BAB 2: LEMBAYUNG ATAU SEKAR

67.2K 3.5K 49
                                    

SELAMAT MEMBACA
***  *

Ndoro Karso menatap selembar foto yang dia dapat kan dari tamunya beberapa hari yang lalu.

Potret gadis muda yang sangat ayu rupanya tersenyum di sana. Semakin ditatap, wajah itu benar-benar seperti memiki magnet yang membuat orang enggan lepas. Sorot matanya terlihat bersinar dan begitu bersemangat. Jauh berbeda dengan gadis yang dia temui 13 tahun yang lalu.

Ndoro Karso masih tidak percaya, 13 tahun lamanya terakhir dia bertemu dengan seorang bocah yang saat itu tengah menangis sesenggukan di makam ayahnya. Bahkan Ndoro Karso masih mengingat betul betapa bengkak mata cantik itu ketika melihat prosesi pemakaman sang ayah. Tapi lihat, sekarang gadis yang menangis di pemakaman itu telah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Hanya melihat dari gambar saja, semua orang akan tau jika dia dirawat dengan sangat baik.

"Sampun dalu Ndoro, mboten tilem?" (Sudah malam Ndoro, tidak tidur) tanya Tejo pada Ndoro Karso. Dia yang tengah memeriksa pintu dan jendela, mendapati jika lampu di ruang kerja sang Ndoro masih menyala. Saat dilihat Ndoro Karso masih duduk dengan tenang di balik meja kerjanya.

Ndoro Karso tidak mengatakan apapun, dia hanya menunjuk selembar foto di atas meja. Tejo yang belum mengerti maksud Ndoro Karso hanya melirik sekilas lalu kembali menunduk.

"Siapa ini Ndoro?" Tanya Tejo dengan sopan. Pasalnya dia sama sekali tidak mengenali wajah di gambar itu. Lalu kenapa Ndoro Karso seolah memberitahunya.

"Coba diperhatikan lagi wajahnya," jawab Ndoro Karso dengan tenang.

Tejo kembali memperhatikan wajah di foto. Hanya satu kata yang bisa dia ungkapkan. Cantik, selebihnya dia benar-benar tidak memiliki pendapat apapun. Lebih tepatnya dia tidak berani. Takut di kira lancang.

"Ngapunten (maaf) Ndoro, saya benar-benar tidak mengingatnya," jawab Tejo lagi.

Ndoro Karso hanya tertawa pelan. Maklum saja jika Tejo tidak mengingatnya. Bahkan dia sendiri butuh satu hari untuk benar-benar yakin jika gadis di foto adalah bocah yang sama yang pernah dia temui 13 tahun yang lalu. Wajahnya sangat jauh berubah, hanya mata dan bibirnya yang sama sekali tidak berubah.

"Benar tidak ingat siapa dia?" Tanya Ndoro Karso sekali lagi memastikan pada Tejo.

Namun, lagi-lagi Tejo hanya menggeleng dengan pelan.

"Lembayung," satu kata yang diucapkan oleh Ndoro Karso berhasil membuat Tejo terkejut tidak percaya.

***

Di tempat lain, seorang gadis cantik bernama Sekar tengah kesal menatap dua orang yang tengah sibuk di depannya itu. Keduanya kompak tengah membereskan barang-barangnya, apa dia benar-benar diusir. Atau bagaimana, kenapa semua barang-barangnya dipindahkan. Kenapa tidak ada toleransi sama sekali. Namun melihat rumah yang dia datangi saat ini, dia seperti bernostalgia dengan masa kecilnya. Dulu dia sering datang kerumah itu untuk mengunjungi sang ayah. Namun sekarang sudah tidak pernah lagi. Sejak ayahnya meninggal, dia sudah tidak pernah pulang kekampung halaman sang ayah lagi.

Tiba-tiba saja, satu minggu yang lalu bulik dan pakliknya mengatakan ingin kembali ke desa. Dan kalian tau apa yang lebih mengjengkelkan, katanya Sekar ingin dinikahkan. Hanya karena mereka punya hutang dan tidak bisa melunasinya.

Bahkan Sekar sudah mengalah dan ingin membantu mencicil hutang paklik dan buliknya. Tapi mereka justru bersikeras jika Sekar tidak akan sanggup melunasinya. Jalan satu-satunya adalah menikah dengan pemberi hutang, agar hutang mereka langsung lunas. Apa sekar dirawat hanya untuk di jadikan pelunas hutang. Sekar benar-benar ingin mengamuk setiap mengingat hal tersebut. Dan sayangnya dia tidak punya kuasa untuk melawan.

NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang