Calon pacar

373 35 1
                                        

Chapter 15. Calon pacar.

Suhu di Los Angeles jauh berbeda dengan di Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suhu di Los Angeles jauh berbeda dengan di Indonesia. Semakin malam, terasa semakin dingin. Pemanas ruangan pun terasa kurang untuk menghangatkan tubuh mereka. Untungnya, tubuh mereka saling menempel, menyalurkan kehangatan satu sama lain di balik selimut putih tebal yang di sediakan hotel. Bayangkan jika Arona membiarkan Septian tidur di sofa tanpa selimut? Mungkin, laki-laki itu akan di temukan dalam kondisi menggigil di pagi harinya.

Arona tidak lagi merasa canggung berada di dekat Septian. Pelukan semalam memunculkan keberanian di dalam dirinya. Dia di buat lebih santai saat berdekatan dengan Septian. Arona tidak lagi memandang status atasan dan bawahan yang masih membelenggu di antara mereka. Jatuh cinta itu tidak melihat status atau pun jabatan seseorang bukan? Setiap orang, berhak untuk jatuh cinta kepada siapa pun.

Lagi pula, bukan Arona yang memepet Septian. Bukan dia yang bertindak seperti sekretaris yang mengincar atasannya. Melainkan, Septian yang memulai semuanya. Septian yang menunjukkan keinginannya untuk memulai sebuah hubungan dengan Arona. Dan, tidak ada salahnya Arona mencoba, menerima Septian dengan lapang dada. Tidak ada yang membuatnya merasa berat hati untuk menerima seorang Septian untuk menjadi pujaan hati.

Seperti kata Septian semalam, mereka benar-benar berangkat tepat pukul 7 pagi dari hotel menuju ke kantor pusat yang ada di Los Angeles. BBCorps, perusahaan yang sama dengan PT. Bara Bumi, Tbk yang ada di Jakarta. Keduanya masih perusahaan pertambangan yang sukses menguasai perdagangan ekspor di berbagai penjuru dunia. Siapa yang tidak butuh minyak bumi? Semua negara membutuhkannya, dan mereka menjadi salah satu pemasok terbesar.

Selama melakukan kunjungan di BBCorps, Septian berkeliling melihat-lihat para karyawan yang tengah bekerja dengan di pandu oleh wakil Direktur BBCorps. Septian diperlihatkan beberapa bangunan yang baru di bangun di perusahaan itu. BBCorps tengah memperbesar perusahaannya demi kesejahteraan para karyawan di sana. Semakin lama, karyawan BBCorps semakin banyak karena mereka membutuhkan banyak orang.

Arona selalu berjalan mengekor di belakang Septian, mendengarkan semua penjelasan dari Robert, Wakil Direktur. Di saat berkeliling itu, Arona melihat jika yang bekerja di sana hampir keseluruhan adalah orang lokal, hanya ada beberapa orang Indonesia yang bisa di hitung jari. Termasuk Robert, laki-laki paruh baya itu merupakan orang lokal di sana.

Arona merasa terkagum-kagum dengan perusahaan di Los Angeles yang sangat besar, lebih besar dari pada yang di Jakarta. Pantas saja ini di sebut dengan kantor pusat, karena di sini awal mulanya mereka mendirikan perusahaan, dan semakin berkembang. Kemudian, mendirikan kantor baru di Jakarta, dan mengelola Sumber Daya Alam di Indonesia, khususnya Kepulauan Natuna.

Bukan hanya perusahaannya yang membuat Arona terkagum. Dia juga mengagumi cara kerja karyawan di sini. Mereka bekerja dengan wajah serius tidak bercanda dengan rekan kerja di sebelahnya. Etos kerja mereka patut di acungi jempol. Sedangkan di kantor Jakarta, banyak yang berleha-leha ketika bekerja, dan hanya memakan gaji buta, salah satunya termasuk Arona sendiri. Dia bingung fungsinya di perusahaan sebagai apa, dirinya hanya mengurus Septian secara pribadi, dan di bayar dengan gaji tinggi.

SEPARO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang