PT 11

441 28 12
                                    

Winwin sudah kembali ke rumah dan semua keluarga pun sudah balik ke kesibukan masing-masing. Apalagi Nana dan yuta, beberapa hari ini mereka terlalu sibuk dan hampir tidak ada waktu untuk winwin.

Jaemin yang sibuk dengan persiapan ujiannya dan yuta yang sibuk dengan pekerjaannya, membuat ia harus pulang larut malam. Tentu saja saat itu winwin sudah tertidur pulas.

" Kalau udah kaya gini, rasanya sepi banget. Untung ada suster."

" Saya jadi rindu sama kerjaan saya. Susah ya, kalau kita biasa produktif, tiba-tiba jadi ga ada kerjaan kaya sekarang. Biasanya kami bakal pulang di sore hari semua, jadi yang di rumah cuma pekerja saja di jam segini." Sambung winwin

" Sebelumnya, nyonya kerja apa."

" Saya punya butik."

" Nyonya designer ya."

" Ya begitulah sus. Sekarang semua mungkin sedang terbengkalai. Kasian pelanggan-pelanggan saya, mereka maunya harus saya yang mendesign punya mereka. Sementara kondisi saya seperti ini, mau cari pengganti yang cocok sama selera mereka pasti susah banget."

" Semoga pengobatan nyonya bisa berjalan dengan lancar, biar bisa balik kerja lagi kaya biasa."

" Semoga sus. Mungkin tuhan ngasih saya penyakit biar bisa istirahat. Soalnya selama ini, saya terlalu sibuk bekerja."

" Itu benar sekali nyonya."

" Bagaimana keadaan anak suster?"

" Baik, nyonya. Sama seperti Nana, dia juga lagi persiapan untuk ujian."

" Nanti kuliah disini saja, Nana pasti seneng ada temannya."

Doyoung hanya tersenyum mendengar ucapan winwin. Senang bagaimana, bahkan jaemin tidak pernah menyambutnya dengan baik dan berbicara sarkas padanya.

----------

Saat malam harinya, yuta pulang begitu larut. Begitu masuk kedalam rumah, suasana begitu sepi dan sudah di pastikan jika istri dan anaknya sudah tertidur.

Yuta melangkah ke arah kamarnya dan melihat istrinya sudah tertidur pulas. Merasa perutnya terlalu lapar, yuta turun ke bawah untuk membuat minuman panas dan berniat untuk memasak mie instan.

Yuta mulai mengambil wadah dan mencari bahan-bahan apa saja yang dia butuhkan. Namun, ada sosok lain yang memperhatikan yuta dan mulai melangkah mendekat ke arah yuta. Tentu saja yuta kaget dan sedikit emosi dengan kehadiran orang tersebut.

" Ngapain kamu kesini."

" Yut maaf, aku cuma mau minum saja."

" Ya sudah, setelah itu langsung pergi." Perintah yuta

" Kamu butuh bantuan?" Tawar doyoung

" Tidak perlu."

" Kamu mau masak mie, ya?. Biar saya bantu."

" Kamu mengerti bahasa manusia atau tidak?, berapa kali saya katakan, jaga batasanmu dan saya sudah menolak sejak tadi." Bentak yuta

" Yut, niat saya baik kok. Izinkan saya bantu ya, anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih saya pada kamu. Karena kamu sudah membantu saya waktu itu."

Yuta menatap tajam ke arah doyoung karena merasa terganggu dengan ucapannya.

" Kamu jangan salah paham yut, saya ga berniat macam-macam. Saya tau batasan saya, saya hanya ingin memperbaiki hubungan kita saja. Hanya sebatas teman dan tidak lebih. Kita sudah sama-sama dewasa, dan apa yang terjadi dulu itu hanya masalalu. Jadi tolong, hargai niat Baik saya. Ini hanya sebatas ucapan terima kasih saya dan memperbaiki hubungan pertemanan kita. Semua sudah selesai yut, kamu ga mau kan orang-orang curiga dengan kita. Apalagi istri dan anakmu, kamu terlalu berlebihan kepada saya. Saya mohon." Ucap doyoung.

Setelah mendengar penuturan doyoung, akhirnya yuta pun mengalah dan beranjak ke meja makan. Dia sudah terlalu lelah dan malas untuk berdebat dengan doyoung.

