Confirmation
Ketika mendengarkan penjelasan Nathan, Talitha lagi-lagi harus menghadapi fakta jika pria itu benar-benar serius terhadapnya. Perasaannya pada Talitha adalah hal yang tak lagi bisa disebut Talitha sebagai perasaan suka atau tertarik. Karena itu, Talitha juga tak tahu harus menanggapi bagaimana. Ia takut jika ia mengatakan hal yang salah dan malah melukai Nathan. Lalu ...
Huh? Suara ini ...?
Talitha yang masih berada di pelukan Nathan mengerjap. Suara degup jantung Nathan terdengar begitu cepat dan keras.
"Nathan, jantungmu berdebar begitu keras." Tanpa disadari, Talitha sudah melontarkan kalimat itu.
Talitha tersadar jika dia mengatakan hal yang bodoh ketika Nathan melepaskan pelukannya dan mundur satu langkah. Namun, permintaan maaf Talitha tertahan di ujung lidahnya tatkala ia melihat bagaimana Nathan menangkup satu tangan ke wajah, dan telinganya tampak begitu memerah.
"Um ... aku merasa jika aku melakukan hal yang salah, tapi ... apa menyebutkan tentang suara debaran jantungmu adalah hal yang salah?" tanya Talitha hati-hati.
"Bukan begitu, hanya ..." Nathan menurunkan tangan, menampakkan wajahnya yang juga memerah. "Kau benar-benar terlalu berharga untuk orang sepertiku, Ta."
"Kenapa kau selalu berkata seperti itu?" Talitha protes tak terima. "Memangnya kau orang seperti apa? Kenapa kau berpikir buruk tentang dirimu sendiri?"
"Karena itulah aku yang sebenarnya, Ta." Nathan menatap Talitha pasrah. "Aku adalah orang yang posesif, licik, tak berperasaan, dan akan melakukan apa pun demi mendapatkan apa yang kuinginkan."
Talitha mengerjap. "Tapi ... kau tak pernah seperti itu di depanku ..."
"Karena aku berusaha menutupinya darimu," tukas Nathan.
"Tidak," tepis Talitha. "Jika kau menganggap dirimu sendiri seperti itu, atau orang lain menyebutmu seperti itu, itu bukan salahmu. Karena selama ini, kau tak pernah seperti itu di depanku. Jadi, mungkin kau melakukan itu karena situasimu. Karena ... kau harus menghadapi banyak orang. Dan aku tahu, menghadapi orang lain itu bukan hal yang mudah. Karena selama ini, aku tidak pernah peduli dengan hal seperti itu.
"Tapi, kau berbeda. Kau harus berurusan dengan orang lain karena siapa kau, karena pekerjaanmu. Karena itu, jika kau harus menjadi seperti yang kau sebutkan tadi, itu bukan salahmu, tapi karena situasimu. Karena selama kau berada di sampingku, Nathan, tak pernah sekali pun kau gagal untuk menjagaku dan Jia. Tak pernah sekali pun kau melakukan hal yang buruk pada aku ataupun Jia. Dan di setiap momen yang kau berikan pada aku dan Jia, kau selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kami.
"Lalu, bagaimana mungkin aku membencimu atau takut padamu karena itu? Ketika aku tahu dirimu yang sebenarnya. Ketika aku tahu ... betapa tulusnya kau pada aku dan Jia selama ini. Aku ... tak akan pernah bisa membencimu. Karena bahkan saat ini pun, aku membutuhkanmu. Aku ingin kau ada di sampingku.
"Aku ... kurasa sekarang aku tak bisa lagi membayangkan masa depanku tanpamu. Karena itu, Nathan, bahkan meskipun aku seperti ini, bahkan meski aku sering melakukan hal yang bodoh, bahkan meski aku sering membuat kesalahan, kuharap kau tidak menyesal karena berada di sampingku.
"Bahkan meskipun aku yang menyukaimu adalah hal yang patut dikasihani, kuharap itu tidak membuat perasaanmu padaku berubah. Dan kuharap, aku yang seperti ini tidak membuatmu lelah berada di sampingku."
Nathan tampak terkejut. Apa Talitha mengatakan hal yang salah lagi?
"Talitha, apa yang kau katakan? Kau menyukaiku ... adalah hal yang membuatku bahagia. Kau tak tahu betapa bahagianya aku ... sungguh ..." Nathan menatap Talitha dengan ekspresi yang tak bisa Talitha baca, tapi pria itu terdengar begitu bersungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby's Project
CasualeDunia Talitha seolah runtuh ketika ia harus kehilangan kakak dan kakak iparnya, meninggalkannya dengan Jia, bayi mereka yang masih berumur satu tahun. Talitha bahkan tak bisa mengurus dirinya sendiri, bagaimana bisa dia mengurus keponakannya? Natha...