bibi, takutnya dia berbuat macam-macam disana, akhirnya Abang bawa ke rumah kita aja, karena Abang ga tau mau minta tolong kemana. Rencananya Abang waktu itu, setelah pagi datang, Abang akan diskusikan soal anak itu ke pihak sekolah. Tapi, baru beberapa jam. Tiba-tiba Abang udah di grebek aja sama warga disini."

Protect [ NOMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang