[Season 2] Friends 2

137 13 0
                                    

Mobil SUV milik Dew melaju pelan memasuki kompleks apartemen Nani. Udara malam yang sejuk terasa menyegarkan setelah seharian mereka menghabiskan waktu bersama. Dew mengemudi dengan santai, sementara Win duduk di kursi depan, masih tertawa tentang candaan mereka selama makan malam tadi. Sky dan Nani duduk di kursi belakang, sedikit terdiam, namun terasa nyaman meski tanpa banyak kata.

"Thanks, Dew. Lo udah nemenin gue sama Nani seharian," ucap Sky sambil menoleh ke arah Dew. Wajahnya terlihat lebih santai dari sebelumnya, seolah hari itu memberinya sedikit kelonggaran setelah sekian lama sibuk dengan berbagai pekerjaan.

"Nggak masalah. Ini seru kok. Jadi, kapan kalian berdua jadi couple beneran? HAHAHAHA" Dew menyelipkan candaan, meskipun ada nada serius di balik tanyaannya.

Sky langsung menoleh ke Nani dengan tatapan terkejut. Nani yang duduk di sampingnya hanya mengangkat bahu, tidak menggubris pertanyaan Dew dengan serius, hanya tersenyum tipis. "Lo tahu sendiri lah, bro," jawab Nani, agak gelengan kepala.

Win yang duduk di depan ikut menimpali, "Ya, bener tuh, Dew. Mereka berdua tuh kayak minyak dan air, nggak bakal nyatu—tapi anehnya, kok bisa saling ngertiin gitu."

Dew mengangguk dengan ekspresi yang sedikit lebih serius. "Ya, meskipun begitu, kalian tuh punya koneksi yang beda. Gue bisa lihat itu."

Mobil berhenti di depan pintu masuk apartemen Nani. Dew menatap ke belakang sambil mengunci rem tangan. "Yaudah, selamat malam guys. Nanti kita hangout lagi, ya? Biar gue lihat nih 'perasaan' kalian berkembang," katanya dengan senyum nakal, tapi jelas ada kehangatan di matanya.

Sky keluar lebih dulu, mengucapkan terima kasih kepada Dew. "Kita kabarin lo kalau ada waktu kosong," katanya, lalu menutup pintu mobil dan melangkah menuju pintu gedung.

Nani yang sedang merapikan jaketnya menatap Dew sejenak, seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi hanya mengangguk sebagai tanda terima kasih. "Thanks, Dew. Besok kita ngobrol lagi."

Dew membalas dengan anggukan dan senyum lebar, lalu mengemudi pergi, meninggalkan Nani dan Sky di depan apartemen.



~

Di Apartemen Nani

Sesampainya di dalam apartemen, suasana terasa lebih tenang setelah kehebohan sepanjang hari. Sky meletakkan jaketnya di sofa dan duduk di samping meja kecil, mengamati ruangan Nani yang tidak terlalu besar tapi nyaman. "Lo nggak ada rencana kerjaan malam ini, kan?" tanya Sky sambil menatap Nani, yang sedang mengganti sepatu.

"Gue sih nggak ada. Lo sendiri? Pasti masih banyak yang perlu diselesaikan kan?" Nani balik bertanya.

Sky menggelengkan kepala, meskipun ada tumpukan skrip di tasnya yang belum selesai dibaca. "Sebenernya ada, tapi gue rasa gue butuh waktu buat diem sejenak, santai, gitu."

Mereka duduk berdua di sofa, suasana lebih santai dan nyaman dibandingkan sebelumnya. Sky meraih remote TV, menyalakan beberapa channel acak, tapi perhatian mereka lebih tertuju pada percakapan kecil antara keduanya.

"Lo nggak ngerasa capek, gitu? Dengan semuanya yang terjadi?" Sky tiba-tiba bertanya, memecah keheningan.

Nani terdiam sejenak, menatap layar TV yang tidak begitu menarik. "Capek sih, kadang. Tapi, gue udah biasa. Lo tahu kan, ini jalan yang gue pilih."

Sky menatap Nani lebih intens, ada rasa simpati yang muncul dalam hatinya. "Gue ngerti. Tapi, lo tahu kan, gue selalu ada kalau lo butuh."

Nani hanya tersenyum kecil, merasa lega mendengar itu. Ada kedamaian dalam kata-kata Sky, meskipun sering kali keduanya hanya bercanda satu sama lain. "Gue tahu, kok. Kadang lo tuh lebih dari sekadar temen."

Sky sedikit terkejut dengan kalimat itu, namun memilih untuk tidak mengungkapkan perasaannya lebih lanjut. Mereka berdua terdiam, hanya mendengarkan suara latar di TV, namun hati mereka penuh dengan pikiran yang tak terucapkan.



~

Sebelum Tidur

Saat malam semakin larut, Sky memutuskan untuk pulang, tapi Nani menghentikannya. "Lo nggak mau stay malam ini? Kan, udah malam banget." Meskipun mereka jarang menghabiskan waktu berdua semalam suntuk, Nani merasa lebih nyaman dengan kehadiran Sky.

Sky menatap Nani sejenak, ragu-ragu, tapi akhirnya mengangguk. "Yaudah, gue stay. Tapi cuma karena lo yang ngajak."

Mereka berdua akhirnya duduk berbaring di sofa besar, ngobrol ringan dan saling bercerita tentang hari-hari sibuk mereka. Tidak ada yang perlu dipaksakan, hanya kedekatan yang mulai terasa lebih nyata.

Di malam itu, ada kedamaian yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata—sebuah hubungan yang tumbuh dalam diam, namun penuh dengan makna.






TO BE CONTINUED~

Imina SkyNani | Behind the ScenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang