PLS 26 (Pernikahan)

32.3K 2.6K 417
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!








Sejak bangun dari tidurnya yang dilakukan Melvan hanya diam termenung, tak ada lontaran pertanyaan akan keadaannya saat ini yang duduk diatas ranjang rumah sakit.

Mata monolid itu sedikit menghalau sinar matahari yang menyorot dari kaca jendela menggunakan tangan yang dihiasi infus.

Cklek, suara pintu dibuka menyembulkan kedua paruh baya yang mendekati cowok berpiyama pasien biru muda dengan garis-garis putih itu.

"Melvan, gimana? Udah mendingan kan sekarang?" tanya sang Ibu menyimpan sarapan di nakas.

"Setelah ini kamu sarapan terus minum obatnya lagi, Dokter bilang luka jaitan diperut kamu belum kering jadi kamu gaboleh pulang dulu," timpal Ayahnya, laki-laki yang tak lagi segagah dulu itu menyentuh pundak putranya yang masih tak bergeming.

"Apa Stella gak ada kesini?" tanya balik Melvan.

Pergerakan Ibunya yang memencet tombol dispenser air terhenti, menoleh dengan wajah datar ia berucap.

"Jangan berurusan lagi sama perempuan itu Melvan, Ibu gak suka kamu deket-deket dia, dia yang buat kamu seperti ini."

"Ibu kamu benar, sebaiknya kamu hindari perempuan bernama Stella itu."

Bibir kering Melvan menarik sudut bibir dengan pandangan jatuh pada ekspresi keduanya yang tampak pucat setiap kali ia bertanya tentang Stella.

"Kalian diancem putra Damares itu kan?"

Garis ketegangan terlihat, hal itu disambut dengusan samar Melvan, "Aku udah duga, Alghafar emang selicik itu, apa yang udah dia lakuin ke Ibu sama Ayah?"

Keduanya saling tatap, Ibunya hanya melengos mendekati sofa meninggalkan Ayahnya yang baru mengangkat tangan hendak menghentikan, mau tak mau pria itu yang harus menjelaskan.

"Kami memiliki hutang hampir tujuh puluh persen pada mendiang Tuan Damares, dan setelah bertahun-tahun hutang itu rupanya kembali di ungkit oleh putranya yang sekarang, mereka tidak akan mengusik kita dengan satu syarat, kamu menjauhi gadisnya."

Melvan memejamkan mata dengan menggulum bibir, rematan di selimutnya menguat menahan suatu luapan emosi.

"Ayah hanya minta, tolong kamu cari saja perempuan lain Melvan. Jangan berani menentang keluarga itu, mereka terlalu mengerikan dilihat dari silsilahnya saja, mereka tidak segan memberikan penderitaan abadi untuk siapapun yang berani mengusik, untung syarat itu mudah dimana kamu hanya perlu menjauhi Stella."

Tak ada sahutan dari Melvan, sang Ibu duduk diam dengan kaki bergerak risau, sampai satu suara yang lebih mirip gumaman menyentil sedikit hati keduanya.

"Tapi itu gak semudah yang kalian bilang."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Protagonis't Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang