SELAMAT MEMBACA
***
Satu minggu setelah pertemuan Sekar dengan Ndoro Karso waktu itu, pernikahan benar-benar di gelar. Bahkan Sekar yang masih sibuk merenungi nasib dan meratap tidak di beri kesempatan untuk menyusun rencana sekedar awang-awang untuk kabur.Sekar seperti tidak sadar, tau-tau saja dia sudah menikah. Hari ini, tepatnya pagi tadi. Ijab khobulnya telah terlaksana. Dan apa jadinya statusnya sekarang, seorang istri. Mengingat itu Sekar benar-benar ingin menangis. Hei, dia mau kabur dulu. Tidak tiba-tiba menikah seperti ini.
Pernikahan sepenuhnya di urus oleh Ndoro Karso, bahkan Sekar tidak tau apapun. Sungguh, dia seperti orang linglung yang tidak sadar tengah melakukan apa. Mungkin fikirannya terlalu kalut dan dia sangat frustasi memikirkan nasibnya.
Di luar sana, tamu masih banyak tapi Sekar sudah berdiam diri di dalam kamar dengan alasan sakit kepala. Dia benar-benar tidak ingin bertemu mereka. Katakan Sekar memang keterlaluan, tapi apakah ada yang bisa memahami perasaanya saat ini.
Pernikahan memang tidak di adakan dengan meriah dalam artian, Ndoro Karso banyak memangkas adat istiadat yang seharusnya ada. Hanya di ambil inti dan sahnya pernikahan saja. Namun, namanya Ndoro Karso yang menikah, juragan paling terpandang di desanya. Orang yang cukup di segani, mana mungkin tidak banyak tamu yang datang. Meski di katakan pernikahan di adakan dengan sederhana, tapi tamu yang hadir untuk memberikan selamat tidak main-main jumlahnya. Apalagi Ndoro Karso membuat seperti pesta rakyat. Di mana banyak makanan yang di hidangkan, dan semua orang puas menikmatinya. Semakin menambah meriah pesta pernikahannya. Bahkan Ndoro Karso menyiapkan banyak sekali bingkisan dan buah-buahan serta berbagai jenis sayuran hasil kebunnya yang nantinya akan di bawa pulang oleh para tamu.
Semua orang bergembira dan bersuka cita dengan di gelarnya pernikahan Ndoro Ksrso tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang masih bertanya-tanya dengan siapa sang Ndoro menikah bahkan meski sudah tersebar berita siapa mempelai perempuannya beberapa dari mereka masih mempertanyakan identitasnya. Mereka semua berfikir jika gadis yang menikah dengan sang Ndoro bukan orang biasa.
Tapi lepas dari semua itu, seluruhnya yang hadir memberikan banyak doa untuk sepasang pengantin baru yang tengah berbahagia. Ahh, mungkin hanya satu yang berbahagia dan satunya justru merenung serasa menjadi manusia paling menderita di dunia.
Ceklek ...
Pintu kamar di buka, Sekar langsung menoleh. Seorang perempuan setengah tua masuk dengan pelan, membawa sepasang pakaian di tangannya.
"Ngapunten Ndoro putri, kalau mau ganti baju ganti pakai ini nggih." Perempuan setengah tua yang Sekar ketahui bernama Mbok Sugeng itu meletakkan pakaian ganti untuk Sekar di tepi ranjang.
"Panggil sekar saja Mbok, jangan seperti itu." Ucap Sekar dengan pelan.
Dia merasa tidak nyaman dan tidak pantas di perlakukan seperti itu. Dia ini siapa, sehingga mendapatkan perlakukan begitu. Lagi pula Mbok Sugeng itu berusia lebih tua darinya, mungkin usianya lebih tua lagi dari buliknyaa atau bahkan cocok menjadi neneknya. Kenapa harus tunduk padanya. Sekar merasa tidak sopan jika seperti itu.
"Mboten wantun Ndoro Putri, itu sudah aturan dari Ndoro Karso." (Tidak berani Ndoro Putri) jawab Mbok Sugeng pelan.
Sekar tidak lagi protes, baiklah biarkan saja jika memang seperti itu aturannya. Dia bisa apa. Mungkin saja memang semua istri Ndoro Karso di panggil begitu.
Sekar langsung ingat, kenapa sejak tadi dia belum melihat perempuan yang kemungkinan istri dari sang Ndoro. Kemana perginya perempuan itu. Tidak mungkin kan, laki-laki seperti Ndoro Karso tidak memiliki istri. Demi tuhan, Sekar berfikir jika istri Ndoro Karso itu pasti lebih dati satu. Jadi dirinya pasti yang ketiga atau bahkan yang keempat. Sekar semakin ingin menangis saja jika mengingat hal tersebut.
