Bab 2 Keputusan...

883 142 22
                                    

Becky memutuskan untuk bertemu dengan sahabatnya di salah satu Cafe setelah bertemu dengan Prim tadi.

"Jadi kamu mau menerima perjodohan ini?" tanya Irin, sahabat Becky.

"Iya, agar fasilitasku tidak diambil alih sama Papa.." ucap Becky.

"Kamu bukan orang yang seperti itu Becky, aku sudah mengenalmu sangat lama. Kamu pasti memiliki alasan lain.." ucap Noey, sahabat Becky juga.

Huffttt...

Becky menghela nafasnya..

"Cepat katakan alasan yang sebenarnya.." ucap Noey lagi.

"Sebenarnya, aku gak masalah jika semua fasilitas yang aku miliki sekarang diambil sama Papa, aku masih bisa berkerja di luar. Aku bukan anak manja meski kedua orangtuaku kaya. Tapi..." ucap Becky terpotong.

"Tapi apa?" tanya Irin.

"Tapi Prim tidak mau hidup susah denganku, ia mengatakan aku harus menikah dengan wanita itu agar semua fasilitas yang ada tidak diambil sama Papa. Makanya aku menyetujui pernikahan ini, aku gak bisa kehilangan Prim, aku sangat mencintainya..." ucap Becky.

"Bodoh..." ucap Irin dan Noey serentak.

"Kamu sangat bodoh Bec, kamu lulusan terbaik dan sangat pintar. Tapi kenapa dengan Prim saja kamu sangat bodoh.." ucap Noey.

"Iya, sudah jelas-jelas Prim menunjukkan sifat aslinya kepadamu. Tapi kamu masih saja mencintainya, dia hanya memanfaatkanmu saja Becky.." ucap Irin.

"Aku mencintainya, aku gak bisa kehilangan dia. Prim adalah cinta pertamaku, dia orang pertama yang masuk ke hatiku. Aku belum pernah mencintai orang lain, kalian lebih tahu bagaimana aku dulu, selalu diam. Tapi setelah bertemu dengan Prim, aku jadi lebih terbuka dan ceria, dia membuat warna di hidupku.." ucap Becky.

"Ckk selalu saja begitu, padahal kamu dulu tidak terlalu pendiam..." ucap Irin kesal.

"Jadi, Prim menyetujui perjodohanmu karena hal itu? Apa dia tidak cemburu? Kalian sudah pacaran bertahun-tahun, masa dia dengan mudahnya membiarkan kamu menikah dengan orang lain hanya karena takut fasilitas yang ada samamu sekarang disita.." ucap Noey.

"Iya.." ucap Becky singkat.

"Ah sudah pasti Prim tidak cemburu, dia hanya memikirkan tentang uang dan segala kemewahan yang Becky berikan. Kalau Becky sampai kehilangan semua fasilitasnya, Prim tidak bisa pergi belanja barang mewah lagi. Tentu saja dia gak mau itu terjadi..." ucap Irin to the point karena kesal dengan Becky yang tidak sadar kalau sudah dimanfaatkan sama Prim.

"Prim tidak memanfaatkanku..." ucap Becky membela Prim.

"Ckk terserahmulah.." kesal Irin.

"Jadi kamu akan menikah dengan wanita yang Papamu jodohkan dan tetap berpacaran dengan Prim, itu tidak baik Bec. Kamu bisa menyakiti hati wanita itu kalau dia sampai tahu.." ucap Noey.

"Aku tahu, tapi aku gak ada pilihan. Aku gak mau putus dengan Prim.." ucap Becky.

"Aku gak tahu mau ngomong apalagi.." ucap Irin.

"Aku akan menikahinya dan membuat dia tidak betah dengan pernikahan kami. Aku akan membuat wanita itu memutuskan untuk meminta cerai kepadaku.." ucap Becky.

"Ide macam apa itu Bec, sangat kejam..." ucap Noey.

"Iya Bec, kamu gak boleh memainkan sebuah pernikahan seperti itu. Apalagi kamu bilang akan membuat wanita itu tidak betah dengan pernikahan kalian, jangan bilang kamu akan membuat hidupnya menderita saat denganmu. Aku sangat tidak menyetujui ide bodohmu itu Bec, kamu bukan orang yang seperti itu, apa itu juga ide dari Prim?" ucap Irin.

Kamu dan Dia (Beckfreen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang