Bab 13 Aduh...

902 165 23
                                    

"Masakan kamu sangat enak.." puji Mama Armstrong sambil memakan masakan yang sudah Freen buat.

Kini mereka semua sedang ada di meja makan, karena setelah selesai membuat kejutan kepada Becky tadi, Freen dan yang lainnya memutuskan untuk langsung makan malam, karena waktu sudah menuju pukul 7 malam lewat.

"Mama betul, masakan Freen sangat enak. Papa aja udah tambah 2 kali hehehe.." ucap Papa Armstrong.

"Betul itu om. Ini kedua kalinya aku dan Irin makan masakan Freen dan rasanya tetap sama.." ucap Noey dan Irin hanya mengangguk menyetujui.

"Hahaha terima kasih, tapi Freen juga baru belajar masak.." ucap Freen.

"Masih belajar masak aja udah enak gini, kamu memang terbaik Freen. Kue ultah Becky tadi juga rasanya sangat enak.." ucap Irin dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Becky sangat beruntung punya istri seperti kamu.." ucap Noey.

"Betul tuh, masakan Mama aja kalah enak sama masakan Freen.." ucap Mama Armstrong.

"Tidak Ma, masakan Mama tetap yang terbaik.." ucap Freen sambil tersenyum.

"Aw menantuku sangat manis.." ucap Mama Armstrong.

"Kamu kenapa diam aja?" tanya Papa Armstrong kepada Becky yang sedari tadi diam dan hanya fokus makan.

"Tidak ada.." ucap Becky.

"Becky lagi menikmati masakan istrinya om, makanya dia diam aja.." ucap Irin.

"Hmm bisa jadi, kamu menyukai masakan Freenkan?" tanya Papa Armstrong kepada Becky.

Becky mengangguk, lalu tiba-tiba terdengar suara panggilan masuk dari ponsel Becky. Ia langsung melihat layar ponselnya dan tertera nama "sayang" disana. Becky baru teringat kalau ia ada janji menemani Prim pergi belanja.

"Siapa? Angkat saja kalau itu penting.." ucap Papa Armstrong. Ia tahu kalau yang menelpon Becky pasti pacarnya, karena melihat raut wajah Becky yang seketika berubah.

"Aaa tidak apa-apa, hanya orang iseng.." jawab Becky lalu mematikan ponselnya.

Setelah itu mereka semua kembali fokus makan malam dan mengobrol. Tapi tidak dengan Becky, ia hanya diam dan fokusnya mulai tidak terkendali karena panggilan masuk dari Prim tadi. Apalagi Becky tahu alasan Prim menelpon.

"Dia pasti akan marah.." pikir Becky.

Disisi lain..

Saat ini Prim sedang mengamuk dengan membanting beberapa barang di ruang tamu rumahnya.

"Becky sialan!!! Bisa-bisanya dia tidak menjawab pesan dan panggilanku!!" kesal Prim.

"Kau akan menyesal Becky Armstrong!!" ucap Prim lalu membuka kembali ponselnya dan melihat medsos.

"Owh jadi ini alasan kamu mengabaikan pesan dan panggilanku. Padahal kamu udah janji akan menemaniku pergi belanja.." gumam Prim sambil melihat layar ponselnya yang tertera foto Becky, Freen, Papa Mama Armstrong dan juga Irin Noey yang sedang merayakan ulang tahun Becky tadi.

"Ini gak bisa dibiarkan, gara-gara wanita sialan itu. Becky sudah berani mengabaikan pesan dan panggilanku. Ini pertama kalinya Becky seperti ini. Aku harus bertindak, Becky tidak boleh begini.." gumam Prim.

"Apa yang harus aku lakukan ya? Apa aku harus mencelakainya? Tapi kalau itu yang aku lakukan, Papa Becky pasti akan curiga.." ucap Prim.

"Ckk bikin kerjaan aja.." kesal Prim lalu melemparkan ponselnya ke sofa.

"Aku sudah meminta Becky untuk membuat wanita itu tidak betah bersamanya, apa dia sudah melakukan itu? Aku akan menanyakan ini.." gumam Prim dengan tatapan tajamnya.
.
.
.
"Kami juga pulang ya, ini sudah malam. Kalian harus istirahat.." ucap Papa Armstrong.

Kamu dan Dia (Beckfreen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang