Siang hari yang cerah, Halloween kali ini terasa sedikit berbeda bagi Sky dan Nani. Setelah seminggu penuh kesibukan akan pekerjaan, mereka memutuskan untuk merayakan Halloween dengan cara yang sederhana—tidak ada pesta besar, hanya berdua, dengan kostum yang jauh dari kesan serius.
Sky yang lebih kreatif dalam hal kostum, memilih untuk mengenakan kostum Casper, hantu yang terkenal dari kartun klasik, tapi dengan sentuhan modern: kacamata hitam di wajahnya yang tertutupi oleh kain putih. Nani, yang selalu tampil minimalis dan simpel, mengenakan kostum yang serupa, memberikan kesan cool dan santai. Kostum mereka tidak biasa, tapi itulah yang membuat mereka tertawa geli saat melihat diri mereka di cermin.
"Lo kelihatan kayak hantu yang mau jadi mahasiswa," celetuk Sky sambil tertawa, melihat Nani yang tampak tidak terlalu nyaman dengan kostumnya.
Nani hanya meliriknya sekilas, ekspresi wajahnya tetap datar, meski di balik itu ada senyum kecil yang coba disembunyikan. "Lo malah kayak hantu yang kelebihan gaya," jawabnya, mencibirkan bibirnya.
Mereka berdua tertawa, suasana jadi ringan. Sesekali, mereka mengobrol sambil jalan-jalan santai di sekitar tempat mereka, yaitu restaurant sepi (random bukan). Karena hari ini tidak ada jadwal syuting, mereka memilih untuk menikmati momen tanpa terlalu banyak tekanan, berdua saja.
Setelah beberapa waktu, mereka memutuskan untuk duduk di dalam mobil Sky, hanya menghabiskan waktu bersama. Tanpa tujuan khusus, hanya berbicara ringan tentang hal-hal yang tidak pernah mereka bicarakan sebelumnya. Begitu banyak waktu yang dihabiskan di set bersama, tapi saat mereka berdua hanya berdua seperti ini, perasaan yang lebih personal muncul tanpa mereka sadari.
Mereka berdua duduk di kursi depan mobil, dengan jarak yang cukup dekat. Tertawa, mengobrol, bahkan sesekali saling menggoda. Namun, di suatu titik, percakapan mereka mereda. Sejenak suasana menjadi lebih tenang, hanya terdengar suara musik yang mengalun pelan dari radio mobil. Tanpa ada yang berniat melakukannya, mereka saling bertatap mata. Untuk sesaat, dunia di sekitar mereka seakan berhenti.
Nani, dengan ekspresi datarnya yang biasanya tertutup, tiba-tiba merasa aneh. Entah kenapa, tatapan Sky terasa lebih intens, lebih dekat. Begitu juga Sky, yang biasanya ceria dan penuh energi, merasakan ketegangan yang tiba-tiba muncul. Tanpa rencana, hanya karena dorongan tak terduga, wajah mereka semakin mendekat.
Dalam keheningan yang singkat, bibir mereka bertemu dalam ciuman singkat. Ciuman itu tidak direncanakan, begitu cepat, begitu ringan—dan bahkan mereka berdua terkejut setelahnya. Tak ada kata yang keluar dari mulut mereka. Mungkin karena rasa canggung, mereka hanya diam sejenak, mencoba untuk mengerti apa yang baru saja terjadi.
Sky menatap Nani dengan mata yang sedikit membelalak, terkejut, namun ada senyum tipis yang muncul di wajahnya. "Eh... Halloween ya, siapa sangka..." katanya, mencoba meredakan ketegangan yang tiba-tiba muncul.
Nani, yang jarang mengungkapkan perasaan, hanya tersenyum canggung dan mengangguk. "Iya, siapa sangka..." jawabnya pelan, namun dengan nada yang lebih lembut dari biasanya.
Keduanya kembali duduk dengan sedikit canggung, tapi ada hal yang terasa berbeda. Momen itu tidak mereka bicarakan lebih lanjut. Mereka tahu bahwa ini bukan hanya tentang kostum atau Halloween. Sesuatu yang lebih dari sekadar kebetulan baru saja terjadi di antara mereka, dan mungkin, mereka akan terus merenungkannya di dalam hati mereka masing-masing.
Tanpa banyak kata, mereka melanjutkan perjalanan, menikmati momen siang itu yang terasa lebih dari sekadar sebuah kebetulan. Halloween kali ini memberi mereka lebih dari sekadar tawa dan kostum lucu—itulah awal dari sesuatu yang lebih besar yang belum mereka pahami sepenuhnya.
TO BE CONTINUE~
KAMU SEDANG MEMBACA
Imina SkyNani | Behind the Scenes
FanfictionSebuah perjalanan hubungan antara dua aktor GMMTV, Sky dan Nani, yang awalnya hanya sahabat dan partner kerja dalam sebuah proyek, High School Frenemy. Bermula menjadi teman hingga sahabat hingga hubungan yang semakin dalam di balik layar, mereka me...