"Mbok, nanti kalau ketemu bulik saya minta tolong suruh kesini ya." Ucap Sekar dengan lirihnya.
Mbok Sugeng yang mendengar itu hanya mengangguk. Lalu setelahnya pamit untuk keluar.
Setelah kepergian Mbok Sugeng, air mata Sekar tidak lagi bisa di bendung. Dia benar-benar menangis meratapi nasibnya. Fikirannya kalut memikirkan nasibnya kedepan.
"Loh, Kar kok nangis lagi to Nduk," Harti yang masuk kekamar Sekar di buat terkejut karena mendapati Sekar yang kembali menangis.
"Bulik, mau pulang. Tidak mau disini," rengek Sekar langsung.
Ibaratnya penyesalan datang di akhir. Sekar benar-benar menyesal kemarin-kemarin dengan angkuhnya berkata ingin mengikuti takdir. Nyatanya, dia merasa tidak sanggup. Ingin pergi dari sana saat itu juga.
"Wes to Kar. Sudah jangan menangis," Harti hanya bisa menenangkan Sekar. Tidak bisa berbuat banyak. Memangnya apa yang bisa dia lakukan selain menenangkan keponakannya itu.
"Tapi aku tidak mau menikah sama dia Bulik." Rengek Sekar lagi.
"Sing lego to Kar. Insyallah nek lego, kepenak uripmu mbesuk. Percoyo karo bulik," (Yang Ikhlas Kar. Insyaallah kalau ikhlas, enak hidupmu kedepannya. Percaya sama bulik)
Sekar masih tetap menangis sesenggukan. Meski seribu orang yang memintanya ikhlas kalau dia tidak ikhlas lalu harus bagaimana. Siapa yang bisa memaksa hatinya.
***
Malam semakin larut, beberapa tamu sudah pulang namun masih ada juga beberapa yang bertahan. Sekedar ngobrol ringan ataupun berkumpul dengan rekan lama. Pernikahan Ndoro Karso seperti ajang reuni bagi rekan-rekan sejawatnya.Sedangkan Ndoro Karso sendiri, memilih pamit untuk masuk lebih dulu. Karena sejak siang dia belum melihat wajah istri barunya itu. Tadi pamit karena sakit kepala, tapi setelahnya tidak keluar lagi. Entah masih sakit atau tidak, Ndoro Karso ingin segera melihatnya.
Ndoro Karso membuka pintu kamar yang di tempati Sekar dengan pelan. Saat di toleh ternyata gadis itu sudah tidur dengan nyenyaknya. Ndoro Karso tidak membangunkannya, melihat Sekar tidur dengan tenang sudah cukup bagi Ndoro Karso tau jika istrinya itu baik-baik saja. Ndoro Karso kembali menutup pintu dengan pelan dan segera keluar dari kamar itu tidak mau mengganggu tidur Sekar.
Padahal tanpa di ketahui oleh Ndoro Karso gadis itu tidak tidur sama sekali. Dia hanya pura-pura memejamkan matanya ketika mendengar langkah kaki mendekat. Sekar sangat takut dengan Ndoro Karso, apa yang akan di lakukan laki-laki itu padanya malam ini. Sekar sama sekali tidak berani membayangkan. Saking takutnya, Sekar kembali menangis dalam keheningan malam yang larut. Benar-benar takut dengan tempat dia berada saat ini. Tidak ada siapapun yang dia kenal. Sekar hanya bisa memeluk dirinya sendiri, kembali menangis dalam keheningan.
Di luar kamar, Ndoro Karso yang ternyata belum pergi mendengar dengan jelas tangisan Sekar. Begitu pilu dan membuat hatinya terasa getir. Apa menikah dengannya membuat gadis itu benar-benar tersiksa hingga seperti itu. Padahal dia juga tidak melakukan sesuatu yang kejam.
Dengan pelan, Ndoro Karso pergi meninggalkan kamar Sekar menuju kamar pribadinya. Membiarkan Sekar menghabiskan tangisnya malam ini, karena setelahnya Ndoro Karso tidak akan membiarkan gadis yang telah berstatus sebagai istrinya itu menangis pilu seperti itu.
*** BERSAMBUNG ***
WNG, 21 AGTS 2024
SALAM
E_PRASETYO
![](https://img.wattpad.com/cover/375173292-288-k266546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN)
RomanceYang baru ketemu cerita ini jangan baca, sudah di hapus sebagian !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. "Patuh menjadi istri saya, hidupmu akan terjamin cah ayu" ---- Ndoro...