Mireya merasa jantungnya berdebar kencang, ketegangan yang semakin memuncak. Di sekelilingnya, suara-suara gelak tawa dan obrolan santai terus bergema, namun semuanya terdengar begitu jauh, seolah ia berada dalam dunia yang terpisah.
Hestia masih memegang tangannya dengan erat, dan Mireya merasa semakin terperangkap dalam situasi ini. Semua yang ia dengar, semua yang ia lihat, semakin membingungkannya.
"Hestia, aku... aku tidak tahu harus bagaimana," suara Mireya hampir bergetar. "Ini terlalu berat untuk aku terima. Aku merasa... aku merasa seperti aku berada di tempat yang salah."
Hestia menghela napas panjang, lalu menatap Mireya dengan tatapan penuh keprihatinan. "Aku tahu, Mireya. Aku tahu ini tidak mudah. Tapi kamu harus mengerti, dunia ini jauh lebih gelap dari yang kamu bayangkan. Ada banyak hal yang tidak bisa kamu kontrol. Kamu harus keluar dari sini, sebelum semuanya terlalu terlambat."
Mireya menatap Hestia, mata sahabatnya itu terlihat penuh dengan kecemasan dan penyesalan. Selama ini, Hestia selalu tampak begitu percaya diri dan kuat, tapi kini Mireya melihat sisi rapuh yang belum pernah ia kenal sebelumnya.
Hestia terperangkap dalam dunia yang sama gelapnya dengan yang baru saja ia temui, dan Mireya merasa semakin takut akan apa yang akan terjadi padanya.
"Tapi aku tidak tahu bagaimana," jawab Mireya dengan suara pelan. "Aku sudah terlibat terlalu dalam, Hestia. Aku merasa seperti semuanya sudah terlambat."
Hestia menatap Mireya dalam-dalam, lalu mengangguk pelan. "Tidak ada yang terlambat. Selama kamu masih bisa berpikir jernih, kamu masih bisa keluar. Tapi kamu harus berhati-hati, Mireya. Mereka tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja."
Suasana di sekitar mereka semakin kacau. Beberapa orang terlihat sedang mempersiapkan sesuatu, tampaknya mereka tak terlalu memperhatikan Mireya dan Hestia yang sedang berbicara dengan serius.
Namun, Hestia jelas merasakan ketegangan yang semakin tinggi. Semua yang terjadi di sekitarnya, semua perbincangan gelap yang beredar, membawa ancaman yang tak bisa dihindari.
"Apakah ada jalan keluar dari semua ini, Hestia?" tanya Mireya dengan suara rendah. "Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku percayai. Semua yang aku ketahui, semua yang aku anggap benar, sepertinya hanya kebohongan belaka."
Hestia menunduk, tampaknya berpikir keras. Setelah beberapa detik, ia mengangkat kepala dan menatap Mireya dengan tatapan serius. "Mireya, aku tidak bisa memberimu jawaban yang pasti. Tapi ada satu hal yang aku tahu: kamu harus mencari cara untuk melindungi dirimu sendiri. Jangan biarkan mereka memanipulasimu lebih jauh. Ini adalah dunia yang penuh dengan intrik dan pengkhianatan."
Mireya merasa hatinya semakin berat. Ia tak tahu apakah ia memiliki kekuatan untuk keluar dari lingkaran ini. Namun, ada satu hal yang ia tahu pasti—Hestia adalah sahabat yang tidak ingin ia lihat terjerumus lebih jauh lagi dalam dunia gelap ini.
Jika Hestia saja merasa terperangkap, bagaimana dengan dirinya?
Tiba-tiba, seseorang dari kejauhan memanggil nama Mireya dengan suara keras, dan Mireya merasa tubuhnya tersentak. Hestia menoleh, lalu menatap Mireya dengan mata yang penuh kecemasan. "Mireya, kamu harus pergi sekarang. Mereka sudah mulai menyadari kehadiranmu."
Tanpa menunggu lebih lama, Hestia menarik tangan Mireya dan mulai berjalan cepat menuju pintu keluar.
Mireya mengikutinya, rasa cemas menghantuinya setiap langkah yang mereka ambil. Ia tahu, meskipun ia sedang berusaha melarikan diri, dunia ini sudah menyelimutinya lebih dalam dari yang ia duga.
Sesampainya di luar, angin malam yang dingin menyambut mereka. Hestia menatap Mireya dengan tatapan penuh penyesalan. "Kamu harus berhati-hati, Mireya. Dunia ini tidak seperti yang kamu kira. Jangan sampai kamu terjebak lebih dalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Secrets
RomanceMireya menarik wajah Leonis mendekat dan menutup jarak antara mereka dengan mencium bibirnya. Ciuman itu, panas dan penuh keinginan, mengejutkan Leonis hingga ia terdiam. Setelah ciuman itu terlepas, Leonis mendekati Mireya, membelai pipinya dengan...