Author Note!
Chapter ini agak cringe dan penuh kata umpatan, bijak dalam membaca yaa😀🙏
.
.
.🦋🦋🦋
13. Keberadaan Aneya
Hampir menunjukkan pukul sebelas malam, Dilan sampai di rumahnya. Cowok dengan hoodie berwarna hitam itu langsung memasuki kamarnya yang terletak di lantai dua dengan mengabaikan rasa sepi sebab memang tidak ada orang selain Dilan yang mendiami rumah ini.
Dilan duduk di kursi belajarnya dengan helaan nafas lelah. Ada banyak hal yang cowok itu pikirkan, termasuk permintaan Aksa yang menyuruhnya untuk melacak keberadaan Aneya.
Dilan, cowok ini penuh misteri. Ia mulai membuka tas ranselnya dan mengeluarkan beberapa barang dari sana, termasuk belasan foto polaroid yang ia dapatkan dari tiga hari yang lalu. Foto-foto itu kini Dilan tempelkan di dinding kamarnya. Aneya, Aksa, Langit, Aurel, Jonathan, dan Bagas, adalah wajah-wajah yang menghiasi dinding kamarnya selama ini. Oh, jangan lupakan puluhan video pendek mereka yang Dilan simpan di komputernya.
"Aneya..." lirih Dilan. Selain merekam dan memotret orang diam-diam, Dilan juga pandai melacak keberadaan seseorang, meretasnya, dan memantau pergerakannya dari jauh.
Cowok itu pun kemudian mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan untuk Aksa. Untuk kali ini saja Dilan membantunya, setelahnya Dilan akan kembali menjadi yang paling tidak ingin ikut campur.
Dilan:
Aneya ada di klub malam Oasis.
Sendirian, Langit udah pergi.
/share locDi lain sisi, Aksa yang menerima pesan itu mengumpat kesal. Aksa sudah hampir putus asa, bisa-bisanya Dilan baru memberitahunya sekarang. Tanpa pikir panjang lagi Aksa segera melajukan motornya ke tempat yang Dilan informasikan. Beruntung sepupunya itu lengkap membagikan alamatnya, jadi Aksa bisa langsung tau tanpa drama tersesat.
Memasuki lantai satu klub malam Oasis, yang Aksa lihat hanyalah sekumpulan anak muda yang sedang berjoget ria, menghabiskan malam seolah tidak ada hari esok. Aksa berdecak saat beberapa gadis menggodanya.
Sejauh mata Aksa memandang, tidak ada sosok Aneya di sini. Pemuda itu memutuskan untuk naik ke lantai dua, di sana Aksa bisa melihat lebih jelas wujud-wujud manusia yang mengisi lantai satu. Namun lagi-lagi Aksa tidak melihat keberadaan Aneya.
"Aneya, please, angkat telponnya.."
Berdering, dan Aksa tiba-tiba mendengar suara nada dering dari seorang pria yang baru saja melewatinya. Aksa mengernyit, mematikan panggilannya dan nada dering dari ponsel pria tersebut juga langsung mati.
Sekali lagi Aksa menelpon, pria tersebut terdengar kesal. Panggilan Aksa ditolak bersamaan dengan pria itu memasuki sebuah ruangan khusus untuk pengunjung VIP.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'S | HARUTO
Ficção Adolescente𝑳𝒆𝒕'𝒔 𝒋𝒖𝒔𝒕 𝒔𝒂𝒚 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒂𝒍𝒍 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒏𝒈𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒂𝒃𝒐𝒖𝒕 𝒖𝒔. Kalau bukan karena pertemuan di halte waktu itu, mungkin Aksa tidak akan pernah menyadari bahwa ada siswi bernama Aneya yang bersekolah di sekolah yang sama deng...