PLS 4 (Diantar cowok asing)

53.8K 3.5K 143
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!







Pagi kembali menyapa dengan indah dari ufuk timur matahari mulai malu-malu menampakkan dirinya diantara awan-awan.

Jam di dinding kini sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi, di posisinya Stella merapihkan seragam baru yang ia pakai didepan cermin, memakai dasi kupu-kupu nya dengan rapih juga mengusap pin didadanya yang berlambang bintang Starling High School (SHS) yang sepertinya dari emas asli.

"Seragamnya aja secantik ini gimana sekolahnya nanti, wah pasti kumpulan orang-orang elite yang masuk kesana," decak kagum Stella memperhatikan tampilannya sekarang.

Ia sudah rapih menggunakan seragam dengan ciri khas warna hitam dengan rok bergaris merah itu.

"Oke perfect! Sekarang ayo kita nonton pertunjukan dari cerita ini!" dengan kepalan tangan terangkat Stella tersenyum pongah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke perfect! Sekarang ayo kita nonton pertunjukan dari cerita ini!" dengan kepalan tangan terangkat Stella tersenyum pongah.

Ia berkacak pinggang menggosok hidungnya dengan jempol, "Gue gak sabar lihat kapal gue berlayar dari dekat! Ayo satukan Alethea sama Alghafar gak peduli badai, banjir, gunung meletus menghadang kapal kita harus tetap berlayar!"

Segera dirinya menyambar tas dan bergegas keluar bilik kamarnya sendiri, menuruni anak tangga ia sudah melihat anggota keluarganya berkumpul untuk makan bersama.

"Pagi Papsky, Mamsky dan Kakak ku yang paling cantik!" sapa ceria Stella mengecup pipi mereka satu satu dan dibalas serupa.

"Sini duduk sarapan dulu Mamsky udah buatin roti bakar selai coklat buat kamu," titahnya menyimpan pring dihadapan meja Stella.

"Makasih Mamsky, Papsky udah rapih banget mau kemana?"

"Papsky mau kerja lah sayang," sahut lembut Fania merapihkan anak rambut putrinya.

"Kalau dipikir-pikir Papsky udah kaya tuyul aja ya, malamnya dikasih susu paginya disuruh nyari uang," dengus Pradigta dibalas cubitan di pahanya oleh Fania.

"Hayo siapa yang nyusuin Papsky," goda Stella.

"Papsky harusnya jangan bicara gitu didepan Stella, dia masih anak kecil," tegur Alethea dengan gelengan kecil.

"Tau nih Papsky ngomongnya suka ngawur jangan didengerin ya sayang," ujar Fania.

Stella hanya mangut-mangut menyantap rotinya dengan lahap, berpura-pura polos saja meski umur aslinya lebih dari Alethea, "Oh, iya. Stella mau naik motor milik Stella hari ini, gamau dianter supir biar Kak Alethea aja."

"Gak! Kamu harus dianter supir sama Kakak kamu," tolak tegas Fania.

"Ayodong Mamsky boleh ya kasian motor milik aku jadi karatan karena gak dipake terus," mohon Stella menampilkan puppy eyes nya.

Ia ingat jika tokoh Stella itu sangat mandiri hingga kemana-mana ia selalu menggunakan motor miliknya pemberian dari sang Papih.

"Izinin aja Mam dengan syarat gaboleh luka atau jatuh," sahut Alethea diangguki berkali-kali oleh Stella.

Protagonis't Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang