𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!
Pagi berikutnya.
"Ponsel lo belum dipulangin Alghafar, Van? Semalam gue ngirimin pesan ke lo tapi gak aktif," tanya Ren yang duduk di kap mobil sembari melipat almamater yang tak ia pakai di lengannya.
Keempat laki-laki itu berkumpul di parkiran depan mobil sport milik Dylan sebelum memasuki sekolah sembari menunggu Alghafar sampai.
Melvan mendengus karena hal ini juga yang membuatnya gelisah sejak semalam entah apa yang akan dilakukan Alghafar pada benda miliknya itu, padahal dia lebih kaya jika hanya untuk menginginkan merk ponsel yang sama kan? Tapi intinya bukan itu yang di khawatirkan Melvan saat ini.
"Lo pada ngerasa gak si kalau sikap Alghafar agak aneh sejak ketemu Stella adiknya Alethea?" suara Levando mengambil perhatian Melvan lagi.
"Gue juga ngerasa, mungkin Alghafar naruh rasa sama cewek itu terbukti dari waktu dia ngorbanin tubuhnya cuman buat halangin kegilaan Juli," ungkap Dylan yang duduk dikursi depan mobil yang pintunya dibiarkan terbuka.
Statment itu entah kenapa tidak disukai Melvan walau sebagai kecil hatinya mengiyakan ucapan para temannya sekarang, tapi sekali lagi ia mengingat perkataan Stella kala itu jika Alghafar hanya menyukai Alethea bahkan ingin dia dekatkan keduanya.
"Gak mungkin, Alghafar cuman refleks waktu itu lagian dia gak mudah naksir orang lain apalagi cewek yang gak dikenalnya, Stella pernah bilang ke gue kalau dia mau deketin Alethea, Kakaknya sama Alghafar," tukas Melvan sedikit membuat mereka bertiga terkejut.
"Alghafar suka sama Alethea?" gumam penuh heran Ren sampai Levando saja mengorek telinganya.
"Itu yang gue tangkep dari ucapan Stella sendiri," sahutnya tak acuh.
Entah kenapa rasanya mustahil Alghafar menyukai perempuan itu, selama satu kelas dengan Alethea jarang sekali Alghafar melirik atau bahkan bertegur sapa dengan nya jadi itu sedikit mengherankan, tapi jika sumbernya dari adik Alethea sendiri mereka ikut terfikir karena bisa saja ucapan gadis itu ada benarnya sebab Alethea mungkin sering bercerita dengan Stella.
"Jam masuk sepuluh menit lagi kita ke kelas sekarang biarin Alghafar nyusul nanti," cetus Ren diangguki mereka.
"Eh btw gimana hasilnya lo praktekin gak semalam?" tanya pelan Levando merangkul bahu tinggi Dylan.
"Hasilnya tetep sama, meski gue bisa lakuin nya tapi tetep gue gak ada gairah apapun, kayaknya gue harus mulai menerima diri gue sebagai cowok aseksual."
Levando berdecak mencoba memikirkan hal lain sembari mereka berjalan menuju kelas, "Gimana kalau gue sewain cewek paling top--"
"Gausah aneh-aneh gue gak mau nerima saran lo yang makin sesat itu, bukannya tertarik gue malah jijik bayanginnya," potong Dylan lalu terdiam dengan sudut bibir tertarik sebelah, "Tapi gue masih bisa jatuh cinta sama seseorang."
Baru menaiki undakan tangga utama perhatian mereka teralihkan oleh kedatangan sebuah mobil merah mencolok, dua orang gadis keluar dari masing-masing pintu dan salah satunya adalah alasan senyum Melvan timbul sekarang.
Stella dengan tatanan rambut diikat setengah mulai berjalan menaiki tangga dengan diikuti Alethea.
"Pagi Stel lo mau langsung ke kelas kan? Kita bareng aja kalau begitu," sapaan Melvan membuat langkah gadis itu terhenti, "Stella?"
Dengan alis menukik, Stella tak bisa menyembunyikan kedongkolannya pada laki-laki ini, ia melirik sinis dari sudut mata sebelum kembali berjalan pergi dengan mencengkram tali ransel nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis't Little Sister
General Fiction(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah untuk Alghafar' karakter laki-laki itu digambarkan sebagai sosok dingin yang tak suka menebar senyum...