BAB 10: TEMAN MASA KECIL

36.7K 3.2K 119
                                    

SELAMAT MEMBACA
***

Sekar terbangun dengan sedikit terkejut. Saat dia menoleh kesebelahnya, ranjang di sebelahnya sudah kosong. Dan yang lebih membuatnya heran, kenapa sekarang tidurnya ada di tengah ranjang bukannya semalam di pinggir. Siapa yang menariknya ketengah, dan lagi siapa yang meletakkan guling di kedua sisinya. Sekar langsung berfikir memangnya dia bayi, sampai di halangi guling agar tidak jatuh seperti ini. Tapi tiba-tiba Sekar teringat dengan satu manusia yang kemungkinan melakukan semua itu, siapa lagi kalau bukan Ndoro Karso.

Setelah memikirkan semua itu, Sekar tidak segera bangun. Dia justru berguling - guling dengan malas diatas ranjang. Menikmati ranjang sang Ndoro yang sangat nyaman itu. Apalagi aromanya begitu menyegarkan entah pewangi sepreinya atau aroma tubuh Ndoro Karso yang tertinggal. Jujur membuat Sekar betah berlama-lama tidur di ranjang itu. Tidurnya juga sangat nyenyak semalam, hingga pagi dia bangun dengan kondisi segar.

Tiba-tiba mata Sekar menatap jam dinding di seberang ranjangnya. Sekar langsung bangun, ketika hari sudah siang. Sekar langsung buru-buru kekamar mandi dan membersihkan diri sebelum keluar dari kamar.

Tidak butuh waktu lama, sampai Sekar kembali keluar dari kamar mandi dengan wajah yang jauh lebih segar dan baju yang sudah ganti. Dia langsung keluar dari kamar ingin melihat kondisi di luar.

"Ndoro Putri mau sarapan sekarang?" Tanya Mbok Sugeng saat melihat Sekar sudah keluar dari kamar. Tadi dia menerima amanah dari sang Ndoro untuk menyiapkan sarapan untuk Ndoro Putrinya jika sudah bangun. Namun, jika belum sang Ndoro berpesan agar jangan di bangunkan.

"Iya Mbok," jawab Sekar lalu berjalan menuju meja makan.

"Ndoro pergi keluar, kata Ndoro tadi setelah sarapan Ndoro Putri boleh jalan-jalan keluar jangan di rumah saja biar tidak bosan." Ucap Mbok Sugeng menyampaikan pesan sang Ndoro.

"Ndoro pergi kemana Mbok?" Tanya Sekar lagi. Bukan karena peduli, hanya saja Ndoro Karso sudah pergi pagi-pagi sekali. Membuat Sekar merasa heran.

"Kebun melonnya panen, jadi Ndoro kesana untuk mengawasi orang panen melon."

Sekar hanya mengangguk tidak lagi bertanya ataupun bicara.

***

Setelah sarapan, Sekar memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah milik Ndoro Karso. Setelah berjalan-jalan sesaat dia baru menyadari jika kediaman sang Ndoro itu sangat luas dan mewah. Aksen jawanya sangat kental. Di setiap sudut kediamannya terdapat ornamen-ornamen klasik khas jawa yang semakin menambah kesan mewah di rumahnya.

"Ndoro Putri mau kehalaman belakang?" tanya Mbok Sugeng yang siang itu menemani sang Ndoro Putri berkeliling.

"Disana ada apa Mbok?" tanya Sekar dengan penasarannya. Lagi pula, dia takut untuk menginjak halaman belakang. Bisa saja, Ndoro Karso tidak berkenan nantinya.

"Ada kolam ikan, ada kolam renang, juga pohon buah Ndoro." Jelas Mbok Sugeng lagi.

"Saya boleh kesana?" tanya Sekar dengan ragunya.

"Nggih boleh Ndoro. Ndoro putri boleh kemana pun yang Ndoro mau di rumah ini." Ucap Mbok Sugeng lagi menjelaskan.

Sekar langsung berjalan dengan semangatnya menuju halaman belakang rumah Ndoro Karso ini. Ingin melihat lebih banyak lagi apa saja yang ada di rumah sang Ndoro yang sebesar itu. Mungkin dari luar orang tidak akan tau ada apa di dalamnya, karena rumah Ndoro Karso ini di kelilingin tembok yang tinggi. Mereka yeng melihatnya dari luar mungkin hanya akan tau jika kediaman sang Ndoro itu begitu besar. Tapi apa yang ada di dalamnya, tentunya hanya orang-orang yang tinggal di sana yang tau.

Sampai dihalaman belakang, Sekar melihat beberapa laki-laki yang sedang bekerja. Ada yang merawat tanaman, membersihkan kolam bahkan ada yang sedang menyapu. Mereka semua kompak menunduk saat melihat garwo sang Ndoro tiba-tiba datang.

NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang