PLS 19 (Memulai drama)

13.5K 1.4K 184
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!



Stella merasa terusik dengan suara gemericik air dari jarak cukup dekat, mata terpejam itu perlahan bergerak membuka bulu mata lentik dengan pupil hazel miliknya yang memanjakan mata siapapun kala memandang.

Lenguhan pelan dikeluarkan nya dengan tangan terentang merenggangkan otot yang terasa sedikit pegal, Stella mengerjap pelan, mengerjap lagi dan lagi sembari memandang dalam kerutan dalam setiap sudut tempat yang ditinggalinya sekarang.

"Ini, dimana ini?!" Stella bangun buru-buru, ia sibak bedcover putih yang menutup tubuhnya, "Pakaian gue ... ini bukan pakaian gue! Tempat ini kaya, kamar hotel?!"

Astaga, Stella bangun dan turun seketika, tubuhnya hanya dilapisi kemeja putih tipis lantas Stella berjalan mendekati cermin dengan langkah ragu.

Deg! Tubuhnya menegang dengan jantung mencelos kala mendapati beberapa tanda merah di leher putihnya sampai ke dada.

"G--gak, gak mungkin gue lakuin hal gitu disini. Ini gak mungkin, bukannya semalam gue datang ke pesta Juliet?" Stella menjambak rambutnya, menyisir helai itu kebelakang dengan ekspresi meringis mencoba menggali ingatannya.

Bayangan kala dirinya bertatapan dengan manik seorang pelayan yang menyajikan minuman itu, dan dirinya tiba-tiba merasakan pusing dan panas yang mendera, Stella mendapat gambaran kala dirinya terjatuh kebawah kolam renang dan dari sana memori bak kaset rusak itu berhenti, ia tidak bisa mengingat apapun lagi setelahnya.

"Ada apa sama gue, apa yang gue lewatin semalam?"

Cklek ...

"Good morning pineapple, Layanan mu sangat memuaskan bagiku," Stella menoleh secepat kilat, matanya melotot melihat tubuh pria setengah baya yang hanya memakai handuk kimono ditubuhnya.

Ia makin mengernyit jijik saat si pria memberikan flying kiss yang langsung ia tepis.

"Jangan mendekat! Apa maksud ucapan lo?! Kenapa lo disini!" bentak Stella kala si pria hendak mendekatinya.

"Ayolah jangan pura-pura amnesia baby girl, bukannya kamu sendiri yang nawarin om malam itu? Kamu tiduran ditengah jalan demi bisa dapetin mangsa orang kaya, tapi om akui tubuh kamu sangat menggairahkan," ucapnya tersenyum memandang tubuh Stella yang kini tertegun panjang.

Otaknya tak bisa diajak kompromi, terkaan negatif mulai menguasai dirinya sampai membuat lutut Stella bergetar, ia menggeleng kecil yang lama kelamaan jadi gelengan ribut.

"Gak, gak mungkin gue lakuin itu! Gue gak mungkin ngasih keperawanan gue sama tua bangka itu, gak mungkin ini gak mungkin, jangan bicara omong kosong brengsek!" elak Stella dengan perasaan gelisah yang menguasai hatinya.

"Buat apa bicara omong kosong, itu semua kenyataan. Ini bayaran buat semalam--" uang yang disodorkan itu ditepis Stella, ia berlari setelahnya keluar kamar membiarkan uangnya berserakan di lantai.

Si pria yang ditinggalkan berdecak memungiti lagi uangnya, "Dasar tidak tau cara menghargai, aku disini cuman numpang mandi lagian tubuh kecilnya mana muat aku masukin, semuanya karena perintah Tuan Muda."

Stella terus berlari di lorong kamar hotel ini menuju lift, hingga saat dibelokkan ia menubruk tubuh seorang laki-laki karena terlalu sibuk melirik kebelakang beberapa kali dengan wajah pucat dan keringat dingin.

"A--Alghafar," gumamnya kala merasa pinggangnya ditahan laki-laki ini.

"Lo disini juga? Buat apa?" Alghafar menaikan alisnya dengan sorot curiga.

Protagonis't Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang