𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!
"Apa ada kendala lain di lapangan?" tanya laki-laki yang duduk di meja kerjanya.Liam yang duduk di sofa dengan menggulir layap ipad tipis menoleh pada sang Tuan, "Tidak Tuan, semua eksplor senjata telah masuk dengan baik ke tiap negara yang dituju, dan pemesanan paling banyak dari negara Italia juga Amerika, jadi untuk tahun ini tidak ada penurunan atau kerugian apapun yang didapat."
Alghafar bertopang dagu memandang ke layar laptopnya, "Bagaimana dengan senjata terbaru yang kuminta? Aku tidak ingin ada kata belum selesai setelah kuberikan waktu selama satu minggu untuk kalian merakit nya," tekan Alghafar dengan sorot tajam mengintimidasi.
Liam berdiri dengan santai tanpa ada riak takut, berkerja selama beberapa tahun dengan Alghafar rupanya mampu menguatkan mental pria itu.
Ia memberikan gambaran senjata bertegangan listrik tinggi dari ipadnya yang ditaruh disebelah meja Alghafar.
"Semuanya sudah selesai dengan sempurna Tuan Muda, taser dengan limapuluh ribu volt ini bukan hanya bisa memberikan kejut serius pada sistem syaraf seseorang, tegangan yang tak henti bila disentuhkan pada hewan buruan atau mungkin ... manusia bisa menghasilkan tegangan tinggi yang dapat mengalir pada tubuh dan mematikan dalam beberapa detik bahkan durasinya lebih dari soket dinding," tutur Liam melihat ekspresi kepuasan diwajah sang Tuan meski tanpa senyum.
"Kerja bagus, kirimkan satu esok disini sekaligus beberapa bawahan yang tidak becus."
Liam mengatup bibirnya segera menyadari sang Tuan pasti akan kembali mencoba senjata barunya pada beberapa anak buahnya sebagai kelinci percobaan, sikap dingin nan begis juga tak kenal kata iba itu sering kali membuatnya sedikit prihatin pada beberapa korban yang mati tanpa dosa, semua pekerja disini harus tau betul apa yang boleh dan tidak boleh disentuh, bahkan saat pertama kali ada maid baru yang tak sengaja membersihkan koleksi mobil lama peninggalan Ayahnya, Alghafar langsung bertindak dengan memberi siksaan berat sebelum perempuan itu menghembuskan nafasnya dihari ketiga karena tak kuat.
Dan karena hal tersebut pula Alghafar semakin dilanda amarah alhasil ada beberapa pekerja yang dekat dengan si maid yang ikut mati terkena imbasnya demi melampiaskan amarah yang masih tak redam juga dari sang Tuan.
Tapi akhir-akhir ini Mansion sedikit mengalami ketenangan, entah sebab apa Tuannya jadi jarang mengoreksi atau mengecek beberapa bawahan yang tidak benar saat bekerja dan lebih memilih berdiam diri dalam kamar.
"Baik Tuan Muda," Liam menunduk sebentar.
Alghafar berdiri dan berlalu meninggalkan tempat itu, malam ini jika bukan untuk bertemu gadis kecilnya kembali ia tidak akan sudi membuang waktu dengan mendatangi pesta sampah dari Juliet.
Kala pintu kamar berwarna hitam yang besar itu terbuka, Alghafar langsung menyorot dingin sosok perempuan yang lancang tiduran di atas ranjangnya, dengan gaun tidur satin ber model kimono itu dibiarkan tersingkap memperlihatkan paha mulusnya saat berpose menggoda.
"Keluar."
"Aku hanya ingin beristirahat disini keponakan ku," perempuan dewasa dengan gincu merahnya mendekati Alghafar, "Sekaligus mungkin bisa mengusir kebosanan mu."
"Aku tidak tertarik pada perempuan tua," sahutan Alghafar memandang rendah tantenya ini.
Bahkan ingatan bejat itu kembali berputar, saat-saat dimana sang Ibu menitipkan dirinya ke rumah wanita bernama Anita ini, semua perlakuan Anita tidak mencerminkan seorang Tante yang menyayangi keponakan nya, melainkan perempuan gila yang berusaha melecehkan anak dibawah umur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis't Little Sister
General Fiction(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah untuk Alghafar' karakter laki-laki itu digambarkan sebagai sosok dingin yang tak suka menebar senyum...