SELAMAT MEMBACA
***
Setelah tadi Sekar di tegur oleh Ndoro Karso, kini keduanya duduk dalam diam di ruang tengah. Baik Ndoro Karso maupun Sekar keduanya sama-sama diam.Lebih tepatnya, Sekar yang jengkel dan tidak mau bicara dengan sang Ndoro.
Sampai tiba-tiba Tejo datang membawakan dua gelas es kelapa muda.
"Es degannya Ndoro," ucap Tejo saat meletakkan es kelapa di hadapan sang Ndoro dan istrinya itu.
Sekar tanpa basa-basi langsung meminum es kelapa tersebut. Tanpa bertanya apakah itu untuk dia atau tidak. Tapi pasti untuknya kan, masa sudah di letakkan di depannya bukan untuknya.
"Barang saya di mobil tadi sudah turun Jo?" Tanya Ndoro Karso pada Tejo.
"Dereng Ndoro," (belum) jawab Tejo.
"Coba di bawa kesini."
"Nggih Ndoro," Tejo langsung pergi dan tak beberapa lama kembali lagi membawa sebuah bungkusan di tangannya.
Sekar yang sejak tadi memperhatikan hanya diam. Sambil meminum es kelapa mudanya.
"Nduk," panggil Ndoro Karso.
"Dalem," (apa) Jawab Sekar singkat.
"Mriki," (kesini) ucap Ndoro Karso meminta Sekar mendekat.
Sekar langgung menggeleng tidak mau.
"Mriki di paringi kok," (kesini di kasih kok) ucap Ndoro Karso lagi.
"Aku makin tidak mau kesitu Ndoro," jawab Sekar dengan ngerinya. Dia trauma dengan kalimat 'Mriki di paringi'. Hei, jangan-jangan dia mau di jelentik lagi. Tidak, tidak, tidak mau. Tupai saja tidak jatuh ke lubang yang sama dua kali.
"Purun oleh-oleh mboten?" (Mau oleh-oleh tidak) ucap Ndoro Karso sambil mengangkat bungkusan di tangannya.
"Apa oleh-olehnya?"
"Makanya kesini dulu to Nduk cah ayu," ucap Ndoro Karso masih dengan sabarnya.
"Aku trauma, Ndoro jahat. Lihat dulu oleh-olehnya kalau bagus aku kesitu kalau tidak ya tidak mau." Jawab Sekar lagi.
Ndoro Karso mendengar itu hanya terkekeh pelan. Dia lalu mengeluarkan apa yang ada di dalam bungkusan.
Ternyata berisi sebuah boneka kecil berbentuk semangka berwana putih hijau yang sangat lucu.
"Mau tidak?" Tanya Ndoro Karso lagi.
Perlahan Sekar mendekat, Ndoro Karso langsung memberikan boneka itu untuk Sekar.
"Terimakasih," ucap Sekar langsung.
"Saya itu tidak jahat sama kamu. Saya cuma mau, kamu itu sedikit belajar mulai membuang kebiasan-kebiasan burukmu Nduk. Jangan anggap perlakuan saya bentuk jahat, ini demi kebaikan kamu. Faham nggih?" Jelas Ndoro Karso dengan penuh pengertian pada Sekar. Sekar hanya mengangguk, sambil memeluk boneka baru pemberian sang Ndoro. Sebenarnya dia bingung, kenapa dia di belikan boneka seperti anak kecil begini. Tapi namanya pemberian ya di terima dengan senang hati.
***
Malam harinya, Sekar sudah mulai merebahkan dirinya di atas kasur. Meski matanya belum mengantuk, dia hanya guling-guling sambil memeluk boneka barunya dan memainkan ponsel. Sedangkan di depan sana, Ndoro Karso tengah duduk di kursi santainya di dalam kamar itu. Sambil memejamkan matanya, entah tidur atau tidak Ndoro itu. Kalau tidur kenapa tidak di ranjang saja. Apa tidak sakit badannya kalau ketiduran sampai pagi. Sudah tulang tua, malah banyak tingkah. Mata Sekar menelisik sang Ndoro dari ujung kaki sampai ujung kepala. Kemudian menghela nafas dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN)
RomanceYang baru ketemu cerita ini jangan baca, sudah di hapus sebagian !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. "Patuh menjadi istri saya, hidupmu akan terjamin cah ayu" ---- Ndoro...