𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!
"Lepas! Gue gamau!"
Seusainya acara Stella nampak berontak mencoba melepaskan cekalan Alghafar yang terus menariknya menuju pintu limousine yang sudah terbuka menunggu pemiliknya masuk dengan dikawal beberapa pria.
Kanaya sang Mommy sebagai saksi nampak meringis kecil dari bingkai pintu gedung acara yang terbuka, "Mungkin aku perlu memberikannya sepatah dua patah kata sebagai pengingat, aku takut Algha menyakitinya, dia bukan tipe laki-laki penyabar."
"Aku malah sebaliknya, kurasa putramu akan bertekuk lutut dihadapan gadis itu," timpal Draco ikut menonton disebelahnya.
Seolah tuli Alghafar menarik tangan itu dan mendorong tubuh Stella masuk dengan menahan kepalanya agar tak terhantuk sebelum disusul olehnya.
Dengan gigi bergemelatuk Stella buka handle pintu namun terkunci, "Algha lo gajelas banget jadi orang! Buka gak?! Gue masih butuh penjelasan detail tentang semua ini!"
"Jalan, langsung ke Mansion utama Byantara," ujarnya pada bawahan yang memegang kendali setir mobil, nada suaranya lebih rendah kala menjawab pertanyaan Stella, "Penjelasan apa lagi yang kamu butuhin?"
"Semuanya! Kemana Kak Thea? Kenapa harus gue yang jadi pasangan lo, terus lo bilang ini cuman pertunangan biasa tapi kenapa jadi pernikahan? Jawab atau gue pecahin jendela mobil lo!" ancam nya menunjuk.
Alghafar menarik kedua tangan itu tanpa diduga sampai tubuh Stella mendekatinya, diselaminya mata hazelnut yang menawan ini.
"Mereka? Mereka udah aku singkirin jadi sekarang kamu cuman boleh bergantung sama aku Aristella, sejak awal aku cuman ngikutin semua drama kamu, aku tau kamu yang terus desak Kakakmu seolah aku emang cinta sama dia sampai akhirnya aku nerima perjodohan tersebut, semua itu aku lakuin semata-mata supaya aku lebih dekat sama kamu," ungkap jujur Alghafar membuat riak terkejut sedikit nampak dari wajah istri kecilnya.
"Jadi, semua ini udah lo rencanain?! Lo apain Kak Thea sama Mamsky gue?!" Alghafar malah sibuk memainkan anak rambut disisi wajah Stella dengan memelintir nya lembut, "Alghafar jawab!"
"Kamu tau jawabannya kan? Kamu gausah khawatir, selama kamu nurutin ucapan dan perintah aku mereka bakal baik-baik aja."
"Lo apain mereka!" ulang Stella membentak, kenapa Alghafar terkesan enggan memberitahunya.
"Oke-oke aku jawab sayang, keduanya masih beristirahat di rumah sakit. Kecelakaan itu gabisa dihindari."
Mata Stella terbelalak, "Ini juga pasti perbuatan bajingan lo kan?! Lo lukain keluarga gue! Apa gak cukup dengan lo bunuh Papsky!"
"Reaksinya berlebihan padahal hanya kukirimkan foto kemesraan kita apa salahnya?" jawab santai Alghafar.
Tangannya terangkat ingin memukul wajah tanpa ekspresi yang mengesalkan itu namun Stella membuka mulut tak percaya kala kedua pergelangan tangannya sudah terborgol.
"Alghafar apa lagi ini sialan! Lo pikir gue tahanan lepasin! Harusnya lo yang ditahan ke jeruji besi setelah lo bunuh keluarga gue!"
Wajah Alghafar sudah mengetat dengan rahang yang kian menggertakkan giginya, ia jelas tidak suka bibir itu begitu mudah melontarkan kata kotor atau umpatan.
"Jangan mengumpat Aristella," desis Alghafar.
Bahunya terus dihantam pukulan dari tangan mungil itu, "Jahat! Lo cowok brengsek--Mmmpp!!!"
Dalam sekali tarikan Alghafar membungkam bibir Stella, menekan tengkuknya lebih dalam mengabaikan dorongan dan pukulan di dadanya yang tak seberapa ini, tanpa melepaskan ciuman mereka perlahan ia ubah posisinya dengan mendorong mundur tubuh Stella sembari melonggarkan dasi juga melepaskan jas dari kedua bahu tegapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis't Little Sister
General Fiction(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah untuk Alghafar' karakter laki-laki itu digambarkan sebagai sosok dingin yang tak suka menebar senyum...