Chapter 34; Romantisme Nirmala

497 54 26
                                    

Usia kandungan Honey sudah memasuki trimester ketiga, yaitu 7bulan. Sejauh ini kondisinya sangat baik. Ini tentu karena Clay sangat memerhatikan kandungan gizi dan kegiatan fisik istrinya. Dengan kondisi perut yang semakin membesar dan aktivitas bayi semakin aktif, tentu membuat Clay menjadi lebih protektif.

Bukan hanya Honey yang diminta untuk mengurangi kegiatan kantornya, Clay pun telah memutuskan dirinya sebagai suami siaga. Ia tetap bekerja ke kebun atau kantor pusat, hanya saja waktu bekerjanya dibatasi hingga setelah makan siang. Selebihnya, ia serahkan pada Run dan Kaluna atau dikerjakan di rumah sembari menemani istriya berkegiatan.

"Daddy, aku suntuk," Honey mengeluh menghampiri suaminya yang tengah berkutat dengan komputernya.

"Auh, Mami mau apa? Makana tau camilan?" tanya Clay lembut merentangkan tangannya agar Honey duduk di pangkuannya.

"Mmm, bosan diam di rumah terus," Honey mengerucutkan bibirnya.

"Ok. Ayo kita keluar. Mami mau ke mana?" tanya Clay menuruti keinginan istrinya.

"Ingin melihat pemandangan," jawab Honey mengawangkan pandangannya.

"Bagaimana kalau ke kafe? Sekaligus kita bisa melihat kebun di sana," Clay memberikan masukan.

"Hmmm, terlalu dekat, Daddy. Aku ingin yang lebih jauh," rengek Honey.

"Mami, kandunganmu sudah semakin besar. Mana tega aku melihatmu kelelahan?" Clay memberikan penjelasan.

"Huh! Aku kan bisa bersandar di tubuhmu jika lelah," Honey sedikit merajuk.

"Hahaha! Oke, oke. Sayang mau ke mana? Ini sayangnya Daddy mau ke mana sih? Mami jadi cemberut tuuuh," ucap Clay seolah bicara dengan anaknya di dalam perut.

"Vidura," bisik Honey pelan.

"Huh?!" Clay memastikan ia tak salah mendengar.

"Vidura Resort, Dady!!!" Honey meninggikan suaranya.

"Let's think about it. Itu jauh, Mami. Kamu harus duduk selama itu di dalam mobil. Aku Aku khawatir kamu bosan dan kelelahan terlalu lama dalam perjalanan," Clay berusaha memberikan penjelasan.

"Selama aku bersama dengan suamiku, aku tidak pernah takut merasa kelelahan atau bosan," jawab Honey cepat.

"Harus ke sana ya?" tanya Clay berusaha menawar.

"Mmm," Honey mengangguk mantap.

"Jika tidak?" tanya Clay.

"Yasudah, terserah," Honey menjawab ketus dan berjalan ke arah kamarnya.

Clay hanya menghela nafas pelan melihat tingkah istrinya yang mulai sangat manja. Dalam beberapa waktu terakhir, Honey benar-benar membuat Clay menghela nafas panjang karena permintaannya yang terkadang terlalu aneh. Sebelumnya, Honey bahkan minta untuk bekerja di kantor karena ingin membaca semua naskah script film yang telah disusun oleh Dew dan timnya.

Semenjak mengandung anak pertamanya, Honey menjadi wanita yang gila buku, kerja, dan manja luar biasa. Sungguh kebiasaan yang kontradiktif. Ini cukup membuat Clay menggelengkan kepalanya gemas.

Bagaimana tidak? Setelah cukup keras dalam menegur sistem kerja tim produksinya di kantor, ia bisa berubah drastis ketika bersama suaminya. Ia akan terus meracau manja menarik perhatian sang suami dengan berbagai cara. Honey akan tetiba menjadi sangat cemburu meskipun Clay hanya sekadar meminta pegawainya membawa berkas ke dalam ruangannya seperti beberapa hari yang lalu.

"Mengapa harus membawanya ke ruanganmu? Bukan ke tempat Kak Run?" tanya Honey sinis.

"Ini sudah diperiksa oleh Run, Sayang. Aku hanya akan menandatanganinya," jawab Clay sembari membolak-balik kertas yang dibawakan tadi.

CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY) (Faye Yoko)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang