.
.
.🦋🦋🦋
27. Awal yang Baru
Pagi itu, gerbang SMA 12 Angkasa terbuka lebar seperti biasanya, namun ada yang berbeda saat Aneya melangkah masuk ke sana. Suasananya terasa baru, lebih hangat, lebih baik, dan pastinya lebih menarik.
"Aneya!" panggil seeorang.
Senyum di bibir gadis itu langsung mengembang saat melihat Aksa melambaikan tangannya. Mereka kini bukan sesuatu yang asing lagi, mereka menjadi lebih dekat, lebih kuat, dan lebih terikat satu sama lain.
Dengan langkah semangat, Aneya berjalan mendekati Aksa. Diiringi angin pagi yang menjatuhkan bunga dan dedaunan dari pepohonan yang tumbuh di sekitar sekolah, gadis itu tidak hanya berdiri saja saat berhasil mencapai Aksa, dia...memeluk Aksa sangat erat dan tak peduli dengan siswa lain yang memperhatikan mereka.
"Aku senang bisa balik sekolah lagi."
Aksa yang sedikit terkejut dengan sikap Aneya, kini terkekeh tipis, membalas lembut pelukan gadis itu. "Aku lebih senang," jawab Aksa. Pelukan itu sedikit merenggang seiring dengan senyuman mereka yang terlempar untuk satu sama lain. "Kamu udah siap masuk kelas sekarang?"
"Siap banget!" Aneya melepaskan pelukan mereka, gadis itu memposisikan dirinya di samping kiri Aksa. Jemarinya ia tautkan pada jemari Aksa. "Aku mau mulai sekarang ke kelasnya bareng kamu aja. Aku ngerasa semuanya jadi lebih nyaman kalau sama kamu."
Aksa mengangguk, sama sekali tidak merasa keberatan oleh hal itu. Malah Aksa merasa jauh lebih senang, perjalanan di sekolah mulai hari ini akan jauh lebih menarik daripada sebelumnya.
"Ayo," ajak Aksa. Namun saat keduanya baru melangkah, kehadiran Bagas lengkap dengan Jonathan di sisinya seketika menghambat perjalanan mereka.
"Sorry ganggu waktu lo berdua, tapi Jonathan katanya mau ngomong sesuatu," ucap Bagas dengan tenang.
Detik di mana Jonathan maju lebih dekat ke hadapan Aneya, detik itu juga Aksa merasa genggaman Aneya jadi lebih kuat. Aksa tahu, mungkin Aneya masih menyimpan sedikit trauma pada kelakuan Jonathan di gedung les malam itu.
"Gue Jonathan dan mungkin ini telat banget, tapi... gue mau minta maaf atas kelakuan gue malam itu bareng Langit. Gue sadar kalau perbuatan itu nggak bisa dimaafin, tapi gue nggak bisa lakuin apa-apa selain minta maaf sama lo."
Aneya masih diam saja, gadis itu menunduk yang membuat Aksa menariknya sedikit lebih ke belakang. "Kenapa Cuma lo doang yang minta maaf, Langit mana?" tanya Aksa dingin.
Jonathan menghela nafasnya dengan pelan. "Dia pindah sekolah ke Amrik, Sa. Tapi katanya mau ketemu kalian dulu sebelum berangkat, mungkin malam ini bakal hubungin lo."
Aksa membuang nafas kesal saat mendengar itu, rahangnya perlahan mengeras, menahan amarah yang mulai muncul. "Jadi, dia Cuma mau kabur tanpa tanggung jawab, ya?" ucap Aksa, nadanya dingin dan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'S | HARUTO
Ficção Adolescente𝑳𝒆𝒕'𝒔 𝒋𝒖𝒔𝒕 𝒔𝒂𝒚 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒂𝒍𝒍 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒏𝒈𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒂𝒃𝒐𝒖𝒕 𝒖𝒔. Kalau bukan karena pertemuan di halte waktu itu, mungkin Aksa tidak akan pernah menyadari bahwa ada siswi bernama Aneya yang bersekolah di sekolah yang sama deng...