.
.
.🦋🦋🦋
19. Dear, Semesta
"AKSA, SIALAN!!"
Satu gelas kaca pecah begitu saja setelah dilemparkan oleh Aurel ke sembarangan tempat. Piring-piring yang tertata rapi di atas meja juga telah menjadi korban. Aurel berteriak histeris membuat takut para pelayannya yang sedang berlalu lalang mengemas kekacauan yang ia perbuat.
Tebak apa yang membuatnya semarah itu?
Pesta ulang tahun telah berakhir dan Aurel menaruh harapan besar di sana. Pikirnya, pesta itu akan menjadi awal baru untuknya dan Aksa. Pikirnya, Aksa akan mudah didapatkan setelah ia melepaskan Aneya. Ada banyak orang yang hadir di pesta tersebut. Salahkan Aurel yang terlalu percaya diri memamerkan Aksa sebagai pasangannya kepada para tamu undangan. Nyatanya, pemuda itu bahkan tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali.
Setelah ini jika Aurel menjadi olokan teman-teman di sekolahnya karena telah gagal membuktikan bahwa Aksa adalah pasangannya, ya, tidak heran. Toh, Aksa tidak pernah menunjukkan kedekatannya pada Aurel. Yang orang-orang tahu selama ini hanyalah Aksa pernah menyukai Aneya, meski pada akhirnya pemuda itu dicampakkan.
"Non Aurel, maaf. Ada nenek di ruang keluarga dan ingin bicara sama Non Aurel."
Aurel mengangkat kepalanya dengan lemas setelah mendengar perkataan itu. Orang yang paling berkuasa di keluarga Sharadiva adalah Neneknya ini dan Aurel adalah cucu kesayangannya. Aurel biasa menjalankan rencananya sendiri, haruskah kali ini ia melibatkan Neneknya?
Aurel melangkah pelan menuju ruang keluarga untuk bertemu dengan wanita berusia lanjut itu. Neneknya nampak tersenyum hangat meski ia tahu keadaan Aurel sedang tidak baik-baik saja.
"Kenapa selama ini nggak pernah kasih tau Nenek?"
Aurel menghela nafasnya pelan, ia duduk di samping sang Nenek. "Aurel nggak mau ngerepotin Nenek."
Sekali lagi senyuman hangat itu keluar. Kalau ada yang bertanya dari mana sifat jahat Aurel itu datang, ya dari neneknya ini. "Kali ini mau Nenek bantu?"
Sebulir air mata pun keluar begitu saja dari pelupuk mata Aurel. Ia mengangguk pelan. "Aku cuma mau Aksa, Nek. Tapi dia jahat banget, dia juga nggak datang ke acara semalam. Dia lebih milih cewek itu dibandingkan aku."
Dan Aduan lainnya yang membuat nama Aksa dan Aneya semakin terdengar buruk di telinga sang Nenek. Parahnya lagi, Aurel memutar balikan fakta tentang Aneya dan dirinya. Ya jelas Neneknya itu langsung mengecap Aneya buruk. Perempuan seperti Aneya tidak seharusnya berani menyentuh Aurel.
- AKSA'S -
"Ke rumah sakit, Om. Aku mau lihat Aneya sebentar."
Kira-kira seperti itu perkataan Aksa semalam yang membuat Om Murdi menerbitkan senyum kecilnya. Entah sekeras apa Aksa menahan dirinya agar tidak kalah dari kemauan hatinya sendiri yang ingin melihat Aneya sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'S | HARUTO
Ficção Adolescente𝑳𝒆𝒕'𝒔 𝒋𝒖𝒔𝒕 𝒔𝒂𝒚 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒂𝒍𝒍 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒏𝒈𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒂𝒃𝒐𝒖𝒕 𝒖𝒔. Kalau bukan karena pertemuan di halte waktu itu, mungkin Aksa tidak akan pernah menyadari bahwa ada siswi bernama Aneya yang bersekolah di sekolah yang sama deng...