BAB 7: KAMU SATU-SATUNYA ISTRI SAYA

40.5K 3.2K 129
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Sekar masih belum mau masuk meski bulik dan pakliknya sudah pergi dengan di antar oleh sopirnya Ndoro Karso. 

"Ayo masuk, kita susun barang-barangmu didalam." Ucap Ndoro Karso pada Sekar. Sekar hanya menoleh dengan pelan pada Ndoro Karso. 

"Ayo ..." ajak Ndoro Karso lagi dengan sabarnya.

Akhirnya Sekar pun mengikuti kemana Ndoro Karso pergi. Kopernya di tinggal di luar, rewang Ndoro Karso yang akan membawanya nanti.

Awalnya Sekar berfikir jika dia akan di bawa menuju kamar yang semalam dia tempati tapi ternyata dia salah.

"Tolong di bantu Ndoro Putri menyusun pakaiannya." Ucap Ndoro Karso pada Mbok Sugeng yang kebetulan tengah membereskan kamar.

"Nggih Ndoro." Jawab Mbok Sugeng dengan patuh.

Ndoro Karso langsung berbalik dan menatap Sekar sebentar.

"Bereskan barang-barangmu di bantu Mbok Sugeng." Ucap Ndoro Karso pada Sekar. Lalu setelahnya keluar dari kamar tersebut.

Sekar tidak lagi bertanya kemana kira-kira perginya Ndoro Karso. Lebih tepatnya dia tidak peduli dan juga tidak mau tau.

Fokus Sekar sekarang beralih pada kamar yang dia tempati. Sekar bingung dengan kamar yang dia tempati saat ini. Berbeda jauh dengan kamar yang sebelumnya. 

"Mari Ndoro Putri, yang mana dulu yang mau di tata?" Mbok Sugeng bertanya pada Sekar. Dan Sekar pun mulai membuka koper miliknya.

Koper pertama yang Sekar buka berisi pakaian. Mbok Sugeng langsung membereskannya dan mulai menatanya di lemari.

"Mbok ..." panggil Sekar pelan pada Mbok Sugeng yang tengah menyusun baju-baju Sekar di lemari seperti perintah sang Ndoro tadi. 

"Nggih Ndoro, ada apa?" tanya Mbok Sugeng pada Sekar. 

"Ini kamar siapa Mbok. Kenapa saya di bawa kesini, bukan kekamar yang saya tempati kemarin?" tanya Sekar dengan bingungnya. Kamar yang dia tempati saat ini berbeda jauh dari kamar sebelumnya. Kamar itu lebih besar jauh ketimbang kamar sebelumnya. Nuansa jawanya sangat kental dan membuat suasana kamar terlihat sangat mewah.

Bahkan ranjangnya sangat lembut ketika kulit Sekar menyentuhnya.

"Ini ya kamarnya Ndoro Karso, memangnya Ndoro Putri fikir ini kamarnya siapa?" Tanya Mbok Sugeng dengan sedikit heran. Apa dengan semua yang terlihat masih tidak bisa di tebak itu kamar siapa.

Sedangkan Sekar tentu saja merasa heran. Bagaimana bisa dia berada di kamar Ndoro Karso.

"Kok saya di bawa kesini Mbok. Kenapa bukan kekamar saya sebelumnya?" Tanya Sekar lagi dengan bingungnya.

Namun kebingungan Sekar, justru di jawab dengan kebingungan yang serupa oleh Mbok Sugeng. Ada apa sebenarnya dengan fikiran Ndoro Putrinya itu. Sebagai seorang istri bukankah sudah sewajarnya tinggal sekamar dengan suaminya. Apa kah hal tersebut masih harus di pertanyakan.

"Ndoro Putri kan sekarang garwo-nya Ndoro Karso. Bukankah sudah sewajarnya tinggal di kamar Ndoro. Tidak perlu beda kamar kan?" Jawab Mbok Sugeng lagi.

Namun, hal tersebut justru membuat Sekar semakin bingung. Apa tidak salah kalau dia tinggal di kamar Ndoro Karso. Apa tidak akan membuat kecemburuan bagi istri sang Ndoro yang lainnya. Lagi pula, ini akan membuatnya sangat tidak nyaman. Tolong, bawa dia pergi dari sana. Lebih baik pindahkan saja dia kekamar lain yang jelas bukan Kamar Ndoro Karso.

"Lalu kalau saya tinggal disini. Istrinya yang lain tinggal dimana Mbok?" Tanya Sekar dengan herannya. Namun, sebesar apapun rasa heran Sekar mbok Sugeng jauh lebih heran lagi dengan pertanyaan sang Ndoro Putri.

NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang