21. Skandal

149 21 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

🦋🦋🦋


21. Skandal

Matahari pagi baru saja muncul, memancarkan sinarnya yang lembut ke seluruh penjuru SMA 12 Angkasa. Burung-burung berkicau riang, seolah menyambut hari yang cerah. Di depan kelasnya, Aneya menarik nafas dalam-dalam, mencoba menikmati kedamaian pagi itu sebelum hari sekolah yang panjang dimulai.

Namun, kedamaian itu segera pecah saat Aneya mendengar suara tak asing dari arah kiri. Sosok tinggi berwajah tampan, Aksa dan temannya, Bagas, melewati Aneya dengan tatapan Aksa yang sempat jatuh padanya sesaat sebelum pemuda itu berlalu dan masuk ke kelasnya.

Aneya memperhatikan pemuda itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelah hujan-hujanan semalam, Aneya hampir hilang kemdali. Hampir saja gadis itu jatuh pada pesona yang Aksa tampilkan, belum lagi cara bicara Aksa yang tiba-tiba tegas padanya, membuat Aneya sulit menolak kehadiran pemuda itu.

Tidak lama kemudian, ponsel Aneya bergetar. Menarik Aneya dengan paksa dari lamuman tentang sosok yang bersamanya semalam itu.

Aurel:
Gue rasa ada yang perlu
kita bicarain, Aneya.
Datang ke UKS sekarang!

Hati Aneya mencelos saat membaca tiap kata yang dikirimkan oleh Aurel tersebut. Gadis itu langsung menggigit bibir, mencoba menenangkan dirinya, meskipun percuma karena bayangan ancaman Aurel terus menghantuinya. Aneya tahu pesan itu bukan ajakan biasa. Ini adalah panggilan untuk konfrontasi, dan gadis itu tidak punya pilihan selain menuruti.

Dengan langkah berat, Aneya menapak langkah demi langkah untuk mencapai UKS, ruangan yang terletak agak terpencil di sudut sekolah. Cahaya matahari yang tadinya terasa hangat kini sudah tidak lagi menghibur, Aneya tahu betul bagaimana bahayanya seorang Aurel yang memiliki kuasa dibandingkan dirinya, itu sebabnya Aneya berdiam lama di depan pintu UKS sembari menebak apa sekiranya yang akan terjadi di dalam sana.

Menarik nafasnya dengan panjang, Aneya akhirnya mendorong pintu UKS dengan pelan. Melihat betapa sunyinya di dalam sana, hati Aneya menjadi ragu. Aneya pikir Aurel akan langsung terlihat saat Aneya membuka pintu UKS itu, nyatanya bahkan sampai Aneya masuk lebih dalam gadis itu masih belum kelihatan.

"Eh!"

Suara pintu yang berderit keras dan tertutup seketika membuat Aneya berbalik badan dengan terkejut. Sosok Aurel yang ia tunggu sedari akhirnya menampakkan diri, entah di mana gadis itu bersembunyi sebelumnya. Intinya, saat saling berhadapan seperti ini, Aneya seketika merasakan atmosfir yang menyeramkan dari ruangan berbau obat ini.

"Aneya, Aneya..." lirih Aurel dengan seringai di bibirnya. "Gue rasa lo udah lupa sama kesepakatan kita waktu itu? Mau gue ingetin lagi?" tanya Aurel berjalan maju, sementara Aneya berjalan mundur menghindarinya.

"A-aku bisa jelasin," jawab Aneya memberanikan diri. Yakin betul bahwa Aurel mengetahui kebersamaannya dengan Aksa semalam. "Aku nggak sengaja ketemu Aksa di jalan, dia yang nawarin—"

AKSA'S | HARUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang