𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!
Tanpa perlu banyak alasan yang mendasari, Alghafar selalu menyukai aroma jasmine yang ada ditubuh gadisnya seperti sekarang, ia bisa dengan rakus menggesekkan hidungnya ke sisi batang leher Stella untuk menghirup aroma candu itu demi menghantarkan ketenangan.
Tapi sikap gadisnya yang terkesan bodoh juga mengelak dari kenyataan jika Alghafar mencintainya membuat ia frustasi sendiri, mengapa Stella begitu kukuh ingin menyatukan dirinya dengan perempuan yang sama sekali tak pernah terbesit dalam haluan Alghafar selain dirinya itu? Sungguh harus dengan cara apa lagi ia membuat Stella sadar akan perasaan yang selalu berdebar dengan gila melihat senyumnya ini?
Keterdiaman mereka yang masih diposisi semula, membuat kedua tangan Alghafar memeluknya mengunci tubuh Stella dari belakang, satu tangannya melepaskan kancing seragam Stella yang masih diambang keterdiaman syok.
"Stella ku, apa sekarang semuanya udah jelas buat kamu? Siapa yang sebenarnya aku mau," Alghafar berbisik menurunkan sedikit kerah baju Stella hingga memperlihatkan bahu mulusnya.
"Aku cuman mencintai kamu Aristella," ungkapnya lagi, Alghafar mengecup ringan bahu dan leher jenjangnya.
Bibir Stella seolah kelu, ia menolehkan wajah menatap kegiatan Alghafar sekarang dengan jantung mencelos, kala dia berpindah menciumi pipi bulatnya Stella segera melepaskan diri dengan mudah karena merasa Alghafar mulai melemah, ia berbalik badan menatapnya tajam.
"Lo sadar atas apa yang lo bilang itu?! Lo gila Alghafar! Lo harusnya sadar posisi lo sekarang saat lo sama Kakak gue mau melangsungkan pertunangan kalian!" ditunjuknya wajah Alghafar penuh geraman.
"Siapa peduli? Yang aku mau itu kamu, bukan dia," utarnya lagi mengambil tangan tersebut dan mendekatkan ke bibirnya untuk ia cium, "Aku suka wangi jasmine ditubuh kamu sayang."
"Brengsek banget lo!" Stella tarik tangannya, demi apa hidungnya sampai kembang kempis mendengar ucapan lugas Alghafar, "Lo mempermainkan perasaan Kakak gue! Kenapa lo terima kalau lo gak suka sama dia! Harusnya lo nolak sejak awal!"
Satu tarikan tercipta di sudut bibir Alghafar, wajah itu sangat menggemaskan hampir-hampir ingin ia kunyah habis Stella jika dia adalah makanan.
"Denger Alghafar, gue mau lo sungguh-sungguh sama Kakak gue."
"Harus?"
"Iya harus! Karena lo cuman ditakdirkan buat dia!" dengan lantang gadisnya berkata seperti itu, bolehkah tawa Alghafar keluar sekarang?
"Bukannya perasaan gak bisa dipaksakan hm?" ia kian memepet tubuh mungil itu.
"Buat yang kali ini lo harus paksa perasaan cinta lo muncul buat dia! Jangan bertindak brengsek Alghafar, apalagi lo berusaha keluar dari alur sebenarnya," lanjut Stella dalam hati dengan kedua tangan terkepal disisi roknya.
Alghafar mangut-mangut, "Oke--"
Senyum Stella muncul tipis, baru saja ia dibuat tenang sekarang lanjutan dari ucapan Alghafar membuatnya naik pitam.
"Dengan syarat kamu jadi milik aku."
"Gila!" Stella buru-buru pergi membuka pintunya kembali.
Alghafar yang ditinggalkan hanya mengulas seringaian, "Lari sayang, lari sejauh manapun kamu pergi bahkan bersembunyi dineraka sekalipun aku pastiin selalu menemukan mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis't Little Sister
General Fiction(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah untuk Alghafar' karakter laki-laki itu digambarkan sebagai sosok dingin yang tak suka menebar senyum...