Vingt et Unième Partie! ໑ ₊

10 7 0
                                    

Mireya duduk di kursi di depan Leonis, menatap pria itu dengan penuh rasa ingin tahu. Ada sesuatu dalam sikap Leonis saat menyebut nama Amadeo—seperti ada lapisan emosi yang tersembunyi di balik wajah dinginnya.

Mireya tidak bisa menahan diri untuk bertanya lebih jauh.

“Leonis,” ucapnya dengan nada hati-hati, “aku tahu ada sesuatu yang kau sembunyikan. Kau dan Amadeo... hubungan kalian lebih dari sekadar musuh biasa, bukan?”

Leonis menghela napas panjang, wajahnya yang biasanya tanpa ekspresi tampak menegang sejenak. Dia bangkit dari tempatnya, berjalan ke jendela ruangan itu sambil menatap keluar ke gelapnya malam.

“Aku tidak ingin membahasnya,” kata Leonis dingin, meskipun suaranya terdengar penuh konflik.

Mireya berdiri, berjalan mendekatinya. “Tapi aku ingin tahu, Leonis. Jika kita benar-benar akan bekerja sama, aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan Amadeo. Kenapa kalian saling membenci?”

Leonis akhirnya menoleh, menatap Mireya dengan sorot mata yang sulit diartikan—campuran kemarahan, rasa sakit, dan kepasrahan. “Amadeo adalah saudaraku. Saudara tiriku.”

Mireya terdiam, terpaku oleh pengakuan yang tak terduga itu. “Saudara tiri?” ulangnya, hampir tidak percaya.

Leonis mengangguk, suaranya lebih lembut sekarang. “Ibuku, Rheia de Kaelrith, meninggal saat aku masih kecil. Ayahku, Asher de Kaelrith, menikah lagi dengan seorang wanita bangsawan Inggris bernama Seinna. Sebelum menikahi ayahku, Seinna pernah menikah dengan Kazuo van Heyst, dan dari pernikahan itu, lahirlah Amadeo.”

Mireya mencoba mencerna informasi itu, tetapi Leonis melanjutkan sebelum dia bisa mengajukan pertanyaan.

“Pernikahan Seinna dan Kazuo tidak bertahan lama. Kazuo... dia tidak pernah benar-benar mencintai Seinna, dan setelah mereka bercerai, Kazuo menuntut hak asuh penuh atas Amadeo. Dia tidak ingin Amadeo tumbuh di bawah bayang-bayang keluarga Kaelrith, keluarga yang dia benci karena persaingan lama dengan ayahku.”

Mireya melangkah lebih dekat, matanya tidak lepas dari Leonis. “Tapi kenapa kau dan Amadeo jadi saling membenci? Jika kalian adalah saudara, seharusnya kalian bisa saling memahami, bukan?”

Leonis tersenyum kecil, senyuman yang pahit. “Karena Kazuo. Dia membesarkan Amadeo dengan kebencian terhadap keluarga Kaelrith—terhadapku. Setiap kali kami bertemu, dia selalu memastikan Amadeo mengingat bahwa aku adalah ‘musuh’ yang tidak pantas menjadi saudaranya. Aku mencoba mendekatinya dulu, Mireya, tetapi dia selalu mendorongku pergi. Dan akhirnya... aku menyerah.”

Mireya merasakan ada luka mendalam dalam suara Leonis, sesuatu yang tidak dia perlihatkan dengan mudah. “Jadi ini semua karena dendam lama antara Kazuo dan keluargamu?” tanyanya pelan.

Leonis mengangguk, matanya kembali menatap ke luar jendela. “Kazuo tidak pernah memaafkan ayahku karena menikahi Seinna, wanita yang pernah menjadi istrinya. Dan aku... aku adalah bayangan masa lalu yang tidak pernah dia inginkan ada di sekitar Amadeo.”

“Dan bagaimana dengan Seinna?” Mireya bertanya hati-hati. “Apa dia tidak mencoba memperbaiki hubungan kalian?”

Leonis tertawa kecil, tanpa humor. “Seinna itu wanita yang lemah lembut, tetapi dia terlalu terjebak dalam perannya sebagai istri bangsawan. Dia mencintai ayahku, tapi dia juga tidak ingin melawan Kazuo, terutama jika itu berarti menyakiti Amadeo. Dia selalu berharap bahwa waktu akan menyembuhkan semuanya... tapi itu tidak pernah terjadi.”

Mireya merasakan simpati yang tak dia duga muncul untuk Leonis. Pria ini, yang selalu tampak kuat dan tidak tergoyahkan, ternyata menyimpan luka keluarga yang mendalam. Dia mencoba mengukur emosinya sendiri, tetapi ada sesuatu dalam nada Leonis yang membuatnya melunak.

Crimson SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang