SELAMAT MEMBACA
***Flash Back On
"Pak Warto tidak perlu cemas. Saya akan menjaga Lembayung sebagaimana Bapak menjaga dia." Ucap Ndoro Karso dengan lirih di dekat makam yang masih basah itu.
Ndoro Karso menatap gundukan tanah dengan papan nisan bertuliskan Warto Hartanto di hadapannya dengan tatapan sedih. Ndoro Karso akui jika dia merasa kehilangan salah seorang pekerja setianya.
"Ndoro..."
Ndoro Karso langsung menoleh, disana dia melihat Parmin dan Harti yang juga datang ke makam.
"Kalian datang," ucap Ndoro Karso lirih. Entah pertanyaan atau pernyataan. Parmin dan Harti langsung mendekat dan duduk di sebelah makam Pak Warto.
Ndoro Karso menatap keduanya dalam diam. Keduanya terlihat khusyuk dalam berdoa. Setelah beberapa saat doa keduanya pun selesai.
"Setelah ini kami akan membawa Lembayung kembali ke kota Ndoro," ucap Parmin
"Saya mengemban amanah untuk menjaga Lembayung. Tapi saat ini dia pasti tidak mau bersama saya. Saya titip Lembayung kepada kalian, setelah dewasa saya akan mengambil penuh tanggung jawab saya." Ucap Ndoro Karso pada Parmin dan Harti.
Parmin dan Harti yang mendengar itu tentu saja merasa bingung.
"Jika Tuhan merestui, dia akan menjadi istri saya kelak. Saya berjanji akan menikahi Lembayung dan menjaganya seumur hidup saya," ucap Ndoro Karso lagi. Tepat di hadapan makam Pak Warto, Ndoro Karso mengatakannya. Seolah meminta Pak Warto ikut serta menyaksikan janjinya. Entah kenapa, Ndoro Karso memiliki pemikiran seperti itu seolah bertaruh dengan takdir. Apakah niatnya mendapatkan restu atau tidak, biarkan waktu yang menjawabnya.
Parmin dan Harti tentu saja terkejut dengan apa yang dikatakan Ndoro Karso barusan. Apa laki-laki itu sedang bercanda.
"Ndoro apa maksudnya ini?" Tanya Parmin dengan tidak percayanya.
"Sudah saya pikirkan semuanya, janji saya pada Pak Warto adalah menjaga putrinya. Apapun caranya biarkan itu menjadi urusan saya, kalian hanya perlu percaya pada saya." Ucap sang Ndoro lagi dengan seriusnya. Sama sekali tidak terlihat jika bercanda.
Meski masih belum terlalu jelas, Parmin dan Harti akhirnya mengangguk mengerti. Mencoba mempercayai sang Ndoro dan memasrahkan semuanya pada takdir.
Flash Back Off
Ndoro Karso menghela nafasnya dengan pelan ketika mengingat kejadian beberapa tahun silam itu. Tangannya memegang tongkat yang sejak tadi dia ketuk-ketukkan ke lantai. Hatinya gundah, pikirannya sedikit kacau saat ini.
Sudah dua minggu sejak kepergian istrinya tapi Ndoro Putri itu belum ada tanda-tanda ingin pulang. Atau mungkin tidak akan pulang lagi. Bisa saja sebenarnya Ndoro Karso menjemput paksa Sekar untuk pulang. Tapi apa gunanya, sang Ndoro hanya ingin jika memang pulang istrinya pulang dengan kemauannya sendiri tanpa paksaan siapapun.
"Ndoro ngapunten (maaf) makan siang sudah siap," ucap Tejo pada sang Ndoro.
"Engko wae Jo," (nanti saja) ucap Ndoro Karso tanpa menoleh.
Apa dia masih punya selera untuk makan kalau istrinya tidak pulang seperti ini.
Tejo yang melihat itu langgsung pamit untuk kembali kedapur.
"Ndoro tidak makan Jo?" Tanya Mbok Sugeng saat melihat Tejo datang kedapur sendirian.
"Nanti katanya Mbok," jawab Tejo.
![](https://img.wattpad.com/cover/375173292-288-k266546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN)
RomantizmYang baru ketemu cerita ini jangan baca, sudah di hapus sebagian !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. "Patuh menjadi istri saya, hidupmu akan terjamin cah ayu" ---- Ndoro...