Mireya diam-diam meninggalkan Paris dengan hati yang berat. Kota kelahirannya, penuh kenangan indah dan gelap, kini terasa seperti perangkap. Baginya, Paris bukan lagi rumah, melainkan medan perang penuh intrik keluarga Schultz dan dunia bawah Ordo Noire.
Dengan koper kecil dan secarik alamat yang diberikan Thierry, Mireya tiba di London, sebuah kota yang menjadi labirin bagi mereka yang ingin bersembunyi atau mencari jawaban.
London tidak menyambutnya dengan hangat. Udara November yang dingin menggigit kulitnya, dan hujan gerimis membuat segala sesuatunya tampak suram.
Namun, Mireya merasa aman—setidaknya untuk sementara. Ia menyewa flat kecil di kawasan Notting Hill, jauh dari sorotan aristokrasi dan pengaruh keluarganya. Flat itu sederhana, namun cukup untuk membantunya memulai hidup baru, sekaligus merancang langkah selanjutnya.
Pertemuan yang Mengubah Segalanya
Malam itu, Mireya duduk di sebuah kafe kecil di Covent Garden, menatap kosong ke luar jendela sambil menyesap teh Earl Grey.Suasana kafe yang hangat kontras dengan gejolak dalam pikirannya. Ia sedang memikirkan langkah selanjutnya: mencari Leonis de Kaelrith. Pria itu adalah kunci dari segala misteri ini.
“Begitu jauh dari Paris, namun kau masih memikirkan mereka, bukan?” suara Thierry Maxence Moreau memecah lamunannya.
Mireya mendongak. Thierry berdiri di sana, jas hitamnya sempurna seperti biasanya, dengan tatapan penuh teka-teki. Ia menggeser kursi di depannya dan duduk tanpa diminta.
“Aku tidak menyangka kau mengikutiku,” ujar Mireya dingin, meski sebenarnya ia lega melihat wajah yang dikenalnya.
“Bukan mengikutimu. Aku hanya memastikan kau tidak membuat keputusan bodoh,” jawab Thierry, lalu menambahkan, “London adalah tempat yang rumit, lebih dari yang kau bayangkan.”
Mireya mendengus. “Aku tidak peduli. Aku datang ke sini untuk satu alasan: mencari Leonis de Kaelrith. Jika dia ada di London, aku akan menemukannya.”
Thierry mengangkat alis. “Dan setelah itu? Kau pikir Leonis akan menyelamatkanmu dari semua ini? Atau kau akan menyeret dirimu lebih dalam ke dunia Ordo Noire?”
Mireya menatapnya tajam. “Aku tidak peduli. Aku hanya ingin menghancurkan mereka, Thierry. Dunia bawah itu, Ordo Noire, semua yang merenggut hidupku di Paris. Jika Leonis adalah jalanku untuk melawan mereka, aku akan mengambil risiko.”
Thierry menghela napas, lalu mendekatkan tubuhnya ke meja. “Mireya, aku paham tekadmu. Tapi dengarkan aku baik-baik. London adalah pusat Ordo Noire. Di sini, mereka tidak hanya berkuasa di dunia bawah, tapi juga memiliki pengaruh besar di dunia hukum, politik, bahkan aristokrasi. Dan Leonis… dia mungkin lebih dekat dengan mereka daripada yang kau bayangkan.”
Ketegangan yang Memuncak
Mireya menggelengkan kepala keras. “Aku tidak percaya itu. Aku tahu siapa Leonis. Dia orang yang berbeda. Dia hanya tersesat.”Thierry menatapnya lama, lalu bersandar di kursinya. “Baiklah, jika itu maumu. Aku tidak akan menghentikanmu. Tapi aku akan berada di sini untuk memastikan kau tidak hancur karena kebodohanmu sendiri.”
Mireya terdiam. Kata-kata Thierry tajam, namun ada nada kekhawatiran di dalamnya. Ia tahu Thierry bukan sekadar pengacara kaya dengan kemampuan retorika luar biasa. Lelaki itu punya rahasia, dan entah bagaimana, Thierry juga terhubung dengan konflik ini.
“Baik,” Mireya akhirnya berkata. “Kalau kau benar-benar peduli, bantu aku menemukan Leonis.”
Thierry tersenyum kecil, tapi tidak ada kehangatan di dalamnya. “London adalah kota yang gelap, Mireya. Kau tidak akan suka dengan apa yang akan kau temukan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Secrets
RomanceMireya menarik wajah Leonis mendekat dan menutup jarak antara mereka dengan mencium bibirnya. Ciuman itu, panas dan penuh keinginan, mengejutkan Leonis hingga ia terdiam. Setelah ciuman itu terlepas, Leonis mendekati Mireya, membelai pipinya dengan...