𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!
Aliran darah di sekujur tubuh Stella seolah berhenti, jantungnya berdegup dua kali lipat dengan nafas tercekat seolah semua pasokan oksigen disekitar menipis secara tiba-tiba, wajahnya nampak pucat dengan netra terkunci pada mata teduh Alghafar.
Apa artinya ini? Bukannya menemukan keberadaan Melvan ia malah bertemu sosok Alghafar bahkan kini mereka dalam posisi yang sangat intim, bisa Stella rasakan sapuan nafas Alghafar sangat panas saat berbisik di telinganya, menghantarkan rasa menggelitik yang aneh.
Melihat kalung indah di leher Stella membuat sudut bibir Alghafar membentuk lengkungan tipis, ia kian merendahkan wajahnya lantas mengecup singkat bandul kalung didada putih Stella.
"Cantik," cetus nya lantas mundur melepaskan rengkuhan ditubuh Stella yang masih nampak syok.
"Stella!" seruan Alethea terdengar, perempuan itu berlari ke arah mereka, "Ada apa?! Kamu nelfon Kakak tapi gak ada jawaban, hei? Kamu kenapa?"
Stella tak menjawab malah melirik lagi wajah Alghafar yang nampak tak berdosa, begitu Alethea ikuti dirinya menaikan alis.
"Lo ada disini juga Ar?"
"Iya, lo sendiri?" jawab Alghafar nampak sedikit ramah.
"Gue cuman nganter adik gue kencan, gak taunya lo juga datang ya, dan ... Buat dikantin itu gue minta maaf Ar," ucap Alethea diangguki singkat oleh Alghafar.
"Kita duduk disana sambil nunggu," tunjuk Alghafar dengan dagunya pada meja yang disediakan.
"Ayo Dek, kamu ngelamunin apa si?" ucap khawatir Alethea mengusap wajah pucat adiknya sembari menuntunnya mengikuti Alghafar.
"G--gapapa Kak," jawab singkat Stella meremas ujung dress nya, ia berusaha mengenyahkan bayangan tadi yang membuat otaknya seolah lumpuh mengingat apapun sekarang.
Selain bisikan, kata-kata, usapan, dan ... Kecupan laki-laki bertubuh atletis didepannya.
Sikap aneh ditunjukkan Alghafar yang kini menarik kursi untuk diduduki Alethea dengan diikuti tatapan Stella, laki-laki itu lantas duduk di salah satunya berhadapan, sekarang bagaimana? Hanya ada dua kursi yang disediakan disana.
"Gue lupa bangkunya cuman ada dua, adik lo duduk di pangkuan gue aja," ujar tak terduga Alghafar bahkan menepuk pahanya.
Stella menggeleng kaku, "Gue pulang aj--"
"Alghafar bener kamu duduk di pangkuan dia dulu aja sambil nunggu Melvan dateng, kasian loh dia kalau kamu pulang sekarang," potong Alethea tersenyum meski ada sedikit kejanggalan dalam hatinya akan perlakuan Alghafar.
Bagaimana sekarang? Ada apa dengan tubuhnya kenapa reaksi Stella harus setakut ini pada Alghafar? Dengan langkah ragu ia mulai mendekat, membalikan badan lalu perlahan dengan amat hati-hati mendudukan diri dipaha laki-laki ini.
"Adik lo udah gue anggep kaya adik sendiri, so. Lo gausah khawatir," ucap Alghafar pada Alethea.
"Gue ngertiin Ar, lagian lo bukan cowok kaya gitu sampai harus gue waspadai," kibasan tangan Alethea didepan muka, "Kita pesen menu makanan nya dulu."
Aristella menarik nafas panjang mengontrol dirinya agar tidak terlalu gugup, ia menarik buku menu.
"Aku mau Choco lava cake, chicken parm pasta sama thai iced tea boba," ucapnya menunjuk ketiga menu menggiurkan itu.
"Kamu emang dasarnya paling rakus, yaudah kalau Kakak cuman pepperoni cheese croissant, lo sendiri Ar?" tanya Alethea.
Alghafar mendekatkan wajahnya hingga menyentuh bahu Stella yang kini kembali tertegun apalagi ia merasa satu tangan Alghafar disimpan diatas pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis't Little Sister
General Fiction(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah untuk Alghafar' karakter laki-laki itu digambarkan sebagai sosok dingin yang tak suka menebar senyum...