Quatorzième Partie! ໑ ₊

11 7 0
                                    

Langit malam London tampak gelap, dengan suara hujan yang mulai turun lembut di luar jendela. Mireya Sabine Schultz duduk di ujung tempat tidurnya, masih tenggelam dalam dokumen yang ia dapatkan dari Edward Hollis.

Namun, pikirannya terasa berat, dan ia memutuskan untuk sejenak beristirahat.

Di sudut ranjangnya, sebuah ponsel tergeletak—benda yang jarang ia gunakan karena kesibukannya dengan penyelidikan. Mireya mengulurkan tangan, mengambil benda pipih itu, dan menyalakannya. Notifikasi memenuhi layar, sebagian besar dari aplikasi media sosial yang sudah lama tidak ia perhatikan.

Satu pesan di antara banyak notifikasi menarik perhatiannya. Pengirimnya menggunakan nama yang sangat familiar: Thalassa.

Mireya memicingkan mata, mencoba memutar ingatannya. Thalassa adalah teman lamanya, seorang wanita dengan karisma yang sulit dilupakan. Mereka pernah begitu dekat di masa lalu, ketika Mireya masih tinggal di Paris. Namun, waktu dan keadaan memisahkan mereka, dan komunikasi di antara keduanya berhenti bertahun-tahun lalu.

Dengan sedikit keraguan, Mireya membuka pesan itu.

"Mireya,
Sudah lama sekali, bukan? Aku mendengar kau sekarang berada di London. Aku kebetulan juga ada di sini untuk urusan pekerjaan. Bagaimana kalau kita bertemu? Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan kepadamu, dan aku yakin kau juga punya banyak cerita untuk dibagikan.

Thalassa"

Pesan itu sederhana, tetapi ada sesuatu yang aneh yang Mireya rasakan. Mungkin intuisi, atau sekadar firasat. Namun, ia menepisnya. Mungkin aku hanya terlalu curiga karena semua yang terjadi akhir-akhir ini, pikirnya.

Ia teringat Thalassa sebagai sosok yang penuh ambisi dan cerdas, tetapi juga misterius. Ketika mereka bersahabat, Mireya merasa Thalassa selalu menyembunyikan sesuatu di balik senyumnya yang manis. Namun, tidak pernah ada alasan bagi Mireya untuk meragukan kesetiaannya—setidaknya dulu.

Mireya menutup ponselnya dan meletakkannya kembali di ranjang. Pikirannya berputar. Sebuah pertemuan dengan Thalassa bisa menjadi jalan untuk mengembalikan hubungan mereka, atau malah membuka pintu ke bahaya baru.

"Jika aku bertemu dengannya," gumam Mireya, "aku harus berhati-hati."

Sifat logisnya mengambil alih. Mireya tahu betapa pentingnya menganalisis semua kemungkinan sebelum mengambil langkah. Ia memutuskan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang keberadaan Thalassa di London.

Dengan laptopnya, Mireya mulai menelusuri jejak online teman lamanya itu, mencoba memahami apa yang telah terjadi selama bertahun-tahun ini.

Namun, di sudut pikirannya, ada sesuatu yang tidak bisa ia abaikan: mengapa Thalassa muncul sekarang, di tengah semua kekacauan yang sedang ia hadapi?

Di sisi lain kota London, Thalassa tersenyum kecil sambil memandang ponselnya. Ia baru saja mengirim pesan itu ke Mireya, dan kini sedang menunggu balasan.

Ruangan tempatnya berada tampak mewah, dengan jendela besar yang menghadap ke pusat kota. Di atas meja kayu gelap, ada beberapa dokumen yang berserakan, sebagian besar berkaitan dengan aktivitas dunia bawah Ordo Noire.

Thalassa menyesap anggurnya, matanya memancarkan tekad dingin. "Kita akan segera bertemu, Mireya. Dan aku akan memastikan kau tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi."

...

Keesokan harinya, Mireya bangun dengan tekad baru. Ia memutuskan untuk menanggapi pesan Thalassa dan mengatur pertemuan di sebuah kafe kecil di pusat kota London.

Dengan balutan gaun panjang krem dan mantel cokelat muda, Mireya tampak anggun dan percaya diri. Langkahnya tegas saat ia memasuki kafe yang ramai dengan suara percakapan dan aroma kopi segar.

Crimson SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang