Douzième Partie! ໑ ₊

8 8 0
                                    

Hestia duduk terpaku di kursinya, menatap kosong ke arah pintu yang baru saja dilewati Mireya. Tekad sahabatnya itu begitu kuat, namun Hestia tahu—Mireya tidak sepenuhnya memahami betapa dalamnya kegelapan yang mengintai di balik Ordo Noire.

"Mireya... kau tidak tahu apa yang kau hadapi," gumamnya pelan.

Pikirannya berkelana pada sosok Amadeo. Pria itu, dengan senyum memesonanya, mampu menyembunyikan kegelapan yang ia bawa.

Amadeo adalah salah satu pelaku utama kedua di balik jaringan Ordo Noire, seseorang yang mampu menarik siapa saja ke dalam jurang dosa dan kejahatan.

Namun di saat yang sama, Hestia tak bisa membohongi hatinya sendiri—ia telah jatuh cinta pada pria itu.

Tetapi kini, Mireya dengan penuh keberanian ingin menentang semuanya. Lebih buruk lagi, Mireya berencana mencari Leonis de Kaelrith, seseorang yang telah lama menghilang dari panggung kekuasaan Ordo Noire.

Sebagian percaya Leonis tengah merencanakan sesuatu yang besar, sementara yang lain yakin pria itu hanya melarikan diri dari tanggung jawabnya.

Di Lain Tempat, Mireya berjalan menyusuri jalan-jalan kota dengan langkah cepat, angin malam menerpa wajahnya. Ia tahu apa yang harus ia lakukan, meskipun ia belum tahu bagaimana caranya. Tekadnya sederhana: menemukan Leonis.

Langkahnya terhenti ketika sebuah suara berat terdengar dari balik bayangan.

"Jadi kau ingin menentang Ordo Noire?"

Mireya berbalik, tubuhnya tegang. Seorang pria berpenampilan rapi mengenakan jas hitam berdiri di dekat gang yang gelap. Rambut cokelatnya tertata sempurna, dan matanya yang tajam tampak mengintai seperti seekor elang.

"Siapa kau?" Mireya bertanya, berusaha terdengar tenang.

Pria itu melangkah mendekat dengan elegan. "Thierry Maxence Moreau. Pengacara, atau setidaknya, itu yang semua orang tahu tentangku."

Mireya mengerutkan kening. Nama itu tidak asing. Thierry dikenal sebagai pengacara ternama yang pernah menangani kasus-kasus besar keluarga Schultz dan Heyst. Tapi bagaimana ia terlibat dalam urusan ini?

"Apa urusanmu denganku?" Mireya bertanya dengan nada tajam.

Thierry tersenyum tipis, ada keangkuhan di balik gerakannya. "Aku mendengar kau mencari Leonis de Kaelrith. Aku di sini untuk memperingatkanmu."

"Jika kau tahu di mana dia, katakan. Jika tidak, jangan buang waktuku."

Thierry tertawa kecil, lalu melangkah lebih dekat. "Berani sekali kau. Kau pikir bisa menentang Ordo Noire dan tetap hidup? Leonis bukan sekadar pria biasa. Kau sedang berburu iblis di tengah neraka, Nona Mireya."

Mireya menatapnya tajam. "Aku tidak peduli siapa dia atau apa yang ada di balik Ordo Noire. Aku akan menemukannya, apa pun yang terjadi."

Thierry menatapnya lama, matanya memancarkan sesuatu yang sulit ditebak. "Kau seperti ibumu, Lomira Schultz, berani dan bodoh sekaligus. Lomira juga pernah mencoba melawan, kau tahu apa yang terjadi padanya."

Mireya merasa darahnya mendidih. "Jangan sesekali kau membawa-bawa ibuku!"

Thierry mengangkat tangannya dengan santai, seperti tidak terpengaruh oleh amarah Mireya. "Aku hanya memberimu fakta. Jika kau serius ingin melawan, kau harus memahami risiko yang kau hadapi."

Mireya tetap tidak bergeming. "Kalau begitu, beri tahu aku. Di mana Leonis?"

Thierry terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Baiklah. Jika kau masih ingin melanjutkan, datanglah ke pelabuhan tua malam ini. Tapi bersiaplah, setiap langkah yang kau ambil hanya akan menjerumuskanmu lebih dalam ke dunia yang tidak pernah ingin kau masuki."

Crimson SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang