Begitu langkah Mireya semakin menjauh dari Château Schultz, hatinya berdebar keras. Setiap detik yang berlalu terasa seperti beban, tapi ia tidak bisa menoleh lagi.
Keputusannya sudah dibuat—pencariannya akan Leonis harus dimulai, dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Namun, saat ia keluar menuju mobil yang menunggu di depan, ia merasa seolah ada yang mengawasinya.
Kehadiran Amadeo di Château Schultz bukan kebetulan. Ia merasakannya. Ada sesuatu yang lebih dalam yang tersembunyi di balik kehadiran pria itu. Ia terlalu tenang, terlalu terkontrol, dan terlalu yakin dengan dirinya sendiri.
Mireya tahu bahwa Amadeo bukan hanya sekadar calon suami yang dijodohkan ibunya. Pria itu tampaknya memiliki kepentingan pribadi, dan mulai menyusun rencana dengan melibatkan Mireya dalam permainan berbahaya. Dan ia harus mengungkapnya sebelum semuanya terlambat.
Namun, pencarian Leonis tidak akan semudah yang ia bayangkan. Rencana untuk mengunjungi properti rahasia keluarga Leonis sudah ada di pikirannya, tapi ia tidak bisa melakukannya sendirian.
Hiroshi benar—Ordo Noire tidak akan membiarkan siapa pun mendekat dengan mudah.
Mireya menghubungi beberapa orang yang ia percayai, mencari mereka yang bisa membantunya menghadapi dunia yang penuh intrik ini. Salah satunya adalah seorang mantan agen intelijen yang kini menjalani hidup sebagai pemburu bayaran—Elliot Kray.
Seorang pria berusia sekitar empat puluh tahun, berwajah serius, dengan pandangan mata yang tajam. Ia dikenal sebagai sosok yang tidak pernah gagal dalam misinya.
Ketika Mireya menemui Elliot, ia langsung membuka pembicaraan tanpa basa-basi. "Aku butuh bantuanmu, Elliot. Ada sesuatu yang sangat besar yang harus aku hadapi, dan aku tidak bisa melakukannya sendiri."
Elliot memandangnya dengan ekspresi netral. "Apa yang kamu cari, Mireya? Jika ini tentang Leonis, maka kamu sedang bermain dengan api. Ordo Noire tidak akan membiarkanmu begitu saja."
"Aku tahu," jawab Mireya dengan suara tegas. "Tapi aku tidak punya pilihan. Aku harus menemukannya sebelum mereka melakukannya. Jika aku gagal, aku tidak hanya kehilangan Leonis, tapi juga kebebasanku."
Elliot mengangguk pelan, tampaknya mengerti betul apa yang sedang dipertaruhkan. "Baiklah, kita lakukan ini dengan cara yang benar. Aku akan memastikan kamu bisa sampai ke lokasi itu dengan aman. Tapi kita harus bergerak cepat. Waktu tidak berpihak pada kita."
Mireya merasa sedikit lega setelah berbicara dengan Elliot. Namun, ia tahu bahwa ini hanyalah awal dari perjalanan yang jauh lebih berbahaya. Setiap langkahnya akan diawasi, dan setiap keputusan yang ia ambil bisa membawa akibat yang tak terduga.
Saat mereka bersiap-siap untuk berangkat, telepon Mireya berbunyi. Nomor yang muncul di layar adalah nomor yang tidak dikenal. Ia menjawab dengan hati-hati.
"Mireya, ini Amadeo," suara pria itu terdengar di ujung telepon, penuh dengan kepastian. "Aku tahu kamu sedang mencari Leonis. Dan aku ingin memberitahumu satu hal—aku bisa membantumu."
Mireya terdiam sejenak. Suara Amadeo menggema dalam pikirannya, dan ia merasa seperti ada sesuatu yang lebih besar sedang diputarbalikkan. "Apa yang kamu inginkan, Amadeo?" jawab Mireya dengan nada curiga.
"Ketika kamu menemukan Leonis, kamu akan menemukan kebenaran yang jauh lebih besar dari yang kamu kira. Aku bisa membantumu menghindari bahaya, tapi kamu harus mempercayai aku," kata Amadeo, suaranya lebih lembut, namun tetap penuh dengan tekanan.
Mireya merasa ada sesuatu yang salah. Ia tahu Amadeo tidak akan menawarkan bantuannya tanpa alasan. "Kenapa kamu peduli? Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Amadeo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Secrets
Lãng mạnMireya menarik wajah Leonis mendekat dan menutup jarak antara mereka dengan mencium bibirnya. Ciuman itu, panas dan penuh keinginan, mengejutkan Leonis hingga ia terdiam. Setelah ciuman itu terlepas, Leonis mendekati Mireya, membelai pipinya dengan...