" Baiklah."

" Terima kasih yut."

Malam itu, yuta memakan masakan doyoung dan mereka selingi dengan sedikit perbincangan. Setelahnya, yuta meminta doyoung untuk meninggalkannya, karena tidak ingin ada pandangan buruk tentang mereka oleh orang-orang yang ada di rumah tersebut.

Dan Semenjak kejadian itu, yuta pun mulai membuka diri pada doyoung. Dan itu membuat mereka cukup akrab. Yuta beberapa kali sudah mulai berani menunjukan interaksinya bersama doyoung di depan winwin. Tentu saja winwin senang atas itu, karena suaminya sudah mulai menerima kehadiran perawat itu di sini dan tidak ada lagi kecanggungan di antara mereka.

Tentu saja apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang winwin pikirkan, andai winwin tau siapa doyoung sebenarnya dan apa hubungan mereka di masa lalu.

Yuta yang awalnya memang berniat baik untuk memperbaiki hubungan pertemanan nya dengan doyoung, karena menurutnya benar apa yang doyoung ucapkan malam itu. Mereka sudah dewasa dan punya kehidupan masing-masing, jadi tidak perlu menaruh dendam masa lalu karena yuta juga sudah hidup bahagia dengan istri dan anaknya, namun berbeda dengan doyoung. Dengan membaiknya hubungannya dan yuta, membuatnya ingin adanya interaksi lebih di antara mereka.

Dan sepertinya apa yang doyoung inginkan terjadi, dan sepertinya keberuntungan berpihak padanya. Dan disanalah mulai rusaknya hubungan antara yuta dan winwin.

Dimana, suatu malam. Yuta kembali melihat doyoung yang lagi-lagi bertemu dengan pria yang waktu itu dia temui, siapa lagi kalau pria yang mengaku mantan suami doyoung.

Di depan matanya, yuta melihat doyoung yang mendapat tamparan dari pria tersebut. Yuta merasa dia harus membantu, selain menurut sisi kemanusiaan, yuta juga sudah menganggap pertemanan mereka juga sudah membaik, membuatnya merasa bertanggung jawab untuk membela doyoung. Tentu saja itu membuat yuta terlibat pertengkaran dengan pria tersebut sehingga menyebabkan wajahnya mendapat pukulan.

" Yut, maaf ya. Kamu jadi kaya gini."

" Ga papa, ga mungkin saya biarkan kamu mendapat perlakuan kasar dari pria tidak bertanggung jawab seperti itu."

" Ayo kita obati dulu lukamu."

" Wajah mu juga terluka." Balas yuta

" Ini hanya sedikit, bagaimana dengan wajahmu. Ayo kita pulang, kita obati di rumah saja."

" Tidak usah, lebih baik cari tempat lain saja. Saya tidak ingin winwin khawatir dengan kondisi saya yang seperti ini."

" Baiklah, kalau begitu. Kita mampir dulu ke apotik."

Dan tempat yang di pilih yuta yaitu salah satu hotel yang berada di dekat sana. Tujuannya hanya mengobati luka wajahnya dan mengompres nya agar tidak terlalu parah terlihat, dan membuat winwin khawatir.

Namun, siapa sangka. Ternyata yuta sangat salah memilih tempat itu, disana mereka tidak hanya saling mengobati luka, mereka justru melakukan hal yang tidak seharusnya terjadi.

Bagaikan singa yang lapar, ketika di beri santapan daging yang segar. Tentu yuta menikmati apa yang terjadi di antara mereka, doyoung yang begitu pintar memancing dan merayunya, membuatnya melampiaskan apa yang ia tahan selama ini.

Bagaimanapun, yuta tetaplah dominan, yang juga butuh nafkah batin. Dimana selama beberapa bulan ini, dia tidak berani meminta pada winwin, karena dia tau bagaimana kondisi sang istri yang tidak mungkin bisa melayaninya. Bak kesetanan, yuta memanfaatkan keadaan dan menikmati layanan yang telah doyoung berikan padanya.

Dan hari itu, baik yuta dan doyoung sama-sama tidak balik ke rumah. Tentu saja itu membuat winwin khawatir, karena tidak satupun dari mereka bisa di hubungi.

Protect [ NOMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang