.
.
.🦋🦋🦋
10. Alasan Menjauh
Malam ini, SMA 12 Angkasa sudah mulai mewajibkan siswa kelas 12 untuk mengikuti les yang diselenggarakan pada malam hari. Hal itu dilakukan guna mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi ulangan tengah semester dan ujian akhir nanti.
Tidak hanya berlaku bagi kelas biasa, tetapi juga kelas elit. Tentu dengan syarat gedung harus terpisah serta tenaga pengajar yang lebih mumpuni guna menfokuskan peserta didiknya agar tidak terganggu oleh kelas biasa.
Ya, tidak heran. Siswa kelas elit adalah orang-orang yang nantinya akan melanjutkan apa yang telah orang tua mereka berikan untuk sekolah ini.
Aneya, sebagai siswa kelas biasa cukup merasa iri dengan keunggulan yang dimiliki kelas elit. Apapun itu, mereka selalu yang diutamakan. Tapi, ya sudahlah. Selama sekolah ini masih memperlakukannya dengan normal, Aneya akan baik-baik saja.
Gadis mungil dengan tas berwarna merah muda itu memilih turun dari tumpangan yang ia pesan. Aneya adalah satu dari sekian banyak siswa biasa yang selalu menggunakan ojek online ketika hendak pergi ke sekolah. Alasannya sederhana, Aneya tidak bisa mengendarai sepeda motor, meskipun Bundanya sudah menfasilitasi itu untuk Aneya.
"Mulainya jam tujuh, ya? Kayaknya aku kecepatan," ucap Aneya mengobrol pada dirinya sendiri.
Gadis itu pun berjalan beberapa langkah. Sembari memperhatikan gedung les yang disediakan oleh pihak sekolah ini. Bangunannya cukup besar, lokasinya berada dekat dengan sekolah. Beberapa kali kegiatan sekolah pernah dipindahkan ke gedung ini, Aneya juga sudah tidak asing lagi dengan tempatnya.
"Aku tunggu di halte aja kali, ya. Nanti kalau udah ramai, baru aku masuk." Aneya pun mempercepatkan langkahnya menuju halte yang terletak tepat di samping gerbang. Gadis itu melihat ada beberapa orang di sana, jadi dia tidak akan sendirian.
Bug!
"Aduh!"
Belum juga sampai ke halte, Aneya malah menabrak seseorang.
"Maaf, maaf. Aku nggak sengaja." Aneya berucap cukup panik. Pasalnya ia baru saja menabrak seseorang dengan cukup keras, apalagi ponsel orang tersebut sampai terjatuh.
"Duh, anjing! Lo kalau jalan lihat-lihat, dong!" marah Langit. "Ini hp gue jadi retak!"
Aneya menelan ludah. Demi apapun ia tidak berekspektasi akan mendapatkan umpatan yang seperti itu.
"I-itu... a-aku nggak sengaja. M-maaf."
"Oh, ya ampun! Lo pikir maaf doang bisa balikin hp gue kayak semula? Hah? Mikir, dong! Astaga...!"
Oke, Langit benar-benar kesal. Lihat tatapan marahnya itu, membuat Aneya langsung menunduk ketakutan. Aneya kembali menelan ludahnya dengan susah.
"Maaf, maaf. Nanti saya ganti."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'S | HARUTO
Teen Fiction𝑳𝒆𝒕'𝒔 𝒋𝒖𝒔𝒕 𝒔𝒂𝒚 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒂𝒍𝒍 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒏𝒈𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒂𝒃𝒐𝒖𝒕 𝒖𝒔. Kalau bukan karena pertemuan di halte waktu itu, mungkin Aksa tidak akan pernah menyadari bahwa ada siswi bernama Aneya yang bersekolah di sekolah yang sama deng...