BAB 47: FIRASAT NDORO

56.6K 6.7K 1.1K
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Ndoro Karso terbangun langsung menoleh ke sebelahnya. Istrinya tidur lelap dengan posisi yang hampir jatuh dari ranjang. Ndoro Karso langsung menariknya sedikit agar lebih ketengah. Sang Ndoro juga membenarkan posisi bantal Sekar yang tidak karuan. Agar istrinya itu lebih nyaman lagi tidurnya.  

"Nek dawah pripun to Nduk?" (kalau jatuh bagaimana Nduk) ucap Ndoro Karso dengan lirih pada Sekar. Meski Sekar pun sama sekali tidak menjawabnya. Sang Ndoro membenarkan letak guling untuk menghalangi tubuh Sekar. Persis seperti menjaga balita yang tengah tidur.

Cup ...

Ndoro Karso mengecup kening Sekar dengan singkat. Memandang wajah Sekar yang tertidur entah kenapa sang Ndoro merasa bahagia. Memastikan jika Ndoro Putri itu sekarang ada di dalam radar pandangannya.

Ndoro Karso tersenyum ketika mengingat mimpinya barusan.  Firasatnya mengatakan akan ada sesuatu yang baik sebentar lagi. Setelah memastikan istrinya aman, Ndoro Karso kembali tidur.

Namun, belum lama Ndoro Karso memejamkan matanya, Sekar justru terbangun. 

"Ndoro ..." panggil Sekar dengan pelan. Sambil menepuk-nepuk lengan sang Ndoro. 

"Belum pagi Nduk, masih malam." Jawab sang Ndoro tanpa membuka matanya. Ndoro Justru memeluk tubuh Sekar dengan erat. 

"Ndoro, lapar ..." rengekan Sekar langsung membuat mata sang Ndoro langsung terasa segar. Bagaimana ceritanya istrinya bisa mengeluh lapar di waktu seperti ini. 

"Bukannya tadi sudah makan?" 

"Lapar lagi," Sekar merengek seperti anak kecil. Akhirnya Ndoro Karso yang awalnya ingin melanjutkan tidur pun tidak jadi. 

"Ajeng maem nopo?" (mau makan apa) tanya Ndoro Karso sambil bangun dari tidurnya. Tidak biasanya istrinya itu bangun tengah malam karena merasa lapar seperti ini.

"Terserah, seadanya di dapur saja." 

"Ayo ke dapur." Ndoro Karso mengajak Sekar untuk makan ke dapur, meski dengan wajah mengantuknya namun Sekar tetap pergi ke dapur karena merasa lapar.

Sesampainya mereka di dapur, suasana tentu saja sepi karena ini masih tengah malam. Ndoro Karso menyalakan lampu dapur dan meminta Sekar untuk duduk. Sedangkan sang Ndoro sendiri sibuk menyiapkan makanan untuk istrinya itu. 

"Mau makan nasi sama apa Nduk?" tanya Ndoro Karso saat ingin mengambilkan nasi untuk sekar. 

"Ada roti Ndoro?" Sekar justru menanyakan roti.

"Enten." (ada) 

"Susu coklat?" 

"Enten, nopo purun roti diparingi susu coklat?" (ada, apa mau roti diberi susu coklat) tanya sang Ndoro lagi. 

Sekar langsung mengangguk, lalu Ndoro Karso meletakkan kembali centong nasi yang sudah dia pegang dan beralih mengambil roti tawar dan susu coklat kental manis untuk istrinya.

Setelahnya, sang Ndoro menyerahkan piring berisi beberapa lembar roti tawar dengan selai susu coklat itu untuk Sekar. 

"Sama buah Ndoro," ucap Sekar lagi saat menerima piring dari suaminya itu. Ndoro Karso yang awalnya ingin duduk, pada akhirnya harus kembali berdiri mencarikan buah untuk Sekar.  

"Purun buah nopo Nduk?" (mau buah apa) tanya Ndoro Karso saat membuka kulkas dan melihat buah-buahan yang ada di sana. 

"Rambutan ada?"

"Dereng musim." (belum musim) jawab Ndoro Karso langsung.

"Duku?" tanya Sekar sambil tertawa pelan. 

NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang