Semenjak kejadian malam itu, yuta benar-benar menjauh dari doyoung. Bahkan, saat ia ingin datang ke rumah sakit, dia akan berpesan pada Jeno untuk pulang duluan bersama doyoung.
Saat ini doyoung sedang di dalam perjalanan pulang bersama Jeno. Sebelum pulang, mereka menjemput jaemin terlebih dahulu ke sekolahnya.
" Kamu sepertinya sangat dekat dengan keluarga Nakamoto." Tanya doyoung pada Jeno.
" Tentu, karena saya sudah di anggap keluarga oleh mereka."
" Berarti kamu sudah lama berkerja dengan mereka."
" Dari zaman tuan yuta dan bunda winwin masih pacaran. Ayah dan ibu saya sudah bekerja dengan keluarga bunda winwin."
" Berarti, kamu tau banyak tentang mereka."
" Tidak terlalu tau dan saya tidak pernah menanyakan hal itu kepada orang tua saya. Karena itu bukan urusan saya." Jawab sarkas Jeno.
Setelah mendapat respon yang tidak baik dari Jeno, doyoung pun memilih diam sampai mereka menjemput jaemin, barulah suasana di mobil itu berubah.
" Loh, suster doyoung ikut bareng kita lagi?"
" Iya na, tadi ayah suruh om sekalian bawa suster doyoung."
" Suster punya anak seumuran Nana?"
" Iya Nana, anak saya seumuran kamu."
" Sekarang dimana?"
" Lagi di kampung sama kakek dan neneknya. Dia sekolah disana."
" Kenapa ga ikut suster aja, kasian tau kakek neneknya sudah tua. Emang suster ga kasian?"
" Mau gimana lagi, saya harus kerja disini."
" Padahal suster bisa bawa anak suster loh, jadwal kerja suster kan ga terlalu padat. Gaji yang ayah bunda kasih juga cukup buat biaya suster dan anak suster."
" Saya nabung buat biaya kuliahnya nanti."
" Suami suster kemana?"
" Saya sudah bercerai, Nana."
" Kok bisa?"
" Suami saya suka mabuk dan suka main tangan."
" Biasanya orang seperti itu pasti punya alasan atau sebabnya. Harusnya suster ga langsung cerei in. Kan bisa di selesaikan baik-baik, suster cari tau dulu penyebabnya apa."
" Kamu masih terlalu kecil na, buat tau hal kaya gitu."
" Dih, walaupun Nana kelihatan manja begini. Pikiran Nana cukup dewasa kok sus."
" Kok bisa ya, ayah sama bunda ga cek dulu siapa yang bakal kerja sama dia. Masa mereka Nerima janda sih. Suster jangan sampai berniat macam-macam di keluarga Nana, ya. Suster bakal berurusan dengan Nana dan Oma nantinya."
" Nana, jangan ngomong kaya gitu. Kamu pasti habis baca Wattpad ya."
" Ih om, apa yang ada di Wattpad itu rata-rata juga kisah nyata loh. Emang om ga liat yang viral-viral di luar sana. Om main sosmed ga sih."
" Tenang nak Nana, saya ga bakal kaya gitu kok."
" Pokoknya suster harus ingat, kalau suster macem-macem. Suster ga bakal bisa menang lawan Nana."
" Nana." Tegur Jeno
" Iya om, ini Nana diem. Om, nanti mampir ke tempat biasa dulu ya."
" Kopi lagi pasti."
" Otak Nana mumet om, butuh kopi. Nanti malam juga Nana mau begadang buat belajar."
" Om bilangan bunda sama ayah, ya."
" Kan Minggu ini Nana belum beli kopi loh om."
" jangan keseringan."
" Om tenang aja, tapi nanti kita dine in ya. Nana lagi pengen minum di sana."
" Siap."
" Suster mau ikut sekalian."
" Tidak usah Nana, saya tidak suka kopi."
" Tapi ikut masuk saja ya, ngapain juga suster di mobil sendirian. Nanti bisa meninggal konyol cuma gara-gara nungguin majikan minum kopi."
Jeno sedikit terkejut dengan cara bicara jaemin, biasanya anak ini sangat sopan dan tidak membedakan kasta dengan pekerja di rumahnya. Tapi ketika dengan doyoung justru dia bersikap seperti ini, apa karena jaemin tidak suka dengan kehadiran doyoung efek dari pikiran negatifnya atau bagaimana. Jeno benar-benar tidak paham, tapi Jeno juga sedikit curiga dengan perawat satu ini. Semoga apa yang dia dan jaemin pikirkan tidak akan kejadian.
Begitu sampai di coffee shop jaemin langsung memesan beberapa menu untuknya dan Jeno. Bahkan anak itu tidak memikirkan menu alternatif untuk doyoung.
" Banyak banget." Kaget Jeno saat melihat menu yang di pesan jaemin.
" Kan makannya bareng sama om."
" Om ga suka makanan manis loh." Ucap Jeno saat melihat ada beberapa cake yang jaemin pesan.
" Nanti kalau ga habis, kan ada suster doyoung. Suster suka makanan manis kan?"
Sementara doyoung hanya tersenyum menanggapi sikap jaemin. Dia tidak menyangka jika jaemin mempunyai sifat seperti ini, sangat jauh berbeda dengan winwin. Sepertinya jaemin ketularan sifat yuta dan ibunya yuta. Doyoung sangat ingat sekali bagaimana sifat ibunya yuta dan itu sama persis seperti jaemin.
Dia pikir jaemin akan sama seperti winwin, jika seperti ini posisi tidak aman di rumah itu dan hal itu akan membuatnya tidak nyaman kedepannya.
" Cake nya enak banget ya." Tanya Jeno melihat jaemin yang begitu menikmati makanannya.
" Enak om. kalau ga enak, ngapain Nana langganan disini. Lagian Nana juga laper om."
" Semua makanan manis pasti enak buat kemu, jangan keseringan. Nanti kamu bisa sakit."
Jaemin hanya menanggapi dengan cengiran.
Jeno menggambil tisue yang ada di meja tersebut dan memberikannya kepada jaemin.
" Makannya jangan berantakan, kamu sudah gede loh."
" Cream nya aja yang kebanyakan om. Ga muat di mulut Nana."
" Ngeles Mulu."
Melihat interaksi mereka yang begitu dekat, membuat doyoung penasaran dengan hubungan mereka. Tidak mungkin hanya majikan dan sopir saja.
" Kalian bisa begitu Dekat ya." Ucap doyoung.
" Tentu dong, om Jeno kan udah bagian dari keluarga kita. Lagian suster kepo banget deh, ga usah mikir macam-macam soal kita."
Lagi-lagi doyoung mendapat jawaban yang tidak enak dari mulut jaemin. Akhirnya dia memilih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect [ NOMIN ]
Romanceperjuangan lee Jeno dalam menjaga amanah dari orang yang berjasa dalam hidupnya. 🚫 misgendering 🚫 Mprag