SELAMAT MEMBACA
***
Ndoro Karso tersenyum sambil memperhatikan istrinya yang masih lelap tertidur. Sejak tadi tangannya terus saja mengusap rambut Sekar dengan pelan. Entah berusaha membangunkan atau justru membuat agar tidurnya semakin nyenyak. Ndoro Karso melihat jam di dinding, hampir jam empat. Seharunya Ndoro Putri itu sudah bangun.
"Nduk, tidak mau bangun?" Tanya Ndoro Karso dengan pelan. Tangannya masih mengusap kepala Sekar dengan lembut.
"Tidak." Jawab Sekar dengan tidak jelasnya. Dia sudah bangun sebenarnya, tapi malas untuk membuka mata. Apa berlebihan jika dia bilang dia lelah.
Sekar merasakan badannya yang benar-benar lelah. Dasar Ndoro Karso itu, benar-benar kemaruk. Mentang-mentang puasa lama, dia langsung berbuka dengan kalapnya. Wajah Sekar langsung memerah membayangkan kegiatan mereka tadi, tapi sepertinya lelah di badannya harus lebih di fikirkan ketimbang rasa malunya.
"Sudah sore lo Nduk," ucap sang Ndoro lagi.
"Biar." Jawab Sekar justru membalikkan badannya. Dia menarik selimut hingga menutupi kepalanya. Dia benar-benar ingin tidur lebih lama.
Sekar merasakan tempat di belakangmya bergerak, sepertinya Ndoro Karso sudah turun dari ranjang. Tidak lama kemudian, Sekar mendengar suara air dari kamar mandi. Sepertinya Ndoro itu sedang mandi.
Sekar mengintip dari balik selimut, benar saja Ndoro sudah tidak ada. Kini Sekar bisa bernafas dengan lega. Dia sangat malu kalau Ndoro masih ada di kamar itu. Dia canggung, bagaimana caranya dia bangun dan pergi kekamar mandi kalau Ndoro tidak keluar kamar dulu.
Selama Ndoro mandi, Sekar kembali memejamkan matanya. Ingin tidur sebenarnya, tapi bagaimana. Fikirannya lari kemana-mana dia jadi tidak bisa terlelap. Untuk menghalau rasa malu, dia hanya pura-pura tidur.
Sekar mengintip saat mendengar pintu di buka, Ndoro keluar dari kamar mandi dan berjalan kearah lemari. Sekar semakin merapatkan selimutnya, menutup dirinya serapat mungkin.
"Ndoro, kalau sudah selesai mandi. Boleh keluar dulu?" ucap Sekar dari balik selimutnya.
"Lha punopo?" (kenapa) tanya Ndoro Karso dengan bingungnya.
"Tidak papa, keluar dulu sana." Ucap Sekar lagi.
"Ya sudah, tapi segera bangun dan bersih-bersih nggih." Pesan Ndoro Karso sebelum keluar kamar.
"Hemmm ..."
Setelah Sekar melihat sang Ndoro benar-benar keluar dari kamarnya, dia baru berani membuka selimutnya. Turun dari ranjang dan langsung pergi kekamar mandi.
***
Sekar keluar dari kamar dan langsung pergi kedapur. Setelah membersihkan diri dan mandi, dia merasa sangat lapar. Bagaimana tidak, dia tidak makan siang tadi cuma makan donat dan sudah berkerja keras. Siapa yang tidak lapar jika menjadi Sekar."Ndoro Putri butuh apa?" Tanya Mbok Sugeng saat melihat Sekar memasuki dapur.
"Makan Mbok," jawab Sekar dengan lesunya. Perut lapar, badan lelah Sekar benar-benar malas membuka mulutnya untuk bicara. Andai dengan tidur dia bisa kenyang, dia pasti lebih memilih tidur.
Mbok sugeng yang mendengar itu langsung menyiapkan makan siang untuk sang Ndoro Putri. Tadi kedua majikannya itu tidak ada yang makan siang, juga tidak ada yang berani memanggil keduanya untuk makan siang. Jadi mungkin sekarang lapar.
"Monggo Ndoro Putri," (silahkan) ucap Mbok Sugeng saat meletakkan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya di hadapan Sekar.
Tidak sengaja mata Mbok Sugeng melirik ke arah Sekar lalu dia tersenyum tipis. Entah apa yang di tangkap oleh mata tuanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN)
RomanceYang baru ketemu cerita ini jangan baca, sudah di hapus sebagian !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. "Patuh menjadi istri saya, hidupmu akan terjamin cah ayu" ---- Ndoro...