9. Rasa Kesepian

180 33 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

🦋🦋🦋

9. Rasa Kesepian


Hari-hari berlanjut, tanpa ada satupun yang berubah semenjak kejadian itu. Aksa masih dengan kesendiriannya, masih harus mempertahankan rasa sepi yang semakin lama semakin memuncak.

Selain itu, Aksa juga harus menghadapi seorang Aurelia Sharadiva yang terus menggentayanginya. Tidak hanya di kelas, tetapi juga di kafetaria.

Sampai ada momen di mana Aksa rela tidak makan seharian demi menjauhkan dirinya dari Aurel. Aksa muak, entah harus dengan cara apa agar ia bisa terlepas dari obsesi gadis itu.

Hari ini, Aksa kembali memutuskan untuk tidak makan. Aksa juga tidak membeli sesuatu di kafetaria, pemuda itu memutuskan untuk menghabiskan waktunya ke tempat lain.

Asal melangkah, sampailah pemuda jangkung itu di depan perpustakaan. Saat memandangi tempat itu dari depan, Aksa jadi teringat akan sesuatu.

Perkenalannya dengan Aneya dulu, itu terjadi di sana.

Aksa menghela nafasnya, hampir satu minggu Aksa benar-benar tidak mengobrol dengan gadis itu. Aneya menjauh, saat berpas-pasan pun Aneya cenderung menghindar. Asing yang benar-benar begitu mendadak, kalau boleh jujur, Aksa ingin sekali menyapanya lebih dulu.

Namun setiap ingin melakukannya, Aksa merasa ia tidak berdaya. Aksa selalu merasa kecil hati, mungkin saja Aneya sudah tidak mau berteman. Aksa tidak bisa memaksa keadaan.

Aksa lalu berjalan masuk ke perpustakaan itu, pemuda itu mengelilingi setiap lorongnya. Berharap, Aneya ada di sana seperti saat itu.

Dan, ya. Tuhan mengabulkannya.

"Iya, tolong, ya. Aku nggak nyampe."

Suara itu seolah menyadarkan Aksa bahwa Aneya tidak sendirian, gadis itu bersama orang lain. Cowok, dan Aksa tidak mengenalnya.

"Makasih banyak." Begitu ucapan Aneya setelah cowok itu membantunya mengambilkan buku di rak paling atas.

Momen yang membuat Aneya merasa dejavu.

"Nama kamu siapa?"

Aneya tersadar, dan mencoba fokus pada cowok itu. Tetapi, bukannya menjawab Aneya malah terdiam.

Ada apa dengan gadis itu? Aneya merasa ada yang aneh dalam dirinya.

Momen cowok itu membantunya dan menanyakan namanya benar-benar membuat Aneya merasa dejavu, dan Aneya merasa tidak nyaman saat mengulangi momen itu bersama cowok lain.

Cukup dengan Aksa saja.

Aneya memutuskan untuk tidak merespon pertanyaan itu. Aneya ingin keluar dari perpustakaan, namun saat berbalik ia malah tidak sengaja melihat seseorang yang baru saja melewati pintu.

AKSA'S | HARUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang