.
.
.🦋🦋🦋
28. Dinner
Aksa menginjakkan kakinya di halaman rumah Aneya dengan hati berdebar, menunggu gadis itu dengan setangkai bunga mawar di tangannya. Malam ini akan menjadi malam yang sangat berharga untuk Aksa, tanpa diduga semalam Abima mengajaknya berbicara empat mata sejenak hanya untuk meminta Aksa membawa Aneya ke rumah mereka untuk makan malam bersama.Aksa tersenyum tipis saat mengingat pembicaraannya dengan Abima semalam, rasanya seperti semuanya perlahan menjadi sempurna setelah melewati badai yang melelahkan.
Kini, Aksa mengalihkan fokusnya pada pintu rumah Aneya yang akhirnya terbuka, menampilkan sosok Aneya yang tampak luar biasa cantik dengan dres putih sederhana yang malah membuatnya terlihat elegan. Rambut hitamnya tergerai rapi, dia begitu sempurna dengan aksesoris kalung, gelang, dan juga cincin di jari manisnya.
Aneya tersenyum lembut seraya melangkah mendekat. "Aku... nggak salah pakai baju, kan?" tanyanya sedikit canggung, pasalnya Aksa hanya menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Cantik, cantik banget," ujar Aksa dengan mata yang berbinar. Untuk kesekian kalinya, Aksa jatuh cinta pada gadis itu.
Kata-katanya sederhana, namun terdengar tulus dan berhasil membuat Aneya tersipu malu. Apalagi saat Aksa memberikan bunga mawar padanya. "Makasih banyak, aku suka bunganya," ucap Aneya.
Aksa ikut tersenyum. "Kalau sama yang ngasih bunganya?"
Terkekeh adalah reaksi Aneya saat mendengarnya. Gadis itu mendekat pada Aksa, perlahan memeluknya dengan erat. "Aku bukan suka lagi, tapi beruntung banget," ungkap Aneya tulus. "Makasih udah hadir dalam hidup aku, ya, Aksa. Aku nggak akan bisa berada di titik ini kalau nggak ada kamu."
Aksa terdiam sejenak, merasa terkejut sekaligus terharu dengan ungkapan penuh ketulusan itu. Bukan hanya Aneya yang merasa beruntung, tetapi Aksa pun merasa demikian. Siapa yang menyangka bahwa pertemuan tidak sengaja mereka di halte waktu itu akan membawa mereka ke hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'S | HARUTO
Teen Fiction𝑳𝒆𝒕'𝒔 𝒋𝒖𝒔𝒕 𝒔𝒂𝒚 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒂𝒍𝒍 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒏𝒈𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒂𝒃𝒐𝒖𝒕 𝒖𝒔. Kalau bukan karena pertemuan di halte waktu itu, mungkin Aksa tidak akan pernah menyadari bahwa ada siswi bernama Aneya yang bersekolah di sekolah yang sama deng...